Gopay Masuk Tokopedia, Warganet Kebingungan

Khoirul Rifai
Binokular
Published in
7 min readOct 19, 2021

Tanggal 15 Oktober 2021 saya berniat membayar tagihan internet dan TV kabel langganan melalui Tokopedia. Saat akan melakukan pembayaran, baru saya menyadari kalau opsi pembayaran OVO tidak muncul di halaman utama. Justru opsi pembayaran via Gopay yang mengambilalih posisi OVO. Biasanya, saya memang menambahkan OVO Points untuk mengurangi nominal pembayaran meski jumlahnya tidak signifikan. Setahun belakangan saya memang lebih menyukai bertransaksi di Tokopedia entah itu berbelanja, membayar listrik, membeli pulsa, atau membayar internet.

Gambar 1. Tampilan muka Tokopedia teranyar di smartphone.

Setelah selesai melakukan pembayaran, saya berselancar di Twitter dan mencari berita tentang hilangnya OVO dari tampilan muka Tokopedia. Ternyata, per Oktober 2021 Tokopedia memang memasukkan Gopay sebagai salah satu opsi pembayaran untuk menggantikan OVO. Program TokoPoints pun juga beralih menjadi Gopay Coins. Menurut Head of Corporate Communications GoPay Winny T yang dilansir kompas.com, layanan pembayaran GoPay di aplikasi Tokopedia dilakukan secara bertahap sehingga belum semua pengguna Tokopedia bisa menikmati pembayaran via Gopay.

Bagian dari Proses Bisnis

“Hilangnya” OVO sejatinya sudah diprediksi oleh masyarakat saat Gojek dan Tokopedia meresmikan merger mereka pada 17 Mei 2021. Saat itu, publik meramalkan OVO akan ditendang dari sistem pembayaran Tokopedia dan digantikan Gopay sebagai bagian dari GoTo Financial.

Gambar 2. Tangkapan layar Twitter @fyuga14

Tokopedia sebelumnya sudah menguasai 36,1 persen saham OVO melalui perusahaan induk PT Bumi Cakrawala Perkasa sehingga menjadikan OVO sebagai opsi pembayaran utama sejak 2018. Setelah adanya merger antara Gojek dan Tokopedia yang membentuk GoTo, Tokopedia memang harus melepas kepemilikan sahamnya di OVO. Hal ini terkait dengan regulasi dari Bank Indonesia (BI) yang melarang adanya kepemilikan atau controlling interest di lebih dari satu perusahaan jasa pembayaran. Saham yang dikuasai Tokopedia akhirnya dijual ke Grab sehingga aplikasi super asal Singapura itu menguasai 90 persen saham OVO.

Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit menyebut hal ini sebagai dampak yang wajar dari perubahan struktur kepemilikan OVO sembari meyakinkan publik bahwa pembayaran via OVO di Tokopedia masih bisa dilakukan. Sementara itu, keluarnya Tokopedia dari kepemilikan OVO kemungkinan bisa berdampak buruk pada OVO karena hilangnya potensi pendapatan. Sebab bergabungnya Tokopedia dengan Gojek akan membuat Tokopedia lebih menonjolkan opsi pembayaran GoPay dibandingkan dengan OVO. Meski Ovo disebut sebagai dompet digital terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar 38 persen menurut riset Mobile Payments Report 2021 oleh Boku Inc, sejumlah besar volume transaksi OVO datang melalui Tokopedia, yang berpotensi menimbulkan potensi penurunan pendapatan di masa depan jika OVO tidak menjadi pembayaran utama.

Bagi Gopay sendiri, keadaan ini bisa menjadi momen untuk menjadikan mereka sebagai dompet elektronik teratas di Indonesia. Nila Marita, Corporate Affairs GoTo mengaku, integrasi ini telah direncanakan sejak beberapa waktu lalu dan akan memberikan kesempatan untuk memperdalam strategi GoPay dan memperkuat ekosistem GoTo Finansial. Nila menjelaskan bahwa, Grup GoTo memiliki total nilai transaksi (GTV) di 2020 sebesar US$ 22 miliar dengan total jumlah transaksi lebih dari 1,8 miliar.

Publik Kebingungan, Strategi Marketing atau Minim Sosialisasi?

Ramalan netizen perihal digantikannya OVO dengan Gopay memang menjadi kenyataan meski tidak sepenuhnya benar. Berawal dari merger Gojek dan Tokopedia, lalu berlanjut saat Grab diberitakan meningkatkan kepemilikannya di OVO hingga 90 persen setelah membeli sisa saham milik Tokopedia dan Lippo pada 04 Oktober 2021 lalu. Setelah itu, muncul berita-berita proyeksi rencana bisnis OVO dan Gopay setelah kesepakatan ini terjadi, salah satunya opsi menjadikan Gopay sebagai pembayaran utama di Tokopedia.

Gambar 3. Tangkapan layar status @sociogeeks_

Lalu di hari yang sama, utas dari akun @sociogeeks_ muncul dan berasumsi Tokopedia akan berfokus pada Gopay setelah menjual saham OVO ke Grab. Hingga tanggal 4 Oktober 2021, publik masih belum menyadari perubahan yang akan terjadi.

Gambar 4. Tangkapan layar status @RJLetsGo

Warganet mulai menyadari akan adanya perubahan setelah akun @RJLetsGo membuat status bahwa OVO akan dilepas Tokopedia dan menyebut transaksi kedepan akan memakai Gopay. Cuitan ini menjadi top post dengan 108 komentar, 51 retweets, dan 1.200 likes. Dari sini, warganet mulai bersuara tentang pengalaman dan preferensi masing-masing dalam menggunakan OVO maupun Gopay. Namun karena belum ada rilis resmi baik dari Gojek maupun Tokopedia, mayoritas komentar warganet masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Sementara dari pemberitaan, salah satu berita terawal yang sedikit menjelaskan apa yang sedang terjadi kepada publik adalah berita dari kompas.com berjudul “Dibalik Hilangnya OVO di Halaman Muka Tokopedia Sebagai Metode Pembayaran.”

Gambar 5. Tangkapan layar Twitter @yamyudh, @Marrrr_twt, @purplenoona1230 dan @EyeofAndy

Seperti gambar di atas, mayoritas warganet masih belum tercerahkan perihal hilangnya OVO dari tampilan depan sehingga berasumsi OVO sudah tidak bisa dipakai sebagai opsi pembayaran di Tokopedia. Padahal, Tokopedia hanya merubah tampilan opsi pembayaran tanpa menghilangkan OVO. Namun, sepertinya Tokopedia melupakan detil kecil ini. Meski hanya merubah tampilan, hal itu tetap saja membingungkan sebagian orang, utamanya para pengguna yang kurang ­tech-savvy. Mereka mengira opsi pembayaran OVO sudah hilang dan berujung pada penghapusan aplikasi. Hal ini sangat disayangkan mengingat berapa potensi pengguna yang hilang karena detil sekecil ini.

Gambar 6. Tangkapan layar status @sozonome dan @noval_adityo

Untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan dari warganet, Tokopedia menyiagakan akun @TokopediaCare untuk memberikan edukasi dan menjawab pertanyaan dari pengguna. Bagi yang terbiasa menggunakan OVO dan masih menyimpan saldo dalam jumlah besar juga tidak perlu khawatir. VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyebut OVO masih bisa digunakan sebagai salah satu opsi pembayaran meski tidak muncul di halaman utama.

Saya menduga, Tokopedia berniat menjadikan strategi ini sebagai kejutan sehingga pemberitaan dan promosinya tidak terlalu masif. Meski sebagian pengguna sudah mempertanyakan hilangnya OVO di tampilan utama sejak 10 Oktober 2021, akun Twitter resmi Tokopedia baru merilis pengumuman pada 15 Oktober 2021. Sedangkan website resmi Gojek baru merilisnya pada 14 Oktober 2021. Sebelumnya, jika ada warganet yang bertanya perginya OVO, akun @TokopediaCare yang menjawab melalui direct message kepada pelanggan.

Gambar 7. Pengumuman oleh Tokopedia

Pantauan Media

Saya mengamati pemberitaan hilangnya OVO di halaman depan Tokopedia menggunakan Newstensity dengan periode 10 Oktober 2021 hingga 17 Oktober 2021. Selama periode itu saya menemukan 102 berita awal yang kemudian menjadi 40 berita yang relevan saja.

Grafik 1. Persebaran topik di media massa

Topik pemberitaan lebih didominasi pemberitahuan masuknya Gopay sebagai sistem pembayaran utama Tokopedia dengan 30 berita. Isu itu bersanding dengan berita cara mengaktifkan Gopay di akun Tokopedia pengguna dengan 10 berita. Sebenarnya, isu ini lebih banyak dibicarakan di media sosial Twitter karena banyaknya pengguna OVO dan Gopay yang memakai Twitter.

Grafik 2. Statistik kata kunci OVO dan Tokopedia di Twitter 08 Oktober 2021–18 Oktober 2021

Untuk memantau perkembangannya di Twitter saya menggunakan Socindex dan memperlebar tanggal pencarian dari 08 Oktober 2021 hingga 18 Oktober 2021. Hasilnya seperti gambar diatas, isu ini mengundang 1.695 audience, menghasilkan 165 unggahan unik, 1.373 likes, dan 322 retweet and replies.

Grafik 3. Linimasa di Twitter (gambar atas) dan diagram top mention dan top retweets (gambar bawah)

Volume tertinggi percakapan terjadi pada 08 Oktober 2021, saat akun @RJLetsGo mengirim status tentang Gopay menjadi pembayaran di Tokopedia. Pada hari itu, ditemukan 69 talks, dan 1.234 engagement (jumlah tweet balasan) yang menandakan tingginya percakapan pada hari itu. Setelah itu, trafik pembicaraan relatif mendatar tanpa ada lonjakan volume berarti. Hal itu dibuktikan dijadikannya akun @RJLetsGo sebagai akun yang paling banyak disebutkan dan mendapat top retweet.

Grafik 4. Persepsi warganet tentang hilangnya OVO dari halaman utama Tokopedia

Seperti yang saya sebutkan di awal, mayoritas warganet masih kebingungan dengan hilangnya OVO dari tampilan muka Tokopedia. Diagram di atas adalah persepsi yang dirangkum dari komentar-komentar warganet, hasilnya sebanyak 52 persen masih merasa bingung dengan mempertanyakan hilangnya OVO baik kepada akun @TokopediaCare maupun komentar di akun lain. Posisi kedua adalah kelompok warganet yang sudah mengetahui Gopay menjadi opsi pembayaran utama dan menginformasikan kepada akun lainnya sebanyak 39 persen.

Kemudian 7 persen komentar menyebut lebih menyukai OVO karena merasa sudah terbiasa dan nyaman dengan program yang ditawarkan. Biasanya, pengguna OVO juga sudah mengintegrasikan akun OVO-nya untuk pembayaran lain.

Gambar 8. Contoh komentar warganet yang lebih menyukai OVO

Sebaliknya, ada 2 persen komentar yang menyukai langkah Tokopedia memasukkan Gopay sebagai opsi pembayaran utama. Kembali lagi, preferensi awal karena sudah terbiasa menggunakan satu uang elektronik tertentu menjadi alasan. Namun ada juga warganet yang mendukung Gopay karena merasa kesal dengan sistem verifikasi yang dilakukan OVO.

Gambar 9. Contoh komentar warganet yang menyukai Gopay di Tokopedia.

Masuknya Gopay dalam sistem pembayaran Tokopedia adalah hal yang tidak terhindarkan, terlebih setelah keduanya melakukan merger. OVO juga tidak semata-mata dihilangkan namun posisinya saja yang berpindah dari halaman utama Tokopedia. Publik masih menyikapi ini secara proporsional, preferensi atau kesukaan pada satu uang elektronik yang menjadi alasan. Ada yang sudah nyaman dengan OVO, ada juga yang penantiannya terbayar dengan masuknya Gopay. Satu-satunya masalah adalah kurangnya sosialisasi dari Tokopedia dan Gojek dalam transisi kali ini. Akibatnya, sebagian pengguna kebingungan dan bertanya-tanya bagaimana nasib saldo OVO mereka. Paling buruk, beberapa pengguna pindah dan enggan menggunakan Gojek dan Tokopedia lagi.

--

--