TikTok Shop; Come Back Gandeng Tokopedia

Jenna Nadia Rasbi
Binokular
Published in
7 min readDec 14, 2023

Pucuk dicinta ulam tiba. Setelah menghentikan layanan e-commerce-nya pada tanggal 4 Oktober lalu, TikTok kembali menghadirkan TikTok Shop per 12 Desember 2023 atau bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Kali ini, menggandeng pemain e-commerce lokal, Tokopedia.

Kembalinya TikTok Shop yang merupakan kolaborasi TikTok dengan Tokopedia disambut hangat baik para penjual maupun pembeli. Penjual gembira karena bisa kembali membuka lapak via TikTok Shop. Sementara pembeli suka cita karena kembalinya TikTok Shop yang bersamaan dengan Harbolnas, dimeriahkan dengan beragam diskon yang menggiurkan.

Layanan TikTok Shop sebelumnya dihentikan untuk mematuhi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 yang efektif pada tanggal 26 September 2023. Permasalahan mendasarnya adalah peran TikTok sebagai social commerce. Social commerce memiliki arti sebagai sebuah platform yang menggabungkan layanan media sosial dan e-commerce. TikTok yang sebelumnya hanya berdiri sebagai platform media sosial bagi penikmat dan kreator video pendek, seiring dengan berjalannya waktu kemudian memberikan kesempatan kepada pengguna untuk berbelanja berbagai produk yang dijajakan oleh penjual melalui layanan TikTok Shop.

Layanan TikTok Shop juga dinilai memberi andil sepinya penjualan offline di sejumlah pasar, salah satunya di Pasar Tanah Abang. Pedagang mengaku omzet mereka anjlok tajam setelah pandemi dan juga hadirnya TikTok Shop. Meskipun hal itu kemudian ditepis oleh Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga yang menyatakan bahwa sepinya Tanah Abang bukan semata karena kehadiran TikTok Shop. Ia mengatakan, secara demografi, Pasar Tanah Abang memang cenderung semakin sepi dari tahun ke tahun.

Pemerintah kemudian menghentikan TikTok Shop, karena dianggap menyalahi ketentuan. Dalam Permendag Nomor 31 Tahun 2023, ruang gerak PMSE dengan model bisnis social commerce seperti TikTok Shop itu masih dibatasi. Berdasarkan aturan ini, TikTok Shop dilarang memfasilitasi transaksi perdagangan di platform-nya dan hanya boleh mewadahi aktivitas promosi.

Oleh karena itu, TikTok Shop yang waktu itu baru mengantongi izin PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), wajib memiliki surat izin berusaha bidang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE), jika hendak mengadakan layanan perdagangan di sistem elektroniknya.

Kembali dengan Wajah Baru

Kembalinya TikTok dengan lapak TikTok Shop-nya memberikan angin segar; terlebih dengan kolaborasinya dengan e-commerce ‘keranjang hijau”, Tokopedia. Setelah sebelumnya dikabarkan melakukan pendekatan terhadap beberapa e-commerce, TikTok dan PT GoTo Gojek Tokopedia (Goto) sercara resmi mengumumkan kerja sama di Indonesia untuk membangun sektor e-commerce.

Direktur Eksekutif e-Commerce, TikTok Indonesia Stephanie Susilo mengungkapkan jika alasan TikTok memilih Tokopedia sebagai partner karena memiliki visi dan misi yang sama, yaitu mengembangkan UMKM dan bisnis lokal.

Dalam keterangan resminya, TikTok menginvestasikan kurang lebih senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp23 triliun dan memegang saham pengendali sebesar 75,01%. Sedangkan fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.

Kolaborasi ini akan diawali dengan periode uji coba yang akan diawasi oleh beberapa pihak, salah satunya oleh Kementerian Perdagangan. Kedua platform ini juga memastikan para penjualnya tak akan terdampak apapun. Tokopedia menjelaskan jika aktivitas dan transaksi jual-beli tetap berjalan seperti biasa.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, memberi waktu tiga hingga empat bulan untuk uji coba sistem kolaborasi TikTok Shop dengan Tokopedia. Ia juga menjelaskan jika dalam penggabungan TikTok Shop dan Tokopedia, yang berperan sebagai e-commerce adalah Tokopedia.

“Jadi ini percobaan selama 3–4 bulan, nanti kita nilai, kita lihat seperti apa, Jadi TikTok itu dia bukan e-commerce, e-commerce-nya yang jualan itu Tokopedia, cuma ini kan teknologinya tinggi perlu uji coba, trial and error,” jelasnya pada konferensi pers Hari Belanja Online Nasional (HARBOLNAS) 12.12, di Tokopedia Tower, Jakarta, Selasa.

Melalui penggabungan kedua bisnis ini, lebih dari 90% merchant merupakan pelaku UMKM. Para pelaku UMKM tersebut akan mendapatkan dukungan melalui berbagai program dari TikTok, Tokopedia dan Grup GoTo berupa beberapa manfaat sebagai berikut:

· Promosi produk-produk Indonesia pada platform Tokopedia dan TikTok;

· Huluisasi UMKM — mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi pelaku UMKM Indonesia melalui program komprehensif yang mendorong pengembangan keahlian dan akses sumber daya mulai dari hulu (tahap produksi) sampai ke hilir (penjualan);

· Dukungan pemasaran, branding dan praktik bisnis berkelanjutan bagi pedagang;

· Mendukung pelaku usaha lokal untuk mempromosikan produknya di pasar internasional;

· Membuka pusat pengembangan talenta digital di berbagai tempat di Indonesia; dan

· Memastikan lokapasar yang memungkinkan persaingan secara wajar.

· Transaksi tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2024.

Kesepakatan ini sejalan dengan langkah Grup GoTo untuk memperkuat posisi keuangan serta strategi Perseroan untuk memperluas cakupan pasar (total addressable market).

Untuk mendampingi keberlanjutan langkah TikTok Shop dan PT Tokopedia dalam mendorong perkembangan ekonomi digital nasional, akan dibentuk komite untuk memfasilitasi transisi dan integrasi yang diketuai oleh Patrick Walujo, dengan dukungan dari perwakilan PT Tokopedia dan TikTok.

Periode Uji Coba

Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia akan dimulai dengan periode uji coba, yang akan berlangsung selama kurang lebih 3–4 bulan. Periode ini akan diisi dengan program menarik yakni peluncuran kampanye Beli Lokal pada tanggal 12 Desember 2023, yang bertepatan pada Harbolnas.

Kampanye ‘Beli Lokal’ ini merupakan hasil kolaborasi antara Tokopedia, pemerintah, dan TikTok Indonesia untuk membuka peluang yang lebih luas bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM lokal untuk mengembangkan usahanya. Selain menguntungkan pembeli dengan beragam promo menarik yang dihadirkan, momen Harbolnas 12.12 dan kampanye Beli Lokal diharapkan dapat mendongkrak penjualan para pelaku usaha di Indonesia.

Setelah adanya kemitraan tersebut, Zulkifli berharap agar para pedagang bisa berjualan kembali dengan lancar di platform e-commerce.

“Mudah-mudahan yang pemerintah lakukan dapat membangun ekosistem ini untuk kemajuan UMKM, industri dan tentunya kemajuan ekonomi masyarakat,” ucapnya.

Pantauan Media

Grafik 1. Volume berita harian topik TikTok Shop x Tokopedia Periode 10–13 Desember 2023. (Sumber: Newstensity)

Kembalinya TikTok Shop dengan menggandeng Tokopedia mendapat coverage yang luas dari media. Jangkara melakukan pantauan menggunakan kata kunci “TikTok Shop” dan “Tokopedia” ke dalam sistem big data Newstensity, dengan periode pemantauan tanggal 10–13 Desember 2023. Di persebaran media massa, baik media online, cetak, maupun elektronik, puncak volume berita dengan jumlah 1.004 berita terlihat pada Senin, 11 Desember 2023 saat TikTok resmi mengumumkan kolaborasi antara TikTok Shop dengan Tokopedia.

Grafik 2. Analisis sentimen terkait kolaborasi TikTok Shop x Tokopedia di media massa. (Sumber: Newstensity)

Berdasarkan pemantauan di media massa, sentimen positif mendominasi pemberitaan dengan jumlah 2.938 berita atau sebesar 94%. Diikuti oleh pemberitaan dengan sentimen negatif dengan jumlah 101 berita atau 3% dan sentimen netral dengan jumlah 99 berita atau sebesar 3%.

Salah satu pemberitaan negatif berpesan pada pesan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi yang meminta agar penjualan barang impor tetap pada batas wajar dan tidak mendominasi aktivitas jual-beli di TikTok. Hal ini mengingat salah satu tujuan kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia adalah untuk lebih memajukan digitalisasi industri UMKM di Tanah Air.

Gambar 1. Analisis world cloud terkait kolaborasi TikTok Shop x Tokopedia. (Sumber: Newstensity).

Menilik analisis world cloud di Newstensity, terlihat jelas kata “tiktok”, “shop”, “Tokopedia”, dan “goto” yang mengindikasikan jika kolaborasi TikTok Shop dengan Tokopedia ini menjadi topik yang ramai diberitakan di media massa selama periode 10–13 Desember 2023.

Selain di media massa, pemberitaan kolaborasi TikTok Shop dengan Tokopedia ini juga mendapat respons yang cukup ramai dari warga X (sebelumnya Twitter). Topik ini menjadi trending selama dua hari terakhir di platform sosial media tersebut karena juga menyinggung investasi yang digelontorkan TikTok untuk mengembalikan TikTok Shop ke tengah masyarakat.

Berdasarkan pantauan menggunakan Socindex, selama periode 10–13 Desember 2023, terdapat 9.4 ribu perbincangan dengan topik ini. Isu ini juga menjadi perbincangan yang intens di linimasa dan berpotensi mendapat buzz reach ke sebanyak 166.9 juta akun.

Gambar 2. Statistik Twitter terkait kolaborasi TikTok Shop x Tokopedia. (Sumber: Socindex).

Perbincangan terkait kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia ini kembali naik semenjak tanggal 10 Desember 2023 dan memuncak di tanggal 11 Desember 2023.

Grafik 3. Linimasa engagement terkait kolaborasi TikTok Shop x Tokopedia. (Sumber: Socindex).

Respons yang diberikan warganet pada platform twitter juga sangat beragam. Salah satu akun yang mendapat respons like terbanyak dari warganet adalah cuitan seorang selebtweet Teguh dengan nama akunnya @investorgabut. Teguh lebih mengamplifikasi investasi yang diberikan TikTok pada kolaborasiya dengan Tokopedia. Berdasarkan penjelasan terbuka yang terdapat di media massa, Teguh menyayangkan karena dengan berinvestasi, TikTok secara langsung telah membeli saham Tokopedia untuk mengoperasikan e-commerce TikTok Shop-nya.

Gambar 3. Tangkapan rofe akun Teguh @investorgabut. (Sumber: Twitter).

Cuitannya ini mendapat respons sebanyak 4.5 ribu likes, 1.1 ribu retweets, dan 179 comments. Beberapa warganet yang meninggalkan komentar pada cuitan Teguh ini menyuarakan sudut pandang yang sama terhadap kolaborasi TikTok Shop dengan Tokopedia ini.

Gambar 4. Tangkapan rofe komentar warganet terhadap kolaborasi TikTok Shop x Tokopedia. (Sumber: Twitter).

Apabila dilihat dari segi sentimen, percakapan terkait kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia pada periode 10–13 Desember 2023 didominasi oleh tanggapan netral dengan jumlah 3.274 percakapan, diikuti dengan sentimen positif dengan total 911 percakapan, dan sentimen negatif dengan jumlah 860 percakapan.

Gambar 5. Linimasa sentimen Twitter terkait kolaborasi TikTok Shop x Tokopedia (Sumber: Twitter).

Berdasarkan pemberitaan terkait, @investorgabut, @profesor_saham, dan @TalkinAndy merupakan 3 akun yang menjadi top likes selama periode 10–13 Desember 2023. Unggahan dari ketiga akun Twitter tersebut cenderung menyampaikan sudut pandang terkait jual beli saham antara TikTok dan Tokopedia.

Gambar 6. Top likes Twitter terkait kolaborasi TikTok Shop x Tokopedia (Sumber: Twitter).

Epilog

TikTok Shop kembali hadir dengan semangat untuk memajukan UMKM. Pada saat yang sama, masih banyak UMKM yang belum bisa memaksimalkan penjualan melalui e-commerce. Mereka inilah yang kemudian terpukul sehingga penjualannya turun tajam dan terancam gulung tikar. Pekerjaan rumah para pemangku kepentingan selanjutnya adalah, bagaimana memfasilitasi para UMKM ini agar bisa beradaptasi dengan digitalisasi untuk memaksimalkan penjualan sehingga kelak mereka bisa naik kelas.

--

--