Oleh-Oleh Investasi Otomotif Jepang dari Menperin

Indra Buwana
Binokular
Published in
6 min readMar 17, 2021

Tanggal 9 Maret 2021 Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bertolak ke Tokyo, Jepang. Menperin Agus membawa misi penting yakni menjemput komitmen investor Jepang untuk menanamkan modalnya ke Indonesia, sebuah penting untuk mempercepat putaran ekonomi di Indonesia yang melambat akibat pandemi.

Dalam kunjungannya di Jepang selama dua hari, Menperin Agus pulang ke Tanah Air dengan kabar gembira. Agus berhasil membawa oleh-oleh komitmen dari para investor Jepang senilai puluhan triliun. Komitmen investasi terbesar bakal datang dari sektor otomotif. Rupanya pertemuan Agus dengan berbagai prinsipal otomotif berbuah manis.

Ada empat prinsipal yang menyatakan komitmennya. Mereka adalah Mitsubishi, Honda, Suzuki, dan Toyota. Pertama kita bahas dari Mitsubishi dulu. Prinsipal dengan simbol tiga berlian ini akan berinvestasi sebesar Rp 11,2 triliun. Angka tersebut akan dikucurkan secara bertahap hingga tahun 2025. Penambahan modal ini rencananya akan dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 220 ribu unit jadi 250 ribu unit. Mitsubishi pun berkomitmen untuk membangun dua mobil listriknya di Indonesia. Ditambah Mitsubishi bakal menambah negara tujuan ekspor dari produk pabrikan Indonesia dari 30 negara jadi 39 negara.

Kedua ada Honda. Pertemuan Agus Gumiwang dengan Honda Motor Company menghasilkan komitmen investasi sebesar Rp 5,2 triliun hingga 2024. Prinsipal ini juga menjanjikan akan memindahkan pabriknya yang ada di India ke Indonesia. Komitmen lainnya adalah pengembangan model terbaru dan penambahan negara tujuan ekspor dari pabrik di Indonesia.

Suzuki juga menjadi prinsipal yang berkomitmen akan berinvetasi di Indonesia. Jumlahnya yang paling sedikit di antara yang lain, yaitu Rp 1,2 triliun. Tujuan investasi Suzuki yaitu untuk pengembangan produk baru, sekaligus untuk memperkenalkan kendaraan mild hybrid alias kendaraan konvensional yang dibantu dengan teknologi listrik.

Lalu Toyota. Toyota tampaknya antusias untuk berinvestasi ke Indonesia. Nilai yang dijanjikan Toyota sebesar Rp 28 triliun, terbesar di antara prinsipal lainnya. Angka itu akan digelontorkan secara bertahap hingga 2024. Tujuan investasinya pun kurang lebih sama seperti prinsipal lain. Peningkatan kapasitas produksi mobil sebanyak 250 ribu unit per tahun dan produksi mesin sebanyak 411 ribu unit per tahun. Toyota menambah komitmen untuk memproduksi 10 jenis kendaraan listrik di Indonesia. Tidak lupa menambah negara tujuan ekspor hingga mencapai 100 negara pada tahun 2024.

Sebenarnya ada satu lagi prinsipal yang ditemui Menperin Agus, yaitu Mazda. Dibanding keempat prinsipal sebelumnya, hanya Mazda yang belum memiliki pabrik di Indonesia. Menperin Agus mencoba merayu Mazda agar mau membangun pabriknya di Indonesia. Namun, hasilnya nihil. Meski demikian, Menperin Agus akan kembali terbang ke Jepang pada Mei 2021 dan salah satu agendanya adalah kembali membicarakan rencana investasi Mazda ke Indonesia.

Investor Dapat Apa?

Apa yang dijual Menperin Agus untuk merayu para investor ini? Dalam rilis Kementerian Perindustrian yang dimuat Kontan, Menperin Agus menyuguhkan berbagai kebijakan baru yang bersifat insentif untuk memudahkan bisnis kepada para investor Jepang. Kebijakan baru itu adalah Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker), substitusi impor, dan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

UU Ciptaker mempercepat perizinan dan tahapan birokrasi yang harus dilalui investor sebelum menanamkan modalnya. Dilansir Kontan, Direktur Deregulasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot meyakini bahwa dengan mereformasi perizinan berusaha, maka dana investor bisa masuk lebih cepat.

Perampingan izin usaha yang diyakini Yuliot dilakukan dengan sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko. OSS berbasis risiko ini akan menjadi acuan tunggal bagi seluruh perangkat pemerintah dari pusat, daerah, serta pelaku usaha.

Jika perizinan sudah mulus, program substitusi impor yang bermain. Kebijakan substitusi impor bertujuan untuk mengurangi impor dan menggenjot produksi dalam negeri. Keberpihakan pemerintah jelas terlihat jika investor mengalihkan produksinya dari luar negeri ke dalam negeri.

“Mereka paham bahwa kebijakan tersebut merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk memproteksi investasi mereka. Nanti kami juga akan menerapkan instrumen lainnya seperti tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan lainnya,” jelas Menperin Agus setelah pertemuannya dengan perwakilan dari Jepang seperti dilansir Neraca.

Untuk meningkatkan konsumsi, maka insentif PPnBM diluncurkan. Kebijakan diskon pajak ini berlaku efektif tanggal 1 Maret 2021 dengan payung hukum Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20/PMK.010/2021 tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021. Tidak tanggung-tanggung, keringanan pajak penjualannya bisa mencapai 0% untuk mobil dengan kubikasi mesin di bawah 1.500 cc.

Dampaknya instan. Dilansir Liputan6.com, berbagai pemegang merek otomotif di Indonesia merasakan kenaikan penjualan pasca diberlakukannnya relaksasi PPnBM.

“Dari data 1–8 Maret 2021, untuk Avanza, Sienta, Rush, dan Yaris, SPK-nya (Surat Pemesanan Kendaraan) naik sekitar 94–155% kalau dibandingkan dengan SPK bulan Februari di tanggal yang sama,” ujar Marketing Director PT Toyota Astra Motor Anton Jimmy.

Melihat kenaikan penjualan mobil dan hasil kunjungan Menperin dari Jepang, pemerintah tampaknya akan memperluas relaksasi PPnBM. Tribunnews melaporkan, Menperin Agus berencana akan menyusun kebijakan relaksasi PPnBM untuk kendaraan berkapasitas silinder di atas 1.500 cc dengan kandungan lokal yang tinggi. Sehingga setelah kajian ini selesai akan makin banyak jenis mobil yang mendapat keringanan pajak penjualan.

Pemantauan Media

Menggunakan mesin Newstensity, Binokular memantau topik masuknya investasi otomotif dari Jepang dengan memasang keyword “investasi” yang disambung dengan keyword “toyota”, “honda”, “mazda”, “suzuki”, dan “mitsubishi”. Pemantauan dilakukan dari tanggal 9 hingga 15 Maret 2021. Hasilnya, ada 675 berita yang tertangkap oleh Newstensity.

Tanggal 9 Maret 2021 adalah hari keberangkatan Menperin Agus ke Jepang. Kunjungannya ke Jepang untuk menarik investor otomotif mendapat update yang cukup sering. Terlihat dari meningkatnya jumlah pemberitaan sejak tanggal 10 Maret hingga puncaknya pada tanggal 12 Maret. Puncak berita pada tanggal 12 Maret dipengaruhi oleh pemberitaan konferensi pers virtual Menperin Agus pada tanggal 11 Maret 2021 secara langsung dari Jepang yang baru diulas lebih mendalam oleh media.

Dari data pemberitaan Newstensity, Honda menjadi merk yang paling banyak muncul di dalam konten berita dengan kemunculan di 441 berita. Sedangkan, Mitsubishi menjadi merk yang terbanyak muncul di judul pemberitaan sebanyak 128 kali.

Perhitungan tersebut tidak semuanya eksklusif. Dalam artian satu berita bisa memuat beberapa merk sekaligus. Hal tersebut wajar terjadi karena investasi yang dibawa pulang Menperin Agus melibatkan beberapa prinsipal langsung.

Ada juga berita yang memuat satu merk saja, contohnya seperti berita dari Kontan yang berjudul “Toyota tetap komitmen investasi di Indonesia”. Artikel tersebut secara ekslusif memuat rencana investasi Toyota ke Indonesia pasca pertemuan dengan Menperin Agus.

Sentimen positif menjadi yang terbanyak dalam pantauan Newstensity di semua media. Dari 675 berita, ada 650 berita positif atau 96% dari keseluruhan berita, 6 berita netral atau 1%, dan 19 berita negatif atau 3% saja.

Wajar jika berita positif begitu mendominasi. Masuknya investasi yang berjumlah triliunan ini menguntungkan bagi Indonesia. Sehingga, media mengulas kabar ini dengan ulasan yang positif.

Namun, masih ada segelintir berita yang mendapat sentimen negatif. Berita negatif itu datang dari kabar alotnya negosiasi antara Menperin Agus dengan Mazda. Contohnya adalah artikel dari Kompas yang berjudul “Menperin Akui Alot Negosiasi dengan Mazda untuk Investasi di Indonesia”. Artikel itu memuat testimoni Menperin Agus soal diskusi dengan Mazda yang berjalan rumit, serta perihal hambatan yang dihadapi Mazda dalam memasarkan produknya di Indonesia.

Prospek positif masuknya puluhan triliun investasi dari empat prinsipal otomotif merupakan kabar gembira yang dibawa oleh Menperin Agus usai kunjungannya ke Jepang. Terlebih nama besar Mitsubishi, Honda, Suzuki, dan Toyota sudah mencengkeram kuat di Indonesia. Tak heran jika media menyajikannya dengan wajah optimis. Well, karpet merah sudah digelar. Selamat datang investasi!

--

--