Efek Cuaca Panas Ancam Sektor Pertanian Indonesia

Kurnia Siti Mahaniyah
Binokular
Published in
6 min readMay 16, 2024

--

Ilustrator: Aan K. Riyadi

Cuaca panas dan penurunan intensitas hujan sedang melanda sebagian besar wilayah Indonesia belakangan ini. Kondisi tersebut menyebabkan suhu udara terasa lebih sumuk alias gerah. Selama sepekan terakhir, suhu panas di atas 36 derajat celcius dialami masyarakat Deli Serdang, Medan, Kapuas Hulu, Sidoarjo, dan Bengkulu.

Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bukan cuma wilayah Indonesia saja yang diterjang cuaca panas. Negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara juga dilanda gelombang panas (heatwave) selama berminggu-minggu hingga mencapai rekor suhu tertinggi. Suhu di Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, India, dan Bangladesh diperkirakan sampai berada di atas 40 derajat Celsius. Fenomena gelombang panas ini telah mengakibatkan pemerintah Thailand mengeluarkan peringatan “kondisi buruk”, sementara para pejabat di Filipina, India, dan Bangladesh terpaksa meliburkan sekolah-sekolah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut suhu panas yang terjadi adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan. Kondisi tersebut merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

Udara panas di Indonesia diprediksi berlangsung selama beberapa pekan atau beberapa bulan hingga musim kemarau berakhir. Dwikorita menyebut bahwa udara panas juga dapat menurun jika hujan turun. Musim kemarau sudah berlangsung di berbagai wilayah Indonesia saat ini. BMKG melalui Prediksi Musim Kemarau Indonesia 2024 di Indonesia menyebut bahwa musim kemarau di Indonesia akan terjadi mulai Mei hingga Agustus 2024.

Ancaman Untuk Sektor Pertanian

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan kembali ihwal dampak peningkatan suhu udara terhadap sektor pertanian di Indonesia. Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha mengatakan kenaikan suhu dapat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan. “Laju evaporasi lebih tinggi, sehingga air lebih banyak hilang dan laju transpirasi juga meningkatkan yang membuat tanaman lebih banyak membutuhkan air,” ujarnya, Jumat (3/5).

Yudhistira menjelaskan saat malam hari jika suhu meningkatkan akan ada kompensasi hasil fotosintesis yang akan dibuang melalui transpirasi, sehingga hasil panen menurun. Pada tanaman tertentu seperti padi, ujarnya, fase yang paling sensitif suhu tinggi lebih dari 35 derajat Celcius adalah saat primodial — pembungaan. Suhu tinggi dapat menyebabkan keguguran polen atau serbuk sari, sehingga tanaman menjadi hampa.

Bentuk mitigasi yang dapat dilakukan petani adalah menanam varietas yang tahan terhadap suhu tinggi. Saat ini belum banyak dilakukan pemuliaan padi yang toleran suhu tinggi, akan tetapi ada beberapa varietas yang sudah dilepas dari program penelitian cekaman suhu tinggi, yaitu Inpari Digdaya (tetuanya varietas dular yang tahan suhu tinggi).

Yudhistira mengungkapkan meski peningkatan suhu udara terjadi di sejumlah negara Asia dan menyebabkan kerusakan terhadap lahan-lahan pertanian, akan tetapi belum ada laporan dampak fenomena itu ke Indonesia.

Dampak Climate Change Terhadap Perekonomian Indonesia

Peneliti Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Etika Karyani mengatakan, perubahan iklim (climate change) menjadi ancaman ekonomi terbesar pada tahun 2024 untuk Indonesia. Perubahan iklim menjadi ancaman terbesar selain dinamika politik dan serangan siber (cyber attack).

Dampak perubahan iklim juga sudah menjadi perhatian pemerintah. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan perubahan iklim bisa menimbulkan kerugian Indonesia hingga Rp544 triliun. Sri Mulyani mengatakan perubahan iklim akan berpengaruh pada kehidupan manusia, seperti sektor ekonomi dan keuangan. Ia mendorong para pemangku kepentingan agar saling bekerja sama untuk mengatasi dampak tersebut dengan tindakan nyata yang kredibel dan efektif.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan usaha Indonesia untuk menghindari bencana perubahan iklim dilakukan secara sistematis. Usaha ini mendapatkan rekognisi dan kompensasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, seperti Green Climate Fund (GCF), yang merupakan dana khusus terbesar di dunia yang digunakan untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (mitigasi) dan meningkatkan kemampuan dalam menanggapi perubahan iklim, pembayaran berdasarkan performa atau RBP dari REDD++. Ia juga menekankan mitigasi bencana perubahan iklim yang diupayakan oleh Indonesia tidak hanya bergantung pada pembayaran lembaga internasional tetapi berkaitan erat dengan regulasi.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan isu climate change atau perubahan iklim sangat mempengaruhi Indonesia, terutama terhadap produksi pangan. Airlangga menjelaskan, produksi pangan Indonesia pada tahun lalu mengalami penurunan cukup besar, sehingga Indonesia harus melakukan impor pangan.

“Impor pangan tahun kemarin 3,6 juta, tahun ini kuotanya bisa sampai 3 juta,” kata Airlangga dalam acara Rapat Kerja Nasional (14/5)

Trafik Pemberitaan di Media Massa

Cuaca panas yang melanda Indonesia mendapat trafik pemberitaan yang tinggi di media massa. Melalui mesin big data Newstensity milik PT Nestara Teknologi Teradata, Jangkara memantau pemberitaan tentang cuaca panas yang melanda Indonesia pada periode 1–14 Mei 2024.

Grafik 1. Linimasa Pemberitaan Cuaca Panas Indonesia Periode 1–14 Mei 2024 (Sumber: Newstensity)

Kata kunci yang digunakan dalam pantauan media massa adalah “Cuaca Panas Indonesia” ditemukan jumlah pemberitaan mencapai 2.525 berita. Puncak keramaian berita mengenai cuaca panas Indonesia terjadi pada 6 Mei 2024. Hal ini dipicu oleh pemberitaan tentang penjelasan BMKG terkait penyebab terjadinya cuaca panas di Indonesia yang dikarenakan periode peralihan musim.

Grafik 2. Top Media terkait Pemberitaan Cuaca Panas Indonesia Periode 1–14 Mei 2024 (Sumber: Newstensity)

Media yang paling banyak memberitakan tentang cuaca panas Indonesia adalah beritasatu.com dengan total 74 berita diterbitkan. Kemudian disusul oleh detik.com 54 pemberitaan. Liputan6.com dan rri.co.id masing-masing menerbitkan 50 berita.

Gambar 1. Lokasi Pemberitaan Cuaca Panas Indonesia Periode 1–14 Mei 2024 (Sumber: Newstensity)

Terlihat dari peta sebaran lokasi pemberitaan terkait cuaca panas yang melanda Indonesia berada hampir di seluruh titik wilayah. Sehingga tidak heran jika kondisi suhu udara yang menjadi panas dialami oleh sebagian besar wilayah di Indonesia juga.

Pantauan di Media Sosial ‘X’

Cuaca panas yang terjadi di Indonesia menjadi bahasan yang hangat warganet di media sosial X. Jangkara memantau keramaian tersebut melalui mesin big data Socindex milik PT Nestara Teknologi Teradata, dengan kata kunci “Cuaca Panas” pada periode 1- 14 Mei 2024.

Grafik 3. StatistikCuaca Panas Indonesia Periode 1–14 Mei 2024 (Sumber: Socindex)

Selama periode pemantauan, perbincangan terkait cuaca panas yang terjadi di Indonesia mendapatkan total engagement sebanyak 32.502 dengan pembicaraan mencapai 1.505 talk, perolehan applause mencapai 23.219 likes, dan jumlah audiens yang tidak sedikit, yaitu 2.1 juta audience. Buzz reach isu cuaca panas Indonesia berpotensi untuk lewat di linimasa 138.6 juta.

Grafik 4. Linimasa Cuaca Panas Indonesia Periode 1–14 Mei 2024 (Sumber: Socindex)

Puncak perbincangan di media sosial X perihal cuaca panas Indonesia terjadi pada tanggal 1 Mei 2024. Hal ini dipicu oleh keluhan warganet terhadap panasnya suhu udara di Indonesia. Jumlah interaksi pada media sosial X mencapai 29 percakapan dengan 7.101 likes dan virality sekitar 2.275.

Gambar 2. Top Likes Cuaca Panas Indonesia Periode 1–14 Mei 2024 (Sumber: Socindex)

Berdasarkan isu terkait cuaca panas yang terjadi di Indonesia, beberapa akun warganet menjadi top likes di media sosial X selama periode pemantauan 1- 14 Mei 2024 yaitu @Eyulihastin menyoroti suhu udara yang memanas akhir-akhir ini ternyata sudah terjadi sejak awal tahun 2000 di kota Bandung. Kemudian akun bernama @mcitraningrum mengungkapkan tetang dampak cuaca panas yang terjadi di Indonesia seperti ancaman kekeringan, gagal panen, dehidrasi dan masalah kesehatan.

Epilog

Perubahan iklim bukan masalah yang sederhana. Penyelesaiannya pun tak bisa dalam hitungan hari. Pada saat yang sama, perubahan iklim telah memberikan dampak yang sedemikian luas, tak terkecuali di bidang ekonomi. Pemerintah menyadari bahwa dampak perubahan iklim tak bisa diabaikan begitu saja. Sejumlah langkah mitigasi sudah disiapkan. Namun, upaya pemerintah ini tidak akan berjalan dengan efektif, tanpa dukungan masyarakat. Saatnya semua pihak menyadari besarnya dampak perubahan iklim, dan mulai bertindak untuk mengatasinya.

--

--