Rizieq Shihab di Indonesia: Bikin Kerumunan dan Berseteru dengan Nikita Mirzani

Yoga Cholandha
Binokular
Published in
7 min readNov 16, 2020

Salah satu pengumuman yang disampaikan Habib Rizieq Shihab tak lama setelah tiba di Petamburan, Jakarta Pusat, adalah bahwa pada hari Sabtu (14/11/2020) dia akan menggelar acara pernikahan putri keempatnya, Syarifah Najwa Shihab.

Dalam pengumuman itu Rizieq tidak secara eksplisit mengundang para pendukungnya untuk hadir dalam acara pernikahan. Pria 55 tahun itu memang mempersilakan siapa pun yang mau untuk bersilaturahmi ke kediamannya tetapi, sekali lagi, tidak ada undangan yang dia sampaikan secara khusus.

Kendati begitu, acara pernikahan itu bukanlah satu-satunya agenda Rizieq pada Sabtu pekan lalu. Berbarengan dengannya, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga digelar. Inilah yang kemudian membuat lautan manusia terbentuk di Petamburan.

Diperkirakan ada lebih dari 10.000 orang yang menghadiri acara tersebut. Sebelumnya, peringatan sudah diberikan oleh Satgas COVID-19, bahwa terbentuknya kerumunan bisa berujung malapetaka. Namun, peringatan tersebut tak digubris.

Massa menyemut, jalanan ditutup. Semua demi Rizieq. Di jagat maya warganet bersumpah serapah. Dokter Tirta Mandira Hudhi, misalnya, menyatakan kekecewaannya dengan meminta semua acara diberikan izin, mulai dari konser musik sampai kegiatan belajar mengajar di kampus dan sekolah. Kalau Rizieq boleh, kenapa yang lain tidak? Begitu kira-kira kata Tirta lewat Instagram Live.

Mereka yang merindukan kompetisi Liga 1 pun tidak mau ketinggalan. Persipura Jayapura, misalnya, telah mengajukan protes. Kalau acara Rizieq diberikan izin, kenapa kompetisi sepak bola tidak? Bukankah pertandingan sepak bola justru amat mungkin digelar tanpa penonton?

Acara Rizieq yang digelar Sabtu (14/11) itu memang menunjukkan adanya standar ganda. Tidak cuma mengizinkan, pemerintah bahkan tampak mendukung acara tersebut lewat pembagian masker dan hand sanitizer. Melihat itu, makin geramlah masyarakat.

Pemerintah DKI Jakarta sendiri sudah terlihat melakukan sesuatu ketika mereka menjatuhkan denda senilai Rp50 juta kepada Rizieq atas digelarnya acara pernikahan dan Maulid Nabi tadi. Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo pun memberikan apresiasinya kepada Gubernur Anies Baswedan.

Akan tetapi, apalah arti Rp50 juta itu? Bagi Rizieq, uang sekian tidak berarti banyak. Apalagi, acara pernikahan putrinya itu diperkirakan menghabiskan dana hingga Rp2 miliar. Denda itu sendiri sudah bisa dibayar lunas oleh pihak keluarga Rizieq.

Dalam konferensi pers yang digelar Senin (16/11) pagi WIB, Doni menyampaikan dua hal. Pertama, dia meminta maaf atas pembagian masker di acara Rizieq. Kedua, tentara berpangkat letnan jenderal itu mengancam akan menjatuhkan denda Rp100 juta kepada Rizieq jika acara yang mengundang kerumunan kembali digelar.

Namun, sekali lagi, ucapan Doni seperti tak ada bobotnya. Acara besar Rizieq sudah selesai digelar. Setelah ini pun Rizieq berencana melakukan safari ke daerah-daerah untuk menggelar tablig akbar. Mustahil acara-acara demikian tidak mengundang kerumunan, kecuali jika ada tindakan tegas dari pihak berwenang.

Kerumunan di acara Maulid Nabi FPI.

Rizieq pulang ke Indonesia pada 10 November silam. Selama hampir sepekan, pria yang tersandung skandal seks sebelum pergi ke Arab Saudi itu sudah berulang kali membuat masyarakat resah, terutama dalam kaitannya dengan penyebaran virus corona. Klaster corona baru dikhawatirkan muncul dari sana.

Selain itu, keresahan juga muncul lewat pidato-pidato yang diberikan. Dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW, seorang tamu undangan bernama Idrus Jamalullail secara terang-terangan mendoakan agar Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berumur pendek.

“Sudah tiga bulan saya sakit. Tapi hari ini saya sempatkan hadir untuk Habib Rizieq. Saya minta waktu hanya satu menit saja. Pertama saya doakan Habib Rizieq umurnya panjang dan jadi pemimpin. Lalu saya doakan Megawati dan Jokowi umurnya pendek,” katanya seperti disiarkan akun YouTube Front TV.

Sebelum itu, ketika Rizieq berpidato, dia juga melontarkan kata-kata hinaan kepada Nikita Mirzani. Oleh Rizieq, Nikita disebut sebagai seorang “lonte”. Kata ini pun diucapkan Rizieq berulang kali sembari tertawa terbahak-bahak.

“Ada lonte hina habib, pusing-pusing. Sampai lonte ikut-ikutan ngomong. Saya enggak marah cuma ada umat yang marah mengancam mengepung lonte. Eh polisi kalang kabut jagain lonte. Kacau, kacau,” kata Rizieq, dilansir kumparan.

“Lonte hina habib dijaga polisi. Kacau tidak? Mestinya lonte yang hina habib hina ulama tangkap, bukan dijagain. Polisi jawab tapi ada ancaman habib, makanya ditangkap. Ditangkap enggak, dijagain. Jangan-jangan minta jatah kali. Kacau, kacau,” tambahnya.

Kata “lonte” yang diucapkan Rizieq itu bermula pada komentar Nikita mengenai kepulangan sang Imam Besar FPI. Nikita awalnya mengeluhkan kerumunan yang ditimbulkan para pendukung Rizieq dan dia pun menyebut Rizieq sebagai “tukang obat”.

Kata-kata Nikita itu membuatnya jadi sasaran tembak para pendukung Rizieq. Habib Alwi menuntut Nikita meminta maaf dan, jika tidak, bintang film “Jakarta Undercover” itu bakal dilaporkan ke polisi. Setelah itu ancaman juga datang dari Ustaz Maaher At-Thuwailibi yang berkata bakal mendatangkan 800 orang ke rumah Nikita.

“Kepada saudari Nikita Mirzani yang sudah menyudutkan dan merendahkan imam besar kami Habib Rizieq dengan sebutan tukang obat. Tidak layak seorang muslimin dan muslimat yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya menghina seorang ulama, apalagi beliau adalah cucu dari para cucu baginda Rasulullah SAW. Kalau kita tidak bisa menjadi orang saleh, setidaknya jangan memusuhi orang-orang saleh,” kata Maaher.

“Kepadamu lonte oplosan, penjual selangkangan, saya imbau 1x24 jam kau tidak melakukan klarifikasi dan permintaan maaf di depan publik secara terbuka saya Maaher At-Thuwailibi secara terbuka bersama 800 laskar pembela ulama akan mengepung rumahmu. Saya serius, saya tidak main-main, kita lihat apa yang terjadi. Darah kami kucurkan untuk membela kehormatan cucu Rasulullah SAW,” sambungnya.

Ancaman Maaher itulah yang kemudian membuat polisi bergerak untuk mengawal kediaman Nikita. Nikita sendiri sebenarnya santai-santai saja menanggapi ancaman tersebut. Wanita 34 tahun itu bahkan berkelakar kalau sampai ada 800 orang yang mengepung rumahnya, mereka akan dia traktir makan bakso.

Berangkat dari situlah Rizieq kemudian membawa-bawa kata “lonte” dalam pidatonya. Secara eksplisit, nama Nikita memang tak dia sebut. Namun, siapa pun yang mengikuti isu ini bakal tahu bahwa sosok yang dimaksud Rizieq adalah Nikita.

Nikita Mirzani.

Nikita sendiri mendapatkan dukungan yang cukup masif, tak cuma di media sosial tetapi juga di jalanan. Ada yang sempat mengajak untuk menggelar aksi dukung Nikita Mirzani di Bundaran HI tetapi rencana ini urung terlaksana. Meski demikian, poinnya tidak berubah. Nikita tak sendirian menghadapi serangan-serangan dari Rizieq dan pendukungnya.

Dalam artikel “Rizieq Shihab dalam Tajuk Rencana Media-media Indonesia” yang terbit Jumat (13/11) lalu Binokular sudah menyampaikan bahwa apa pun yang dilakukan Rizieq bakal selalu menyita perhatian. Kejadian-kejadian akhir pekan lalu adalah buktinya.

Sebelum menggelar acara pernikahan putrinya dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Rizieq sebetulnya sudah mencuri perhatian lewat dua berita. Pertama, bahwa dia masuk dalam red notice (daftar cekal) Interpol. Kedua, bagaimana dia sempat bersua dengan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Setelah acara pernikahan dan Maulid Nabi dihelat, nama Rizieq makin ramai saja dibicarakan di media massa. Dengan kata kunci “Maulid Nabi di Markas FPI”, Newstensity berhasil melacak adanya 2.590 pemberitaan. Dari sekian berita, 2.485 di antaranya muncul di media daring.

Perlu dicatat bahwa jumlah berita mengenai “Maulid Nabi di Markas FPI” itu tidak cuma muncul sejak Sabtu (14/11), tetapi juga sampai sepekan terakhir. Meski acara baru digelar Sabtu (14/11), pembicaraan tentangnya sudah dimulai sebelum itu.

Dalam grafis Newstensity, terlihat bagaimana pemberitaan “Maulid Nabi di Markas FPI” mencapai puncak siklusnya pada Sabtu (14/11) dan Minggu (15/11). Pada Sabtu ada 703 pemberitaan, dengan 470 (67%) di antaranya menghasilkan sentimen positif.

Pertumbuhan berita Maulid Nabi di Markas FPI dalam sepekan.
Sentimen pemberitaan Maulid Nabi di Markas FPI di media daring, cetak, dan elektronik.

Pada Minggu (15/11) jumlah berita mengalami kenaikan menjadi 865. Namun, kali ini sentimen positif tidak lagi unggul. Pada hari itu sentimen negatif jadi yang terbanyak dengan persentase 56%. Perbedaan persentase sentimen ini tentu saja dipengaruhi oleh berita-berita macam apa yang muncul.

Biar bagaimana pun, pernikahan putri Rizieq serta peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah hari yang bahagia. Berita-berita seperti siapa saja tokoh yang datang dan pembagian masker rupanya masih menghasilkan sentimen positf. Karena pada hari Sabtu masih banyak berita seperti ini, sentimen positif pun jadi yang terbanyak.

Namun, pada Minggu situasinya sudah berbeda. Publik akhirnya tahu seperti apa acara Rizieq (di mana para tamu duduk berdekatan dan tak semuanya mengenakan masker) dan bagaimana respons pemerintah terhadapnya. Kritikan terhadap Rizieq serta pemerintah pun mulai ramai pada siklus berita Minggu. Berita denda untuk Rizieq juga ikut menghasilkan sentimen negatif.

Beranjak ke Senin (16/11), jumlah berita sudah menurun. Akan tetapi, sentimen negatif tetap mengungguli sentimen lainnya. Di media daring, sentimen negatif mencapai 62%, di media cetak 77%, dan di media elektronik 43%. Sampai artikel ini ditulis, sudah ada 371 berita pada Senin (16/11).

Artinya, residu negatif dari acara Rizieq, termasuk soal doa buruk untuk Megawati dan Jokowi, masih dirasakan sampai Senin. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, masih sibuk membela diri. Mahfud MD menyebut acara Rizieq adalah tanggung jawab pemprov. Kemudian, Satpol PP DKI Jakarta pun enggan disalahkan karena merasa sudah bertindak.

Apa yang terjadi dengan Rizieq sepanjang pekan lalu itu seakan-akan kian menegaskan kekhawatiran Koran Tempo yang ditumpahkan dalam tajuk rencana edisi Kamis (12/11). Dalam tajuk rencana itu mereka menyebut negara seperti kehilangan akal menghadapi “pembuat onar” bernama Rizieq Shihab. Sejauh ini begitulah yang terlihat.

--

--

Yoga Cholandha
Binokular

I write about football, music, TV shows, movies, WWE, and maybe some other things.