Tentang Berawal dan (Belum) Berakhir

Eny Kurniawati
Binar Academy
Published in
6 min readNov 30, 2018
Photo by http://netaq.ae/blog/ui-vs-ux-part-1-comparing-apples-oranges/

Selama beberapa dekade ini, perkembangan dan persaingan dalam industri kreatif semakin bergairah. Para startup muda berlomba untuk menggagas ide karena dirasa menjadi ladang prospektif harapan bagi para pencari kerja. Banyak pula yang akhirnya terinspirasi dan timbul rasa ingin menjadi pioneer, menjadi pemberi kerja. Banyak kemudahan dalam bayangan yang coba dijadikan nyata oleh mereka. Segala hal yang dahulu hanya berkutat di zona konvensional, sekarang jadi semudah genggaman dan sentuhan. Sebut saja aplikasi ojek online, belanja online dan bahkan hampir segala hal sekarang secara otomatis dilakukan dengan “online”.

Photo by Venveo on Unsplash

Banyak orang yang ingin turut “nyemplung” menjadi bagian perkembangan industri kreatif, banyak pula bermunculan sekolah non-formal pemrograman, mulai dari sekolah yang mematok harga selangit hingga yang memberi ilmu secara free, tidak dipungut alias graatiiiis. Di kesempatan ini, saya ingin membagi sedikit cerita tentang kesempatan mendapat ilmu secara gratis lewat Binar Academy hingga bagaimana saya berkenalan dengan si UI/UX yang ingin kujadikan tambatan masa depan (tsaaaahh).

Binar Academy

https://www.binar.co.id

Ada apa dengan Binar Academy?

Binar Academy adalah sebuah sekolah (academy) non-formal yang digagas oleh Mbak Alamanda Shantika Santoso (mantan VP salah satu perusahaan digital startup Indonesia) dengan tujuan untuk membangun ekosistem digital startup melalui kolaborasi di Indonesia. Binar Academy menawarkan program belajar offline secara gratis selama hampir 3 bulan lamanya (8–9 minggu). Karena gratis, Para calon student diwajibkan memilih platform apa saja yang akan dipelajari selama program berlangsung, di antaranya Product Manager (PM), Backend, Frontend, Android Developer, iOS Developer, Quality Assurance, dan UI UX Designer, dan tentunya lolos menjawab beberapa pertanyaan seputar IT dan logika.

Photo by Franck V. on Unsplash

Berawal dari obrolan singkat dengan seorang kawan yang belum lama saya kenal pada awal tahun 2018 di sebuah seminar data science di Jakarta, beliau menceritakan bahwa beliau mendapat kesempatan untuk menimba ilmu di Binar Academy pada Maret 2018. Lewat mbak Winda Angel, saya dikenalkan dengan Binar Academy. Setelah mencoba dua kali test, akhirnya kesempatan itu datang. Di Binar, kami tidak hanya diajarkan oleh para mentor dengan berbagai pengalaman seputar platform yang sudah kami pilih, namun kami juga belajar langsung bagaimana membuat dan memanage berbagai hal untuk membuat product digital yang efisien dan tepat waktu.

UI-UX Design

Photo by: https://arpentechnologies.com/es/blog/diseno-web/diferencias-entre-ui-y-ux/

UI/UX merupakan dunia yang baru bagi saya. Saat pertama kali mendaftar saya sedikit penasaran dengan UI/UX Designer. Apa sih UI/UX itu?

Saya hanya terpikirkan bahwa UI adalah soal tampilan dan UX adalah soal pengalaman dan kenyamanan user. Sedikit bimbang karena saya benar-benar awam dalam dunia design, saya sempat berkonsultasi dengan salah satu panitia, mencari pencerahan bagaimana UI/UX sebenarnya, lalu setelahnya saya mantap untuk benar-benar belajar UI/UX.

Wireframe Chatting room Sadar Siaga

Hari pertama kelas dimulai, ternyata panitia yang saya tanyai pada saat itu adalah mentor saya sendiri di kelas, Mas Rahmat Heruka. Di sini saya belajar hal baru, bagaimana seorang UI/UX designer merancang sebuah tampilan sebuah aplikasi dan website yang ciamik, hingga akhirnya diimplementasikan oleh kawan-kawan dari platform lain. Merancang tampilan sebuah product tidak hanya bicara tampilan dan kenyamanan user, namun harus juga memikirkan 3 aspek utama, yaitu : User, Developer dan Business, bagaimana ke tiga aspek itu saling terkait dan berkesinambungan. Saya banyak belajar mengenai istilah-istilah dan step dalam membuat sebuah product, seperti : User Persona, Wireframe, Lo-Fi (Low Fidelity), Hi-Fi (High Fidelity) dan Mockup. Saya juga belajar bagaimana mencari tahu mengenai warna, huruf (typhography), gradasi warna dan lain-lain.

Sadar Siaga Team

Sadar Siaga after Party Class 2

Saya diberi kesempatan bergabung dengan teman-teman kelompok E di Batch 9 ini. Tema yang diusung untuk product yang harus setiap tim buat di Batch 9 ini adalah “Bencana.” Product yang coba kelompok E tawarkan adalah “Sadar Siaga.” Product ini berisi tentang aplikasi chat yang

Sadar Siaga Application

diperuntukan untuk komunikasi desa dan warganya, menyebarkan berita penting dan meminimalisir berita hoax, update bencana alam (scrapping dari BMKG) dan meminta pertolongan lewat tombol bantuan (secara broadcast ke seluruh kontak dan grup). Di sini, kami bukan hanya belajar bagaimana membuat product tapi juga belajar bagaimana bekerja dalam tim, memanage waktu, dan sharing tentang pengalaman dan bagaimana membuat product yang terlihat layak pakai dan jual.

It’s Showcase timeee !!

Showcase and Graduation Day

Tanpa terasa, waktu berlalu dengan cepat. Setelah merasakan pengalaman Party Class 1 dan 2, sebelum melalui debaran mencekam, 2 hari sebelum Showcase kami diwajibkan untuk melakukan rehearsal, mempresentasikan product setiap team di hadapan para mentor dan master.

It’s Showcase time !

Kami mempresentasikan semua hasil kerjasama yang sudah dilakukan selama berminggu-minggu di hadapan para judges (2 orang dari pihak Binar dan 3 orang dari perusahaan partner Binar: Investree, Stormbee dan Kiostix). Masing-masing individu dari setiap team berkesempatan melakukan presentasi product teamnya sesuai dengan platform yang sudah dipelajari, yang kemudian akan dinilai secara individu oleh 3 judges eksternal Binar dan secara kelompok oleh seluruh Judges. Moderator menyebutkan 5 best student Batch 9, 3 di antaranya berasal dari kelompok E, yeaaaayyy!!! Walaupun tidak menjadi bagian dari 5 orang tersebut, namun menjadi satu kelompok dengan mereka juga memiliki kebanggaan tersendiri, turut bahagia saat teman satu kelompok kita ternyata adalah the best student. Lalu golden ticket untuk bisa “dating” dengan para judges eksternal diberikan lewat PM masing-masing kelompok. 1 kelompok diberikan 5 ticket. Bahkan ada student yang mendapat 2 golden ticket. Sedikit berharap dapat menjadi bagian sesi “dating” tapi ternyata belum diberi kesempatan untuk itu. Acara ditutup dengan foto bersama dan penyerahan cake secara simbolis kepada wakil salah satu student.

It Was End But Not The Last !

Photo by Manuel Cosentino on Unsplash

Dengan dilaksanakannya Graduation untuk Batch 9, hal ini menandakan bahwa berakhirnya program belajar kami di Binar Academy. Namun yang sebenarnya terjadi adalah perjuangan untuk belajar lebih ekstra di luar Binar, mengeksplore diri lebih jauh dan mengimplementasikan segala ilmu yang sudah didapat untuk lebih bermanfaat bagi orang lain adalah sebuah “PR” lanjutan yang mungkin tidak akan ada ujungnya selama kita masih diberi nafas.

Terima kasih Binar Academy , para mentor, para master, teman-teman kelompok E Sadar Siaga, dan teman-teman kelas UI/UX atas kesempatan, kritik, dan saran yang membangun selama ini.

“Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”

-Imam Syafi’i

--

--