Menilik Upaya Disney+ Menggoyang Netflix di Indonesia

Yoga Cholandha
Binokular
Published in
6 min readNov 17, 2020

Pandemi COVID-19 menciptakan perubahan fundamental bagi cara manusia beraktivitas. Jika sebelumnya kebanyakan aktivitas dilangsungkan secara tatap muka di luar rumah, sejak pandemi melanda banyak orang yang harus beraktivitas lewat dunia maya.

Di sini kita tak cuma bicara soal pekerjaan tetapi juga mengenai bagaimana orang-orang mencari hiburan. April silam, Netflix merilis laporan yang berisikan kenaikan signifikan jumlah pengguna di masa pandemi.

Dalam tiga bulan pertama 2020, Netflix mencatat ada kenaikan jumlah pengguna sebesar 15,8 juta sehingga total pelanggan mereka mencapai 182,9 juta. Di Indonesia sendiri, berdasarkan riset DailySocial dan Populix yang diterbitkan 14 Mei 2020, Netflix menjadi layanan streaming terpopuler kedua setelah YouTube.

Dalam riset itu, 42% responden menyebut bahwa Netflix adalah pilihan utama mereka dalam menikmati konten video. Dalam riset DailySocial lainnya yang diterbitkan 19 Juni 2020, ditemukan bahwa Netflix dan Viu menjadi dua platform streaming berbayar paling populer di Indonesia.

Tampilan desktop Netflix Indonesia.

Riset kedua yang diterbitkan DailySocial itu sendiri dilakukan dalam kurun April-Mei 2020. Dari sana diketahui bahwa Viu berada di posisi pertama untuk pengguna aktif dan total waktu yang dihabiskan para pengguna layanan streaming berbayar (174,8 juta menit).

Dengan metrik yang sama, Netflix ada di urutan kedua dengan total waktu 141,4 juta menit. Keunggulan Viu dan Netflix jauh sekali jika dibandingkan dengan Iflix (36,9 juta menit), Vidio (27 juta menit), WeTV (8,2 juta menit), dan iQiyi (7,8 juta menit).

Selain dari segi total waktu yang dihabiskan, Viu pun jadi yang teratas dalam urusan pengguna aktif harian (daily active users/DAU) dan pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU). Sedangkan, Netflix unggul dalam metrik sesi per pengguna yang mencapai 7,67 sesi. Sesi per pengguna ini berpengaruh pada jumlah klik, geser, dan semacamnya.

Angka-angka yang didapatkan oleh Viu dan Netflix ini memang tidak ada bandingannya dengan YouTube yang merupakan penguasa layanan streaming. Akan tetapi, layanan YouTube bersifat freemium; bisa berbayar bisa pula tidak. Sedangkan, pengguna Viu dan Netflix harus membayar untuk bisa menikmati konten.

Menurut data Statista, diperkirakan tahun 2020 ini ada sekitar 35,9 juta pengguna layanan streaming berbayar di Indonesia. Jumlah ini mencapai 13 persen dari total penduduk Indonesia. Statista juga memperkirakan jumlah pengguna aktif Netflix di Indonesia berkisar pada angka 906.800.

Netflix dan Viu sebagai pemimpin pasar streaming di Indonesia memiliki perbedaan signifikan. Viu selama ini fokus menayangkan film-film serta serial televisi Asia, terutama Korea Selatan. Sementara, tayangan-tayangan Netflix sifatnya lebih global; ada yang dari Amerika, Eropa, Asia, bahkan Australia dan Afrika.

Artinya, sebagai pemain global, Netflix adalah pemimpin di Indonesia. Kompetitor global mereka seperti Prime Video milik Amazon dan HBO GO sebenarnya sudah hampir setahun masuk ke Indonesia tetapi belum bisa menggoyang popularitas Netflix. Prime Video mulai beroperasi pada Desember 2019, sementara HBO GO pada Februari 2020.

Bisa dibilang, layanan streaming berbayar global yang mulai bisa mengganggu Netflix adalah Disney+. Keseriusan Disney+ dalam menggarap pasar Indonesia terlihat paling jelas dari keberadaan akun media sosial. Prime Video dan HBO GO sampai sekarang belum memiliki akun media sosial khusus Indonesia.

Di antara para pesaing Netflix, Disney+ adalah yang muncul paling belakangan. Akun media sosial mereka baru muncul pada Juli 2020 dan layanan mereka mulai beroperasi pada 5 September 2020. Walau begitu, sekali lagi, Disney+ terlihat jadi yang paling serius.

Selain lewat keberadaan media sosial, keseriusan Disney+ juga terlihat pada strategi-strategi yang mereka terapkan. Misalnya, dengan menggandeng Telkomsel sebagai partner. Jika Anda berlangganan Disney+ lewat Telkomsel, Anda akan mendapatkan harga yang sangat murah: Rp138 ribu untuk setahun. Sebagai perbandingan, biaya berlangganan Disney+ yang normal adalah Rp39 ribu per bulan.

Tampilan desktop Disney+ Indonesia.

Selain memberikan paket berlangganan dengan harga super miring, Disney+ juga menawarkan banyak sekali tayangan asli Indonesia. Ada sekitar 300 film Indonesia yang bisa disaksikan di layanan tersebut. Mereka pun telah bekerja sama dengan Bumilangit Cinematic Universe untuk menjadi penyedia tayangan film-film pahlawan super asli Indonesia.

Sudah begitu, Disney+ juga menawarkan sesuatu yang berbeda dibanding penyedia layanan streaming besar lain. Sebelumnya sudah disebutkan bahwa Viu fokus ke tayangan Asia terutama Korsel dan Netflix fokus ke tayangan berskala global. Sementara, satu penyedia layanan lain, Vidio, memfokuskan pada tayangan-tayangan olahraga.

Nah, Disney+ punya caranya sendiri. Mereka menawarkan tayangan-tayangan dari Disney, Pixar, Marvel, dan Star Wars sebagai unggulan. Selain untuk menarik pengguna secara umum, cara ini juga bisa menarik para penggemar setia Marvel Cinematic Universe serta Star Wars yang dikenal fanatik.

Sampai sekarang memang belum bisa diketahui berapa jumlah pengguna Disney+. Akan tetapi, jumlah pengikut media sosial mereka tentu sudah bisa dilihat. Di Twitter, akun @DisneyPlusID diikuti oleh 19.219 orang. Sementara di Instagram, aku @disneyplushotstarid diikuti oleh 121.134 orang.

Jika dibandingkan dengan akun Twitter @NetflixID, akun Twitter milik Disney+ memang kalah jauh. @NetflixID sampai sekarang sudah memiliki kurang lebih 378.600 pengikut. Akan tetapi, di Instagram, performa Disney+ bisa dibilang sudah sangat bagus. Pasalnya, di Instagram, akun @netflixid “cuma” diikuti 535 ribu orang. Perbandingannya tidak terlampau jauh.

Waktu-waktu yang paling sering digunakan Disney+ untuk berkicau di Twitter.
Data Twitter Disney+ Indonesia dari 4 Agustus sampai 17 November 2020.

Secara garis besar, Netflix dan Disney+ punya cara berbeda dalam memasarkan tayangan-tayangannya. Sejauh ini Disney+ masih bisa dibilang konservatif. Unggahan-unggahan mereka memang sedap dipandang mata tetapi, ya, hanya sampai di situ levelnya. Sementara, Netflix sangat piawai menggunakan meme untuk menarik pengikut serta engagement.

Meski demikian, performa akun media sosial Disney+ tetap tak bisa dibilang buruk. Berdasarkan data yang Twitonomy, setiap harinya Disney+ bercuit sampai 8,12 kali. Dari sekian twit, mereka bisa mendapatkan rata-rata 285 retweets, 535 likes, dan 607 replies. Artinya, cuitan-cuitan mereka cukup menggugah.

Di Instagram, menurut data yang diambil dari Social Blade, rata-rata satu unggahan Disney+ bisa mendapatkan 1.525 likes dan 70,85 komentar. Engagement rate mereka tercatat ada di angka 1,32%. Namun, ada problem mendasar yang dihadapi akun Instagram milik Disney+, yaitu pertumbuhan jumlah pengikut.

Akun Instagram Disney+ mendapatkan pengikut terbanyak pada 31 Agustus-7 September 2020 (24.670), tetapi kemudian pertumbuhan followers mereka mengalami penurunan drastis. Dalam kurun 9–16 November 2020, misalnya, jumlah pengikut mereka cuma bertambah 5.993. Padahal, jumlah unggahan mereka per pekan terbilang stabil di angka 16,23.

Pertumbuhan pesat followers Disney+ yang terjadi pada 31 Agustus-7 September 2020 itu sangatlah mudah dijelaskan. Pada kurun waktu itulah layanan streaming mereka secara resmi diluncurkan di Indonesia. Wajar jika spike itu muncul pada periode tersebut.

Data overall performa akun Instagram Disney+ Indonesia.
Pertumbuhan pengikut, akun yang diikuti, dan unggahan Disney+ Indonesia.

Lalu, apakah jumlah pengikut di media sosial ini bisa jadi cerminan jumlah pelanggan? Entahlah. Untuk Netflix, sih, jumlahnya tidak terlampau jauh berbeda. Jumlah pelanggan mereka disebut berada di kisaran 906 ribu, sementara jumlah total pengikut di Twitter dan Instagram mencapai lebih dari 913 ribu.

Namun, tidak diketahui berapa jumlah pengikut yang beririsan dari dua media sosial tersebut. Bisa jadi jumlah pelanggan Netflix di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan total jumlah pengikut mereka.

Untuk Disney+ pun situasinya sama. Jika ditotal, jumlah pengikut media sosial mereka hanya mencapai sekitar 140 ribu orang. Namun, tak diketahui pula berapa pengguna yang beririsan. Bisa jadi juga jumlah pelanggar Disney+ angkanya berada jauh di atas itu karena tak semua orang aktif menggunakan media sosial dan, sebaliknya, belum tentu para pengikut di media sosial itu memiliki akun berlangganan.

Kira-kira seperti itulah situasi Disney+ di Indonesia. Tentu, pekerjaan mereka masih amat sangat banyak untuk bisa menyaingi Netflix. Apalagi, Netflix sendiri sudah hadir di Indonesia sejak awal 2016. Ada gap hampir lima tahun yang harus dikejar oleh Disney+. Meski demikian, menilik keseriusan mereka menggarap pasar Indonesia, boleh jadi mereka takkan butuh waktu selama itu untuk menggoyang posisi Netflix.

--

--

Yoga Cholandha
Binokular

I write about football, music, TV shows, movies, WWE, and maybe some other things.