Anies Baswedan Positif Corona, Bagaimana Sentimen Pemberitaannya?

Yoga Cholandha
Binokular
Published in
6 min readDec 1, 2020

Dua hari setelah wakilnya, Riza Patria, dinyatakan positif terinfeksi virus corona, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pun menyusul. Selasa (1/12/2020) siang WIB, Anies menyampaikan bahwa dirinya positif mengidap COVID-19.

Anies menjalani tes usap PCR pada Senin (30/11) siang dan hasil tes tersebut keluar pada Selasa dini hari. Pekan lalu, Anies sempat pula menjalani dua kali tes PCR, termasuk setelah Riza positif terinfeksi virus, tetapi semua hasilnya negatif.

Lewat pengumuman resmi yang disampaikan Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Anies menyatakan bahwa dirinya tidak mengalami gejala apa pun. Dia juga akan langsung menjalani isolasi mandiri dan meminta kepada siapa pun yang pernah berkontak dengannya dalam beberapa hari terakhir untuk segera menjalani tes usap.

“Tentu tim tracing dari Dinkes juga akan mendata dan menghubungi kontak erat saya. Seluruh prosedur terkait akan dijalankan,” tutur Anies.

Meski terinfeksi virus corona, Anies menjamin tidak ada proses pengambilan kebijakan yang terganggu. Pasalnya, dia tetap akan memimpin rapat-rapat secara virtual. “Sejak Maret lalu kita sudah terbiasa bekerja secara virtual,” ucap Anies.

Sebagai tindak lanjut dari terinfeksinya Anies ini, kantor Gubernur DKI akan ditutup seperti halnya kantor Wakil Gubernur. Sementara itu, Balai Kota yang lokasinya berbeda dengan kantor Gubernur dan Wakil Gubernur tetap beroperasi dengan protokol kesehatan ketat.

Anies sendiri merupakan kepala daerah ke-13 di Indonesia yang terjangkit virus corona. Sebelum dia dan Riza, ada Wali Kota Bogor Bima Arya, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Bupati Pemalang Junaedi, Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution, Gubernur Kepulauan Riau Isdianto, serta Bupati Melawi Panji yang terpapar virus tersebut.

Tak lama setelah Anies dinyatakan positif, Gubernur Riau Syamsuar juga menyusul. Itu artinya, sejak pandemi virus corona melanda, 14 kepala daerah sudah terjangkit. Ini belum termasuk para calon kepala daerah yang telah terdaftar di Pilkada 2020. Menurut kabar terbaru dari CNN Indonesia, 70 calon kepala daerah telah terpapar virus corona dengan 3 di antaranya meninggal dunia.

Para calon kepala daerah yang meninggal akibat COVID-19 itu adalah calon bupati petahana Kabupaten Berau Muharram, calon wali kota Bontang Adi Darma, dan calon bupati Bangka Tengah Ibnu Soleh. Mereka meninggal dalam kurun waktu 22 September hingga 4 Oktober 2020.

Selain kepala daerah dan calon kepala daerah, virus corona juga sempat menjangkiti sejumlah pejabat negara lain. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Agama Fachrul Razi, serta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo adalah tiga contoh pejabat yang pernah berjuang melawan COVID-19.

Terjangkitnya para kepala daerah, calon kepala daerah, serta pejabat-pejabat negara ini menjadi pengingat bahwa virus corona masih ada dan bahaya yang ditimbulkannya begitu nyata. Jika para pembesar yang hampir pasti mendapatkan perlindungan terbaik saja bisa terinfeksi, bagaimana dengan rakyat jelata yang terkadang alpa terhadap protokol?

Pertumbuhan kasus harian corona di Indonesia.
Pertumbuhan kasus corona Indonesia dari waktu ke waktu.

Total, sudah ada 538.883 kasus corona positif yang ditemukan di Indonesia. Memang, 450.518 penderita sudah dinyatakan sembuh. Akan tetapi, di saat yang bersamaan, 16.945 orang harus kehilangan nyawa akibat virus ini. Selain itu, berdasarkan data 30 November 2020, jumlah kasus aktif masih berada di angka 71.420.

Berdasarkan grafik yang tertera di situs Worldometer, bisa dilihat bahwa penambahan kasus corona harian secara umum terus mengalami peningkatan. Bahkan, pada 29 November lalu, penambahan kasus mencapai 6.267. Ini merupakan rekor penambahan kasus terbanyak di Indonesia sejak pandemi mulai melanda.

Dari sekian kasus corona yang ada di Indonesia, DKI Jakarta menjadi penyumbang terbanyak. Total kasus yang ada di provinsi ini mencapai 136.861. Akan tetapi, tingginya jumlah kasus ini disebabkan oleh lebih aktifnya DKI dalam melakukan tes kepada masyarakat.

Sebagai gambaran, per sejuta penduduk, DKI telah melakukan 154.398 tes. Sementara itu, di Indonesia secara keseluruhan, tiap satu juta penduduk baru 14.122 tes yang dilakukan. Dengan kata lain, dibanding dengan provinsi lainnya, DKI adalah yang paling becus dalam menangani pandemi, setidaknya jika ukurannya adalah jumlah tes.

Namun, DKI tentunya masih jauh dari kata sempurna. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta protokol kesehatan masih jauh sekali dari harapan. Kegiatan-kegiatan yang memicu terbentuknya kerumunan masih bisa dengan mudah ditemukan di provinsi ini. Terbaru, yang menjadi sorotan adalah acara penyambutan Rizieq Shihab serta perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di markas FPI di Petamburan.

Meski demikian, sebagai gubernur, Anies sebenarnya termasuk sosok yang cukup proaktif dalam menanggapi pandemi. DKI Jakarta adalah provinsi pertama yang menerapkan PSBB. Kemudian, setelah PSBB penuh dicabut dan kasus kembali meningkat pesat, Anies pun langsung menarik rem darurat dengan mengumumkan PSBB kedua.

Akan tetapi, PSBB kedua itu mendapat tentangan dari banyak pihak sehingga pelaksanaannya pun tidak optimal. Secara teknis, PSBB transisi masih berlaku tetapi efeknya tidak lagi seperti pada PSBB pertama yang berlangsung dari 10 April sampai 5 Juni. Ketika itu penambahan jumlah kasus harian selalu berada di bawah 1.000 tetapi setelah 5 Juni hampir selalu di atas 1.000.

Analisis Pemberitaan di Media

Kabar Anies Baswedan terjangkit virus corona ini segera menjadi isu yang ramai dibicarakan di media sosial. Di Twitter, Binokular menemukan beberapa kata kunci yang berkaitan dengan kabar tersebut. Yakni: #syafakallahGubDKI, Anies, Pak Anies, Pak Gub, Semoga Allah, dan Gubernur. Adapun, “syafakallah” berarti “semoga si sakit segera disembuhkan oleh Allah”.

Dalam tempo sekitar empat jam, sudah puluhan ribu cuitan yang berkaitan dengan kabar Anies terjangkit COVID-19 muncul. Dari beberapa cuitan yang kami pantau, tidak ada ucapan negatif soal Anies. Bahkan, orang yang mengaku tidak menyukai Anies pun tetap mendoakan agar dirinya cepat sembuh.

“Walau tidak menyukai dirinya, aku berharap dia lekas sembuh. Cepat sembuh, Pak Anies,” cuit Alexander Thian yang memiliki handle Twitter @aMrazing. Cuitan asli ditulis dalam bahasa Inggris dan kutipan tersebut adalah hasil terjemahan.

Selain ramai di media sosial, pemberitaan mengenai terinfeksinya Anies juga ramai di media massa. Sejak pengumuman diberikan oleh Anies, sudah muncul 228 pemberitaan. Untuk sementara ini, pemberitaan baru muncul di media daring (224) dan media elektronik (4).

Soal sentimen, di media daring pemberitaan “Anies Baswedan Positif COVID-19” menghasilkan 44% sentimen positif, 52% sentimen negatif, dan 4% sentimen netral. Di media elektronik, 3 berita (75%) menghasilkan sentimen negatif dan satu berita lain bersentimen positif.

Pertumbuhan berita “Anies Baswedan Positif Covid-19”.
Sentimen berita “Anies Baswedan Positif Covid-19”.
Sumber berita “Anies Baswedan Positif Covid-19”.

Kabar kepala daerah terjangkit virus corona tentu saja merupakan berita buruk. Namun, ternyata ada cukup banyak berita (98) yang menghasilkan sentimen positif. Apakah ini berarti ada yang bergembira melihat Anies terinfeksi virus?

Eits… bukan begitu. Berita yang bersentimen positif muncul cukup banyak karena: 1) Anies tidak menunjukkan gejala dan tetap bisa menjalankan roda pemerintahan, 2) Pemerintah DKI Jakarta bertindak sigap dengan menuutup kantor Gubernur, dan 3) Ada cukup banyak pihak yang mendoakan Anies, termasuk seorang menteri dari Malaysia bernama Amirudin Shari.

Sementara itu, berita-berita yang menghasilkan sentimen negatif berkisar pada kronologi Anies terpapar virus, alasan Anies mengumumkan bahwa dirinya terjangkit COVID-19, sampai penjelasan mengapa Anies negatif corona lewat tes usap antigen tetapi dinyatakan positif setelah tes usap PCR.

Jadi, sejauh ini bisa disimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada yang memberitakan terinfeksinya Anies dengan buruk. Memang ada berita yang secara spesifik membahas “kedengkian terhadap Anies”, yaitu dari Fajar.co.id. Namun, yang dibahas di situ adalah keheranan Komisaris Ancol Geisz Khalifah terhadap orang-orang yang melampiaskan kedengkian terhadap sang gubernur.

Status Anies sendiri saat ini “hanyalah” kepala daerah. Namun, sesungguhnya pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, itu punya reputasi berskala nasional. Buktinya, berdasarkan data Newstensity, berita soal Anies ini muncul dari 23 provinsi berbeda, dari Sumatera sampai Papua. Satu-satunya wilayah yang tak memberitakan Anies adalah Maluku.

--

--

Yoga Cholandha
Binokular

I write about football, music, TV shows, movies, WWE, and maybe some other things.