Snowdrop: Kontroversial Tapi Tetap Dinanti

Heditia Damanik
Binokular
Published in
7 min readDec 24, 2021

Seminggu terakhir, drama Korea Snowdrop menjadi perbincangan khalayak daring. Snowdrop mulai tayang sejak 18 Desember 2021 di stasiun TV Korea Selatan JTBC. Sedangkan penggemar di Indonesia bisa mengakses lewat layanan video on demand Disney+ Hoststar.

Snowdrop dianggap mendistorsi sejarah Korea Selatan. Drama ini bercerita tentang dua orang mahasiswa yang diperankan oleh anggota girlband Blackpink Kim Ji soo/Jisoo dan aktor Jung Hae In. Jisoo memerankan Young-ro, mahasiswi Sastra Inggris di Universitas Perempuan Hosu. Sedangkan, Jung Hae-in berperan sebagai Lim Soo-ho, seorang mahasiswa pascasarjana universitas di Jerman yang kembali ke Korea Selatan. Namun, Soo-ho ternyata adalah mata-mata Korea Utara yang secara tidak disengaja dianggap sebagai aktivis pendukung demokrasi.

Keduanya pun bertemu dan jatuh cinta dengan latar belakang kondisi politik Korea Selatan pada tahun 1987. Dalam realita, masa itu adalah tahun yang berat bagi gerakan prodemokrasi di Korea Selatan yang dipimpin oleh rezim otoriter. Banyak aktivis mahasiswa yang disiksa, dilenyapkan, dan dituding sebagai mata-mata Korea Utara.

Snowdrop dianggap tidak menghormati gerakan prodemokrasi di Korea Selatan. Ada beberapa hal yang dipersoalkan. Di antaranya adalah nama tokoh yang diperankan Jisoo yang mirip dengan aktivis prodemokrasi Korea Selatan. Lalu, deskripsi karakter Lee Gang Mo yang cenderung positif dinilai meromantisasi National Security Planning (NSP). Padahal menurut warga Korea Selatan, NSP di masa lalu memiliki peran besar sebagai tangan besi rezim untuk melibas para aktivis. Ada beberapa poin kontroversi lain yang selengkapnya bisa dibaca di dalam berita sindonews.com.

Sebelum tayang, drama ini sudah dikritik pada Maret 2021. Suara-suara penolakan bahkan sampai ke pemerintah setempat. JTBC diminta untuk merevisi plot dan cerita. Ketika drama mulai tayang, petisi penghentian drama yang ditujukan pada Kantor Kepresidenan Korea Selatan atau Blue House pun mencuat. Di minggu pertama penayangan (18–19 Desember 2021), ada 200.000 orang yang menandatangani petisi. Akibat petisi ini, beberapa sponsor Snowdrop menarik diri.

JTBC pun mengklarifikasi tudingan distorsi sejarah yang dilempar warga. JTBC menegaskan, drama ini adalah karya fiktif tentang individu dan kehidupan personal mereka. Sedangkan kondisi politik saat itu hanyalah latar cerita. Kabar terbaru, JTBC akan menyiarkan tiga episode sekaligus di minggu kedua penayangan guna meluruskan tudingan-tudingan yang beredar. Sebagai informasi, serial drama umumnya tayang dua episode dalam seminggu.

Kritik Dulu, Puji Kemudian

Meski gonjang-ganjing Snowdrop bermula di Korea Selatan, akan tetapi dengungnya terdengar kuat hingga ke Indonesia. Sebenarnya ini bukan hal yang mengherankan sebab penyuka Korean Wave di negara ini juga cukup besar. Berdasarkan laporan #KpopTwitter, Indonesia menjadi negara nomor satu yang paling banyak menggungah cuitan terkait K-pop. Sedangkan di TikTok, Indonesia jadi negara nomor satu penghasil konten K-Pop.

Percakapan tentang Snowdrop di Indonesia memang cukup masif. Berdasarkan pantauan Socindex di Twitter atas kata kunci “snowdrop” periode 17–23 Desember 2021, terjaring 1.508 cuitan asli (postmade). Ribuan cuitan tersebut mendapat 61.310 likes (applause) dan 9.945 talks (reply dan retweet).

Grafik 1. Statistik Twitter dengan kata kunci “Snowdrop” periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Socindex)

Berdasarkan sampel data yang ditarik Socindex, terdapat 2.634 twit yang terdiri dari postmade dan reply. Dari ribuan data tersebut diketahui bahwa topik dominan (1.551 twit atau 59 persen) dengan kata kunci “Snowdrop” adalah tentang jual beli akun Disney+ Hotstar di Twitter. Hal ini menunjukkan adanya kelindan antara perilisan drama Snowdrop dengan semakin kencangnya promosi penjualan atau sharing akun Disney+ Hotstar.

Grafik 2. Topik Percakapan dengan kata kunci “Snowdrop” periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Data Socindex Diolah oleh Infogram Data Lab)

Penawaran (supply) akun layanan streaming secara online memang bukan cerita baru. Hal tersebut banyak dijumpai di berbagai platform daring. Namun, data Socindex menunjukkan ada riak permintaan (demand) langganan akun Disney+ Hotstar karena drama Snowdrop meski persentasenya tidak cukup banyak.

Grafik 3. Topik Percakapan tentang Jual Beli/Sharing Akun Disney+ Hotstars periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Data Socindex Diolah oleh Infogram Data Lab)

Selain topik jual beli akun, topik yang memang benar-benar membahas tentang drama Snowdrop juga cukup kencang yakni berkisar 1.083 twit atau 41 persen dari total percakapan. Konten yang menunjukkan rasa suka terhadap drama ini menjadi topik paling tinggi dengan 506 twit.

Grafik 4. Top 10 Topik tentang Drama Snowdrop periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Data Socindex Diolah oleh Infogram Data Lab)

Meski mayoritas twit cenderung menunjukkan respon positif, namun hal tersebut baru terjadi belakangan. Hasil analisis atas data Socindex mengungkapkan adanya perubahan top topik harian selama satu minggu terakhir. Arus perubahan tersebut terdiri dari tiga fase seperti grafik di bawah ini.

Grafik 5. Top Topik Harian tentang Drama Snowdrop periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Data Socindex Diolah oleh Infogram Data Lab)

Fase pertama terjadi beberapa hari sebelum perilisan Snowdrop, di mana pada saat itu mayoritas cuitan warganet menunjukkan antusiasme menunggu penayangan.

Kemudian, pada fase kedua yakni pada kurun waktu 19–22 Desember 2021, topik dominan yang muncul terkait dengan diskusi atas kontroversi Snowdrop. Potret percakapan menunjukkan beragam respons baik yang mengkritik, mendukung, maupun netral.

Grafik 6. Top Topik Harian tentang Drama Snowdrop periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Data Socindex Diolah oleh Infogram Data Lab)

Respons mengkritik umumnya menekankan pada distorsi sejarah di dalam drama Snowdrop. Kelompok ini menuding bahwa drama tersebut meromantisasi “penjahat”. Mereka juga meminta agar penggemar di Indonesia mempertimbangkan kembali niat untuk menonton Snowdrop. Untuk membuat warganet lebih paham dengan distorsi sejarah yang dimaksud, kelompok kontra ini memberi analogi. Misalnya bagaimana jika ada film di Indonesia yang meromantisasi penculik aktivis 1998. Tentu saja akan banyak yang menolak film tersebut. Oleh karena itu, wajar jika warga Korea Selatan mengajukan petisi penghentian drama ini.

Sementara respons yang mendukung menekankan bahwa tidak ada distorsi sejarah dalam drama Snowdrop. Mereka biasanya memberikan penjelasan yang didasarkan pada tulisan warganet Korea Selatan di Naver (portal web populer di Korea Selatan). Sedangkan kelompok netral adalah mereka yang belum tahu apa yang membuat drama ini kontroversial.

Selanjutnya, di fase ketiga, topik paling dominan adalah tentang rasa suka atas drama ini. Hal ini terjadi pada tanggal 23 Desember 2021, di mana pada saat itu JTBC mengumumkan akan menayangkan tiga episode sekaligus (episode 3–5) pada 24–26 Desember 2021 guna meminimalisir kesalahpahaman.

Di sisi lain, apabila ditilik dari sisi retweet, kritik terhadap drama Snowdrop menjadi konten paling populer. Adalah akun @sel3nette yang membuat utas tentang analogi-analogi distorsi sejarah yang ada di Snowdrop ke dalam sejarah Indonesia. Ia juga meminta warganet Indonesian untuk menghargai aktivis dan pejuang demokrasi di Korea Selatan dengan tidak mendukung Snowdrop. Salah satu twitnya mendapat 4.400-an retweet. Sementara twit popular lainnya berasal dari akun @DisneyPlusID yang terus mengabarkan info-info terbaru tentang Snowdrop terutama jelang penayangan.

Grafik 7. Top Twit tentang Drama Snowdrop periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Socindex)

Ramainya percakapan tentang Snowdrop tidak bisa pula dilepaskan dari para pemainnya. Jisoo tentu saja sangat populer sebagai anggota Blackpink. Namun, Jung Hae In juga sudah cukup dikenal dengan film-filmnya yang lain seperti Something in The Rain, One Spring Night, dan D.P. Ketiganya adalah drama yang cukup diminati di Netflix. Berdasarkan pantauan Socindex, nama Jisoo dan Jung Hae In disebut dalam ratusan twit oleh warganet Indonesia.

Grafik 8. Actor/Actress Mentions periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Data Socindex Diolah oleh Infogram Data Lab)

Liputan Berita Snowdrop Dekati Spiderman

Tak hanya warganet yang ramai-ramai bercakap soal Snowdrop, media pun sama. Berdasarkan pantauan Newstensity pada periode 17–23 Desember 2021, terdapat 253 berita yang menyebut kata kunci “Snowdrop”. Jumlah ini cukup besar untuk ukuran berita hiburan.

Grafik 9. Linimasa Pemberitaan tentang Drama Snowdrop periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Newstensity)

Pada periode yang sama, film Hollywood “Spiderman: No Way Home” juga sedang tayang di bioskop. Meski film ini garapan industri besar kelas global, namun jumlah pemberitaanya di media tanah air hanya berkisar 281 berita. Jumlah ini tidak terlalu jauh dengan “Snowdrop” yang merupakan serial televisi.

Grafik 10. Linimasa Pemberitaan tentang Film Spiderman: No Way Home periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Newstensity)

Sementara media yang paling banyak mengunggah publikasi tentang Snowdrop adalah grup Pikiran Rakyat. Dari Top 10 media, tujuh di antaranya ditempati oleh grup media asal Bandung ini.

Grafik 11. Top 10 Media tentang Drama Snowdrop periode 17–23 Desember 2021 (Sumber: Newstensity)

Tipisnya perbedaan jumlah publikasi antara film Hollywood dengan serial televisi Korea menunjukkan bahwa saat ini media massa di Indonesia punya perhatian khusus terhadap produk Korean wave. Produk Hollywood bukan satu-satunya produk populer global yang dikonsumsi oleh orang Indonesia.

Hal ini dibenarkan oleh Manajer Analis Media Binokular Nurul Qomariyah. Nurul yang sudah dua dekade menjadi awak redaksi sejumlah media nasional di Indonesia mengatakan bahwa media memang menyadari ada ceruk pasar yang besar untuk konten-konten K-Pop, mulai dari musik, film, hingga kehidupan selebritis. Media yang cenderung serius pun, misalnya tirto.id, tetap memberikan ruang untuk produk ekspor Korea Selatan ini. Hal itu karena view atas konten K-Pop cukup tinggi.

Kecenderungan ini terjadi khususnya di media online. Media online memang harus dinamis dengan isu-isu yang berkembang. Menurut Nurul, jika tidak ikut berenang dalam arus tren, maka media tersebut akan tenggelam. Pasalnya, pembaca cenderung lebih tertarik dengan isu-isu terkini.

Namun, konten K-Pop harus digarap dengan serius. Seperti pemberitaan sepak bola, publikasi tentang K-Pop harus ditulis dengan teliti dan hati-hati. Hal ini karena fans K-Pop cenderung militan dan serius dalam membaca kabar tentang idolanya. Tak heran banyak media yang menugaskan orang khusus untuk konten ini, mereka yang paham tentang seluk beluk industri K-Pop.

Epilog

Meskipun kontroversial, mayoritas twit menunjukkan warganet menyukai drama ini dan menunggu kelanjutannya. Antusiasme ini juga berkelindan dengan meningkatnya permintaan pada layanan streaming Disney+ Hotstar. Di sisi lain, media Indonesia pun giat mempublikasi kabar-kabar terkini tentang Snowdrop. Hal ini menunjukkan ada ceruk pasar atas konten-konten K-Pop di media massa, khususnya media online.

--

--