Rewind Indonesia 2020: Selamat Tinggal, Tahun Jahanam

Yoga Cholandha
Binokular
Published in
6 min readDec 30, 2020

Sebelum semuanya dimulai, mari bersepakat bahwa 2020 adalah tahun yang buruk. Pandemi, korupsi, kekerasan, kematian tokoh-tokoh besar, dan ketidakadilan hukum bertubi-tubi menghajar. Melelahkan? Memuakkan? Sudah jelas. Kendati begitu, 2020 tak selamanya buruk. Sebab, masih ada kemenangan-kemenangan kecil yang bisa dirayakan, termasuk yang muncul dari puing-puing musibah.

Menteri Kesehatan RI yang baru, Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers perdananya mengabarkan bahwa selama pandemi virus corona ada 507 tenaga kesehatan Indonesia yang meninggal. Per catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), 224 kematian di antaranya terjadi pada bulan Desember. Jelas, ini musibah. Ini bukan sesuatu yang bisa dirayakan. Namun, dari situ bisa dilihat betapa besar jasa dan pengorbanan mereka yang bertarung di garis depan, dan itu wajib diapresiasi.

Tidak ada maksud untuk mengglorifikasi kematian ratusan tenaga kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah itu. Sama sekali tidak. Meski begitu, memberi penghormatan kepada mereka pun tak ada salahnya. Inilah salah satu hal yang coba dilakukan sejumlah YouTubers tenar Indonesia dalam video “Rewind Indonesia 2020”.

Video berdurasi 14 menit dan 21 detik tersebut diprakarsai oleh Andovi Da Lopez, Jovial Da Lopez, Chandra Liow, Aulion, dan Nessie Judge. Mereka semua merupakan bagian dari komunitas bernama Indonesian YouTubers. Sejak 2015, Indonesia YouTubers sudah empat kali merilis video rewind yang menceritakan peristiwa-peristiwa penting tiap tahunnya. Setelah 2015 dan 2016, Indonesian YouTubers merilis dua video rewind lagi yaitu pada 2018 dan 2020.

Dari segi durasi, “Rewind Indonesia 2020” merupakan yang terpanjang. Sebelumnya, video rewind yang ada selalu berdurasi di bawah 10 menit. Di video pertama tahun 2015, bahkan durasinya hanya 5 setengah menit. Jika 2020 mendapat porsi spesial, rasanya wajar saja karena memang pada tahun ini banyak sekali peristiwa penting terjadi, terutama di Indonesia. Terlebih, 2020 juga merupakan tahun terakhir Da Lopez bersaudara (skinnyindonesian24) berkecimpung di dunia per-YouTube-an. Jadi, video “Rewind Indonesia 2020” ini sekaligus jadi ajang mereka berpamitan secara resmi.

Video “Rewind Indonesia 2020” dibuka dengan adegan seorang anak perempuan berdiri di lorong berwarna merah. Di tembok kanan dan kiri lorong tersebut ditampilkan video-video YouTube yang populer dari bulan Januari sampai Desember 2020. Di ujung koridor, terdapat sebuah pintu yang juga berwarna merah.

Anak perempuan itu berjalan pelan menyusuri koridor dan setelah itu dia membuka pintu. Namun, usai pintu dibuka, anak perempuan tersebut justru kembali ke tempatnya semula. Boleh dibilang, adegan tersebut merupakan campuran dari “The Shining” dan “Groundhog Day”. Loop yang dialami si anak perempuan baru terputus ketika, tiba-tiba, dari dinding kiri dan kanan, masuklah dua orang dewasa yang mengajaknya bercakap-cakap.

Setelah itu, masuklah pula dua sosok lain termasuk Atta Halilintar. Keempat orang itu lantas mengajak si anak perempuan masuk ke ruangan yang menggambarkan bagaimana para YouTubers memproduksi kontennya. Ada yang dengan live streaming sembari main game, ada yang mengadakan giveaway, ada yang menari-nari, memasak, mencicipi makanan, menceritakan kisah seram, sampai memproduksi konten di kasur.

Dalam adegan-adegan tersebut disiratkan pula sejumlah hal yang populer di Indonesia sepanjang 2020 seperti bersepeda, uang Rp75 ribu edisi HUT RI ke-75, serial web Netflix “Money Heist”, game mobile “Among Us”, wawancara kursi kosong Najwa Shihab, Tretan Muslim dan Coki Pardede, Pilkada, lagu “Ampun Bang Jago”, frasa “Tarik, Sis. Semongko”, sampai talkshow Deddy Corbuzier.

Akan tetapi, itu semua hanyalah intro dari pesan sesungguhnya dari “Rewind Indonesia 2020”, yaitu bagaimana kewalahannya Indonesia menghadapi pandemi virus corona. Di video tersebut turut ditampilkan footage pemberitaan dari Narasi TV soal kian tak terkendalinya penambahan jumlah korban COVID-19.

Namun, di tengah kesulitan masa pandemi itu, tetap ada sesuatu yang bisa dirayakan, seperti kesigapan orang-orang untuk membantu sesama. Tak lupa, perubahan-perubahan seperti maraknya penggunaan Zoom dan wisuda secara virtual turut digambarkan. Pada bagian penutup “segmen” pandemi, YouTubers Indonesia juga memberi penghormatan kepada para tenaga kesehatan dengan menunjukkan besarnya pengorbanan mereka sepanjang 2020.

Setelah bagian pandemi selesai, “Rewind Indonesia 2020” mengajak para penonton untuk menekan tombol rewind lebih lama lagi. Sebenarnya, 2020 merupakan awal bagi sebuah dekade baru, alih-alih akhir dari dekade 2010-an. Namun, bukan masalah juga melihat 2020 sebagai akhir dari sebuah era; era di mana YouTube menjadi sumber tontonan utama, era di mana, mengutip Young Lex, YouTube membuktikan bahwa ia lebih keren daripada televisi, walaupun ujung-ujungnya yang panen fulus adalah eks bintang televisi juga.

Maka, YouTubers Indonesia mengajak para penonton untuk menonton kembali cuplikan-cuplikan video YouTube yang populer pada dekade 2010-an. Sosok-sosok macam Young Lex, Anji Drive, dan Awkarin tak lupa ikut nampang. Setelah itu selesai, video ditutup dengan keluarnya Jovial dan Andovi dari dunia per-YouTube-an lewat sebuah pintu merah.

Begitulah kira-kira isi dari “Rewind Indonesia 2020” dan video tersebut, sampai tulisan ini dibuat, telah ditonton 11 juta kali dan mendapat 2,3 juta likes. Dalam deskripsi video, dijelaskan bahwa “Rewind Indonesia 2020” disutradarai oleh Chandra Liow dan Aulion serta menampilkan lagu “LATHI” yang dibawakan oleh Weird Genius dan Sara Fajira sebagai soundtrack utama.

Dari komentar-komentar yang muncul, pujian paling kerap muncul. Beberapa dari mereka ada yang berusaha menegaskan apiknya kualitas video dengan menyampaikan bahwa “Rewind Indonesia 2020” ikut populer di Malaysia, Singapura, serta Taiwan. Walau demikian, tidak semua orang puas dengan hasil kerja Indonesian YouTubers itu, terbukti dengan adanya 17 ribu dislikes.

“Rewind Indonesia 2020” pun tak cuma populer di YouTube, tetapi juga sampai ke media sosial lain terutama Twitter. Isinya kebanyakan juga pujian. Tak jarang, para pengguna Twitter juga mengunggah tangkapan layar adegan-adegan yang menurut mereka menarik. Kepergian Jovial dan Andovi lewat pintu merah tadi termasuk salah satu adegan yang paling disukai oleh warganet.

“Rewind Indonesia 2020” memang karya yang masif. Artinya, ada banyak sekali hal yang ditampilkan di sana. Tak cuma rangkuman tren dan peristiwa tetapi juga medley produk-produk budaya populer mulai dari lagu sampai tarian. Belum lagi banyaknya sosok yang terlibat dalam pembuatan video. Di kolom komentar, Chandra Liow mengatakan bahwa ini merupakan persembahan terakhirnya untuk Indonesian YouTubers. Dengan begitu, “Rewind Indonesia” jadi salvo monumental bagi dirinya.

Sebenarnya, bukan cuma YouTubers yang membuat video “Rewind Indonesia 2020”. Para TikTokers pun melakukan hal serupa. Akan tetapi, hype-nya memang jauh sekali. Video berdurasi 10 menit dan 8 detik itu “cuma” disaksikan 893 ribu kali. Padahal, video tersebut sudah diunggah empat hari sebelum “Rewind Indonesia 2020” dari Indonesian YouTubers masuk ke YouTube.

Sudah begitu, video dari Indonesian Tiktokers juga tidak memancing ketertarikan dari media massa. Buktinya, “Rewind 2020” yang masuk dalam Google Trends Indonesia adalah “YouTube Rewind 2020”. Nah, YouTube sendiri secara resmi tidak membuat video rewind untuk tahun ini sehingga “YouTube Rewind 2020” yang dimaksud di Google Trends itu adalah “Rewind Indonesia 2020” dari Indonesian YouTubers. Total, sepanjang Rabu (29/12/2020), kata kunci itu diketik lebih dari 20 ribu kali.

Tren pemberitaan video “Rewind Indonesia 2020”.

Berdasarkan data Newstensity, video “Rewind Indonesia 2020” diberitakan 96 kali di media massa Indonesia dari 28 sampai 30 Desember 2020. Namun, tidak semua berita yang dicatat oleh Newstensity itu secara eksklusif memberitakan “Rewind Indonesia 2020”. Ada sebagian yang menggabungnya dengan berita lain seperti pelesetan lagu “Indonesia Raya”.

Maka dari itu, tidak semua berita menghasilkan sentimen positif. Namun, seperti yang bisa ditemukan juga di YouTube dan Twitter, sentimen positif untuk video ini tetap paling dominan. Dari 95 berita di media daring, 91 di antaranya bersentimen positif. Sementara, dua berita di media cetak dan elektronik memunculkan sentimen positif pula.

Berita paling menarik bisa dibilang muncul dari harian Rakyat Merdeka. Sebab, mereka memilih untuk menjadikan Sinta dan Jojo sebagai subjek pemberitaan utama. Sinta dan Jojo sendiri termasuk dalam golongan pelopor artis YouTube. Jauh sebelum ada istilah YouTuber, mereka sudah terkenal di YouTube berkat video lip sync lagu “Keong Racun”. Popularitas Sinta dan Jojo ini kemudian diikuti sosok-sosok lain seperti Briptu Norman Kamaru yang akhirnya keluar dari Polri.

Video lip sync “Keong Racun” Sinta dan Jojo itu diunggah pada 2010 dan footage mereka muncul pada bagian flashback satu dekade di video “Rewind Indonesia 2020”. Meski akhirnya cuma terkenal selama “15 menit”, Sinta dan Jojo adalah OG-nya per-YouTube-an Indonesia. Sungguh sebuah tribute yang manis dari Indonesian YouTubers karena mereka tidak lupa pada roots-nya.

So, demikianlah cerita soal “Rewind Indonesia 2020”. Harus diakui, video tersebut memang berkualitas meskipun tak semua orang bisa menikmatinya. Setidak-tidaknya, video tersebut bisa berfungsi sebagai kaleidoskop untuk mengingatkan publik Indonesia akan segala hal yang terjadi sepanjang 2020 serta sepanjang dekade yang baru saja lewat.

--

--

Yoga Cholandha
Binokular

I write about football, music, TV shows, movies, WWE, and maybe some other things.