Warga TikTok Turut Memperingati Kemerdekaan Meskipun Tanpa Upacara

Indra Buwana
Binokular
Published in
5 min readAug 18, 2021

17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno membacakan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 yang disiarkan ke berbagai penjuru di Indonesia menandakan bahwa perjuangan bangsa in untuk berdiri sendiri sudah menemukan titik terang. Ya meskipun setelahnya Belanda masih datang cawe-cawe sih.

Kini sudah 76 tahun berlalu sejak peristiwa proklamasi kemerdekaan. Sama seperti di tahun 1945, hari kemerdekaan hingga kini masih tetap dirayakan. Apesnya, Indonesia kini masih berada di masa pandemi Covid-19. Upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang biasanya dilaksanakan dengan megah di Istana Negara pun harus dijalankan dengan keterbatasan. Para partisipan menggunakan masker dan tidak tampak ada barisan yang rapat. Tamu undangan pun tidak hadir di lokasi.

Lagi pula, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga sedang berjalan. Dengan demikian, masyarakat masih belum diperkenankan untuk beraktivitas secara bebas. Info terakhir, PPKM masih akan diperpanjang hingga tanggal 23 Agustus 2021 di Jawa dan Bali. Mungkin nanti akan diperpanjang lagi. Kita tunggu saja pengumuman dari pemerintah.

Apakah dengan kondisi yang demikian, peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-76 menjadi senyap? Tidak juga. Jika kita menengok media sosial, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk turut meramaikan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Saya melihat ada cuitan di Twitter, unggahan foto atau cerita di Instagram, cerita Whatsapp, dan bahkan ada pula teman saya yang mengunggah cerita upacara peringatan kemerdekaan yang dilakukan secara daring melalui Zoom.

Binokular turut memantau suasana kemerdekaan ini media sosial menggunakan Socindex. Jika biasanya di Twitter, kini pemantauan Socindex dialihkan ke TikTok. Pemantauan dilakukan terhadap tagar #17agustus, #dirgahayuindonesia76, dan #hutri76 selama 16–17 Agustus 2021.

Socindex menangkap ada 637 unggahan TikTok yang menggunakan tagar #17agustus, #dirgahayuindonesia76, dan #hutri76 selama tanggal tersebut. Meskipun unggahan TikTok terlihat sedikit, tapi jumlah partisipasi yang terlibat menyetuh angka belasan juta, tepatnya 16.648.754. Angka tersebut terdiri dari 637 unggahan video, 16.425.183 likes, dan 222.934 komentar di video TikTok dengan tagar tersebut.

Statistik yang sangat tidak seimbang ini memunculkan kesimpulan bahwa pengguna TikTok memang tidak terlalu suka mengunggah video, tapi lebih responsif terhadap video pengguna lain. Respon tersebut makin menjulang jika ada tren yang sedang berkembang.

Tagar #dirgahayuindonesia76 menjadi tagar utama dalam pencarian Socindex yang ada di 323 video. Disusul dengan #hutri76, #fyp, #fypシ, dan baru tagar #17agustus. Tagar #fyp kerap digunakan agar unggahan dapat lebih mudah untuk masuk ke dalam feed pengguna TikTok yang lain. Tidak heran jika banyak pengguna TikTok mencantumkan tagar #fyp agar unggahannya dapat dilihat lebih banyak orang.

Akun TikTok portal berita daring @kumparan menjadi akun terbanyak yang mengunggah video dengan tagar yang dimonitor. Ada lima video singkat yang diunggah oleh @kumparan tentang pemaknaan hari kemerdekaan dari para menteri Luhut Binsar Pandjaitan, Sri Mulyani, dan Sandiaga Uno, serta dari praktisi ahli seperti pendiri JDN Indonesia dr. Andi Khomeini dan pendiri Enspire Studio Andre Surya. Selain Kumparan, ada 28 akun yang mengunggah lebih dari satu video bertagar #17agustus, #dirgahayuindonesia76, atau #hutri76. Selain itu, akun-akun lainnya hanya mengunggah satu video saja.

Unggahan dari akun @cyntiaar_ menjadi top post dalam pantauan Socindex yang mendulang 817,5 ribu likes. Unggahan akun @cyntiaar_ berupa video transisi berbagai riasan yang bertema Indonesia, termasuk riasan berbentuk kepulauan Indonesia dan lambang Garuda Pancasila di wajah. Unggahan akun @diniyen yang turut ada di jajaran top posts pun menggunakan konsep yang sama dengan editan yang berbeda.

Beberapa unggahan lain yang mendapat tempat di top posts Socindex lainnya adalah unggahan dari akun @tytacanbets, @andirio2547, @ecacans25, dan @benangjahit. Ketiganya mengangkat peristiwa yang memiliki nuansa nasionalis yang sejalan dengan konteks kemerdekaan.

Melihat tangkapan data tersebut, bisa disimpulkan bahwa TikTok memliki caranya tersendiri dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Peringatan 17 Agustus dirayakan oleh warga TikTok dengan mengunggah video yang menggunakan berbagai macam konsep.

Cukup menarik ketika salah dua dari video top posts menggunakan konsep transisi riasan. Butuh usaha dan kemampuan merias dan mengedit yang cukup tinggi untuk membuat video seperti itu. Saya sering kagum dan heran kok ada orang yang benar-benar niat membuat video sesusah itu hanya untuk unggahan media sosial. Mungkin untuk kepuasan batin ya.

Konsep riasan yang berubah-ubah sesuai dengan ketukan lagu pengiring sebenarnya bukan hal yang baru di TikTok. Salah satu yang mempopulerkan konsep tersebut adalah akun @jharnabhagwani yang sempat viral dengan Lathi challenge. @jharnabhagwani hingga kini konsisten menggunakan konsep tersebut untuk konten TikToknya.

Saya bisa ambil kesimpulan bahwa platform TikTok memungkinkan sebuah tren baru dikombinasikan dengan konsep yang sudah populer sebelumnya. Sehingga tren yang baru muncul bisa semakin tersebar dan konsep video lama tetap relevan dengan perkembangan isu. Memang hal tersebut tidak berlaku untuk seluruh konsep video di TikTok dan tidak menjamin sebuah tren bisa bertahan lama. Namun, momentum tetap perlu dimanfaatkan, terutama jika ingin mengejar engagement dalam bermain TikTok.

Omong-omong soal momentum, unggahan dari @tytacanbets, @andirio2547, dan @ecacans25 adalah contoh bagaimana seseorang mengunggah video suatu peristiwa di dunia nyata yang disesuaikan dengan konteks yang sedang berkembang. Peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus adalah momentum yang memengaruhi tren di TikTok. Hari kemerdekaan bukan tren yang berkembang di platform TikTok sendiri seperti berbagai macam goyang TikTok dan lain sebagainya.

Dengan demikian, ketika konteks riil yang diunggah ke TikTok sesuai dengan tren, maka berpotensi untuk mendulang engagement meskipun dilakukan dengan sedikit editan. Belum tentu pula video-video tersebut merupakan cuplikan video yang ditangkap sendiri oleh akun pengunggah. Contohnya adalah konten akun @benangjahit yang sudah saya cantumkan sebelumnya yang memuat cuplikan film bertema nasionalisme.

Satu lagi, lagu yang dipakai pada contoh-contoh unggahan di atas adalah gubahan dari lagu nasional atau lagu daerah. Penambahan lagu seperti itu semakin memperkuat tema video yang bernuansa hari kemerdekaan.

Tren hari kemerdekaan menjadi momentum yang ditranslasikan TikTok menjadi berbagai macam video. Ada video dengan konsep yang kompleks dan ada yang merekam peristiwa di dunia nyata. Jadi tidak selamanya TikTok hanya digunakan sebagai ajang joget-joget saja kan?

--

--