Iran Serang Israel, Ekonomi Indonesia Ikut Terdampak

Kurnia Siti Mahaniyah
Binokular
Published in
6 min readApr 18, 2024
Ilustrator: Aan K. Riyadi

Serangan Iran atas Israel dengan ratusan drone dan rudal pada Sabtu tengah malam, 13 April 2024 waktu setempat telah membuat situasi geopolitik di kawasan semakin panas. Empat hari setelah Idul Fitri, Iran akhirnya melancarkan serangan terhadap Israel. Serangan tersebut merupakan tindakan balasan terhadap langkah Israel yang menghancurkan gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April. Serangan Israel itu telah menewaskan dua Jenderal Iran. Iran menuding Israel melakukan serangan tersebut dan berjanji untuk membalasnya. Sementara, Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi selama berbulan-bulan mereka telah melakukan beberapa serangan terhadap sasaran Iran di Suriah.

Konflik yang memanas di Timur Tengah usai serangan Iran terhadap Israel berpotensi menciptakan gejolak perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Menurut kalangan ekonom, pertumbuhan ekonomi Tanah Air bisa terganggu. Jika konflik yang bergulir semakin besar, maka dikhawatirkan dampaknya sangat luas mulai dari melonjaknya harga minyak hingga guncangan atas stabilitas nilai tukar.

Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Pemerintah Indonesia mengakui panasnya situasi antara Iran dan Israel turut berdampak pada ekonomi Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan dampak-dampak konflik Iran-Israel terhadap ekonomi Indonesia.

Melalui keterangan persnya, Airlangga menyebut bahwa konflik tersebut akan menimbulkan gangguan pada rantai pasokan melalui Terusan Suez yang akan berdampak langsung terhadap kenaikan biaya kargo. Produk yang terganggu antara lain gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa.

“Langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas terutama minyak akibat terganggunya pasokan, serta kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya,” ungkap Airlangga.

Di sisi lain Airlangga memastikan, di tengah ketidakstabilan global, secara fundamental perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat. Tercermin dari pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5% dengan inflasi yang terkendali. Hingga Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih surplus, dan mampu menopang cadangan devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat di posisi US$140,390 miliar.

Sementara Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, konflik Iran-Israel akan berdampak nyata bagi potensi subsidi energi di Indonesia. Menurutnya, subsidi energi di Indonesia ditaksir akan membengkak apabila kenaikan harga minyak benar-benar terjadi bahkan sampai menyentuh angka US$100 per barel. Dalam paparannya Tutuka mencatat, apabila harga jual minyak mentah di Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) menyentuh US$ 100 per barel, maka subsidi dan kompensasi BBM akan meningkat menjadi Rp249,86 triliun dari asumsi APBN 2024 yang hanya di angka Rp160,91 triliun. Ia melanjutkan, untuk subsidi LPG juga diramal membengkak menjadi Rp106,28 triliun dari awalnya Rp83,27 triliun.

“Kami juga telah melakukan simulasi-simulasi dampak ini, dengan berbagai parameter. Mulai dari kurs, ICP, dan faktor eksternal lain bahwa ini loh dampaknya, kemudian ini diharapkan dengan masukan ini bisa diambil keputusan,” ujarnya pada Bisnis.com

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan sentimen negatif konflik tersebut akan memengaruhi depresiasi nilai tukar rupiah. Tanpa memasukkan unsur konflik, depresiasi nilai tukar sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Jika sentimen dari konflik ini berlanjut, maka pergerakan dari nilai tukar akan lebih volatile dan membutuhkan perhatian khusus dari otoritas terkait.

Eskalasi konflik Iran dengan Israel juga berpotensi membuat inflasi kembali melonjak. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menilai, laju inflasi masih harus menjadi perhatian utama bagi para perumus kebijakan di berbagai negara.

“Kekhawatiran terhadap inflasi, dan dampak ekonomi dari ketidakstabilan di Timur Tengah dan perang di Ukraina terhadap perekonomian dunia menjadi hal yang utama dan utama bagi para pembuat kebijakan dalam pertemuan IMF and World Bank Spring Meetings,” tulis IMF dikutip dari keterangan resminya, Kamis (18/4/2024).

Konflik Iran-Israel dan dampaknya menjadi bahasan yang luas baik di media massa maupun media sosial. Eskalasi konflik yang terus meningkat membuat media terus menerus membuat update atas situasi terkini, termasuk perhitungan dampaknya. Di media sosial, warganet juga ramai membahas permasalahan ini.

Pantauan Media Konvensional

Serangan Iran terhadap Israel mendapat porsi pemberitaan yang ramai di media konvensional. Melalui mesin big data Newstensity milik PT Nestara Teknologi Teradata, Jangkara memantau pemberitaan tentang aksi serangan tersebut pada periode 14–17 April 2024. Pemilihan periode yang dimulai 14 April dini hari waktu Indonesia atau Sabtu tengah malam, 13 April waktu Iran didasarkan oleh serangan yang dilancarkan Iran pada tanggal tersebut.

Grafik 1. Linimasa Pemberitaan Serangan Iran terhadap Israel Periode 14–17 April 2024 (Sumber: Newstensity)

Kata kunci yang digunakan dalam pantauan media konvensional adalah “Iran Serang Israel” dan “Dampak Ekonomi” ditemukan jumlah pemberitaan mencapai sebanyak 1.211 berita. Adapun puncak keramaian berita mengenai serangan Iran terhadap Israel terjadi pada 14 April 2024. Hal ini dipicu oleh pemberitaan Iran menyerang Israel melalui udara dengan ratusan drone dan rudal.

Grafik 2. Sentimen Pemberitaan Serangan Iran terhadap Israel Periode 14–17 April 2024 (Sumber: Newstensity)

Pemberitaan tentang serangan Iran terhadap Israel di media konvensional didominasi oleh sentimen negatif sebesar 72%, sisanya sentimen positif 26% dan netral sekitar 3%. Sentimen negatif didorong oleh berita mengenai dampak perekonomian global termasuk Indonesia akibat serangan yang dilancarakan Iran terhadap Israel. Dampak ekonomi meliputi kekhawatiran tentang kenaikan harga minyak dan nilai tukar rupiah yang anjlok.

Grafik 3. Top Person Pemberitaan Serangan Iran terhadap Israel Periode 14–17 April 2024 (Sumber: Newstensity)

Daftar tokoh terbanyak dalam pemberitaan didominasi oleh Benjamin Netanyahu yang merupakan perdana Menteri Israel, ia mengaku telah mencegat serangan Iran dan siap merespons serangan balik. Kemudian top person kedua ada Presiden Indonesia yakni Joko Widodo yang akhir-akhir ini banyak berkoordinasi dengan para Menteri untuk merespons gejolak ekonomi akibat konflik Iran-Israel. Lalu di posisi ketiga, Airlangga Hartanto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia yang banyak membahas tentang strategi menstabilkan perekonomian negara di tengah guncangan perekonomian global akibat konflik yang terjadi. Top person ke empat ditempati Presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang tampaknya tidak akan ikut campur dalam merespons serangan balik ke Iran.

Pantauan Media Sosial ‘X’

Percakapan mengenai serangan Iran terhadap Israel dengan ratusan rudal dan drone menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan di media sosial X atau Twitter. Jangkara memantau keramaian warganet dalam menanggapi isu serangan Iran terhadap Israel tersebut dibantu dengan mesin big data Socindex milik PT Nestara Teknologi Teradata, dengan kata kunci “Iran Serang Israel” dan “Dampak Konflik Iran-Israel” pada periode 14–17 April 2024.

Grafik 4. Statistik Serangan Iran terhadap Israel Periode 14–17 April 2024 (Sumber: Socindex)

Selama periode pemantauan, perbincangan tentang isu serangan Iran terhadap Israel telah mendapatkan total engagement sebanyak 161.393, dengan pembicaraan mencapai 1.632 talk, perolehan applause mencapai 117.820 likes, dan jumlah audiens yang tidak sedikit, yaitu 2.653.802 audience. Buzz reach isu serangan Iran terhadap Israel berpotensi untuk lewat di linimasa 90.1 juta di media sosial X.

Grafik 5. Linimasa Serangan Iran terhadap Israel Periode 14–17 April 2024 (Sumber: Socindex)

Puncak perbincangan perihal serangan Iran terhadap Israel di media sosial X terjadi pada tanggal 14 April 2024. Hal ini dipicu oleh kabar serangan tersebut. Jumlah interaksi pada tanggal tersebut mencapai 836 percakapan dengan 114 ribu lebih likes dan virality mencapai 40.958, terlihat pembicaraan berangsur melandai di hari-hari berikutnya.

Grafik 6. Sentimen Serangan Iran terhadap Israel Periode 14–17 April 2024 (Sumber: Socindex)

Cuitan di media sosial X didominasi oleh sentimen negatif. Sentimen negatif ini banyak menyinggung tentang terjadinya perang dunia ketiga jika konflik semakin panas, kemudian kekhawatiran akan dampak ekonomi yang timbul seperti naiknya harga minyak serta turunnya nilai tukar rupiah. Ada pula kekesalan warganet terhadap Israel yang sebelumnya telah menyerang kedutaan Iran dan kekhawatiran aksi serangan balik dari Israel terhadap Iran.

Gambar 1. Top Likes Serangan Iran terhadap Israel Periode 14–17 April 2024 (Sumber: Socindex)

Berdasarkan pemberitaan terkait serangan Iran terhadap Israel, beberapa akun warganet seperti @erlanishere dan @eDzulfikar merupakan dua akun yang menjadi top likes selama periode 14–17 April 2024. Unggahan dari kedua akun X tersebut cenderung menyampaikan kekesalan terhadap Isarel yang sebelumnya telah menyerang kedutaan Iran dan kejadian perang dunia ketiga akan mungkin terjadi jika Amerika Serikat (AS) salah mengambil langkah yang dikhawatirkan Rusia mendukung Iran.

Epilog

Konflik yang terus menerus terjadi di Timur Tengah menimbulkan ketidakpastian pada perekonomian global dan juga nasional. Konflik ini menambah kerentanan pada situasi ekonomi dunia yang kini masih menghadapi tantangan akibat tekanan inflasi dan tingginya suku bunga. IMF telah memberikan himbauan kepada sejumlah negara agar para perumus kebijakan dapat melihat laju inflasi menjadi perhatian utama. Pemerintah Indonesia juga telah mengukur sejauh mana konflik ini akan berdampak pada perekonomian. Langkah nyata dinantikan untuk melihat bagaimana kebijakan pemerintah mampu melindungi perekonomian Indonesia dari dampak gejolak geopolitik global.

--

--