Waspada Serbuan COVID-19 Gelombang Ketiga

Indra Buwana
Binokular
Published in
9 min readFeb 2, 2022

Presiden Joko Widodo melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden mengimbau agar masyarakat tidak panik menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Varian Omicron menjadi penyebab utama naiknya kasus positif.

Jokowi menyatakan pemerintah sudah memperkuat fasilitas kesehatan, menyesuaikan dengan varian yang sedang dominan sekarang. Ia menyarankan agar masyarakat mengakses layanan aplikasi layanan kesehatan daring atau telemedicine karena gejala Omicron tidak membahayakan, seperti batuk atau pilek.

Jokowi mengimbau agar masyarakat mau meminimalkan kontak dengan orang lain. Jika dinyatakan positif, masyarakat diminta agar sadar untuk melakukan isolasi mandiri. Ini bertujuan agar pasien-pasien dengan gejala ringan tidak perlu berkunjung ke puskesmas dan rumah sakit karena fasilitas kesehatan tersebut difokuskan pada pasien bergejala dan penyakit yang lebih berat.

Pernyataan Jokowi itu merespons kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Grafik kasus COVID-19 harian dari Satgas COVID-19 secara konsisten mengalami kenaikan sejak 24 Januari hingga 30 Januari. Sempat sedikit turun pada 31 Januari, angka kembali naik menjadi 16.021 kasus harian pada tanggal 1 Februari. Kini, ada 68.596 kasus aktif di Indonesia.

Kenaikan kasus kali ini digadang-gadang menjadi pertanda Indonesia kembali diterpa gelombang COVID-19. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio atau BOR) di seluruh rumah sakit DKI Jakarta mencapai 56% per 30 Januari 2022.

Sebanyak 2.426 tempat tidur sudah terisi dari keseluruhan tempat tidur rumah sakit sebanyak 4.361. Kasus positif di DKI Jakarta pada tanggal 30 Januari sendiri mencapai 6.348 kasus atau 51% dari total kasus positif nasional. Jika dibiarkan berlarut, rumah sakit lagi-lagi tidak bisa menampung banyaknya pasien yang harus dirawat inap karena COVID-19.

Kejadian ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara sudah mengalami kenaikan kasus setelah selama beberapa waktu jumlah kasus positif COVID-19 melandai. Direktur Regional Eropa World Health Organization (WHO) Hans Henri P. Kluge dalam rilis pers 11 Januari lalu menyatakan bahwa Eropa mengalami tujuh juta kasus COVID-19 baru di minggu pertama 2022. Omicron menjadi varian dominan. Diperkirakan dalam enam hingga delapan minggu ke depan, lebih dari 50% warga Eropa akan terinfeksi Omicron.

Pemerintah Inggris mengonfirmasi ada sebanyak 246.780 kasus COVID-19 pada tanggal 31 Desember 2021. Di Amerika Serikat, angka positif COVID-19 harian mencapai 1.334.860 kasus pada tanggal 10 Januari 2022. Sedangkan di India, kasus positif pada tanggal 21 Januari 2022 mencapai 347.254 kasus. Omicron juga menjadi penyebab lonjakan kasus di negara-negara tersebut.

Benturan Kebijakan

Upaya untuk mencegah penularan Omicron di Indonesia terhalang oleh kebijakan pemerintah. Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas menjadi kerentanan yang bisa menyebabkan penyebaran Omicron semakin luas. Upaya untuk mengatasi learning loss akibat pandemi kembali mengalami cobaan.

Keputusan yang diambil dalam SKB Empat Menteri adalah pedoman terbaru pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi. Seluruh satuan pendidikan wajib melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dengan mematuhi protokol kesehatan.

Pembelajaran dengan kapasitas 100% diperbolehkan pada daerah-daerah tertentu. Dengan syarat, masing-masing satuan pendidikan sudah memenuhi presentase vaksinasi tertentu. Meskipun demikian, orang tua yang tidak berkenan anaknya mengikuti PTM terbatas masih diperbolehkan untuk tetap daring hingga semester gasal tahun ajaran 2021/2022 berakhir.

Pemerintah daerah tidak boleh melarang sekolah yang mengadakan pembelajaran tatap muka dan menambahkan atau mengurangi aturan-aturan yang sudah tercantum di SKB tersebut. Namun, pemerintah daerah diwajibkan mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas. Jika pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan untuk mencegah penyebaran COVID-19, pembelajaran tatap muka wajib menyesuaikan dengan kebijakan yang dimaksud.

Pelaksanaan PTM terbatas di lapangan tidak seideal yang diharapkan. Masih banyak ditemukan pelanggaran di sekolah. Laporan republika.id dari penelusuran di beberapa daerah mendapati pengawasan menjadi masalah utama dalam melaksanakan PTM terbatas yang patuh protokol kesehatan. Beberapa sekolah bahkan sudah berjalan dengan kapasitas peserta didik 100% dan berlangsung tiap hari.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Pulau Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan sudah mengumumkan bahwa pemerintah akan membuka akses ke Bali bagi pengunjung internasional mulai 4 Februari 2022.

Pembukaan itu bertujuan menggencarkan ekonomi Bali yang bergantung pada sektor pariwisata. Pemerintah mengharuskan wisatawan luar negeri menjalani karantina terlebih dahulu dengan sistem bubble sebelum bisa berwisata dengan lebih leluasa di Bali.

PPKM Diperpanjang

Pemerintah akhirnya memperpanjang PPKM di Jawa-Bali. Melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 06/2022, PPKM diberlakukan secara bertingkat. 40 kabupaten/kota berada dalam status level 1, 85 kabupaten/kota di level 2, dan dua kabupaten di level 3. Kebijakan PPKM akan berlangsung selama 1–7 Februari 2022.

Kabupaten/kota yang ingin menurunkan level diharap mengejar target vaksinasi. Dari level 3 ke level 2, capaian total vaksinasi dosis kedua harus 50% dan cakupan vaksinasi dosis kedua bagi lansia di atas 60 tahun mencapai 40%. Untuk menuju ke level 1, capaian total vaksinasi dosis kedua harus 70% dan lansia sebesar 60%. Diberikan waktu dua minggu untuk mengejar target tersebut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi gelombang ketiga COVID-19. Ia memperkirakan puncaknya akan terjadi pada akhir Februari 2022. Ia menyampaikan bahwa varian Omicron bisa menyebabkan dua hingga tiga kali lipat kasus puncak varian Delta, yang pada Juli 2021 pernah menyentuh angka 57 ribu kasus dalam sehari.

Budi mengingatkan agar masyarakat yang terinfeksi COVID-19 dengan gejala ringan agar segera melakukan isolasi mandiri di rumah dan memanfaatkan telemedicine untuk mendapatkan resep obat jika diperlukan. Rumah sakit lebih diperuntukkan bagi mereka yang lebih membutuhkan pertolongan medis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengingatkan bahwa paparan COVID-19 di DKI Jakarta pada Januari-Desember didominasi orang-orang berusia 21–30 tahun. Rentang usia tersebut termasuk usia produktif dengan mobilitas yang tinggi.

Dwi menduga meningkatnya transmisi lokal Omicron disebabkan kelompok produktif ini. Dari 2.892 kasus positif Omicron pada tanggal 30 Januari 2022 di DKI Jakarta, sebanyak 1.311 berasal dari transmisi lokal dan 1.581 lainnya kasus impor.

Selain itu, status PPKM DKI Jakarta masih berada di level 2. Jika merujuk pada Inmendagri 06/2022, sekolah-sekolah di DKI Jakarta masih diperbolehkan menggelar PTM dengan kapasitas 100% dengan syarat vaksinasi 80% bagi seluruh warga di satuan pendidikan. Meskipun syarat vaksinasi itu terbilang tinggi, sekolah masih bisa menjadi tempat penyebaran Omicron. Terlebih ada kasus Omicron yang menjangkiti orang yang sudah mendapat dua dosis vaksin.

Pemantauan Media

Infogram Data Lab secara spesifik memantau pemberitaan tentang gelombang ketiga COVID-19 Indonesia. Mesin big data monitoring Newstensity selama periode 26 Januari — 1 Februari 2022 menangkap ada 1.045 berita.

Grafik volume berita yang tidak dimulai dari nol memperlihatkan bahwa media sudah mengangkat isu gelombang ketiga COVID-19 sebelumnya. Ini mengingat gelombang ketiga COVID-19 sudah melanda beberapa negara lain. Dampaknya, muncul imbauan-imbauan untuk melakukan antisipasi datangnya gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia

Volume harian berita tampak fluktuatif. Berita sebelum tanggal 31 Januari cenderung bersifat ajakan untuk melakukan antisipasi kedatangan gelombang ketiga. Sedangkan puncak volume pemberitaan pada tanggal 31 Januari dipicu pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyerukan agar masyarakat bersiap menghadapi gelombang ketiga COVID-19 beserta prediksi-prediksinya. Pernyataan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bahwa Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga COVID-19 turut berkontribusi menambah volume pemberitaan.

Ada beberapa subtopik yang turut dibicarakan dalam pemberitaan tentang gelombang ketiga COVID-19. Dengan catatan dalam satu berita bisa mengandung satu atau lebih subtopik. Berita tentang varian Omicron menjadi topik yang paling banyak dibicarakan dengan 700 berita dari total tangkapan 1.045 berita. Vaksin kemudian menyusul dengan 466 berita merujuk pada ajakan kepada warga untuk segera melakukan vaksinasi sebagai langkah antisipasi.

Subtopik tentang panik merepresentasikan berita yang juga mengangkat himbauan kepada masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi gelombang ketiga yang sudah di depan mata. Ada 250 berita dengan subtopik tersebut.

Selanjutnya tentang PPKM ada 123. Berita dengan subtopik PPKM memiliki volume terkecil dikarenakan kebijakan tersebut kembali diambil pada tanggal 31 Januari untuk merespons lonjakan kasus yang semakin tinggi.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menduduki tempat teratas di daftar top person Newstensity dengan penyebutan di 244 berita. Hasil ini dipicu pernyataannya mengajak masyarakat untuk bersiap menghadapi gelombang ketiga dan posisinya sebagai menteri merepresentasikan sikap pemerintah dalam menghadapi masalah tersebut.

Masih dari pihak pemerintah ada Presiden Joko Widodo dengan penyebutan di 92 berita dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan 68 berita. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi turut muncul di pemberitaan. Salah satu hal yang ia angkat adalah klarifikasi bahwa Indonesia belum memasuki gelombang ketiga COVID-19, tapi sedang bersiap menghadapi kedatangannya setelah melihat data lonjakan kasus harian.

Lalu dari profesional ada Ketua Satgas COVID-19 IDI Zubairi Djoerban dengan penyebutan di 73 berita. Zubairi dalam cuitannya di Twitter menyatakan bahwa Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga yang kemudian diangkat oleh media.

Di Twitter, mesin pemantau media sosial Socindex menangkap statistik aktivitas keyword “gelombang ketiga” dalam periode 26 Januari-1 Februari 2022 tidak terlalu tinggi. Total aktivitas yang terekam sebanyak 5.903 kali yang terdiri dari 409 cuitan asli, 3.539 likes, dan 1.554 retweet dan replies. Meskipun demikian potensi penyebarannya bisa mencapai 81.6 juta akun.

Percakapan gelombang ketiga pada awal pemantauan sudah menunjukkan adanya aktivitas. Warga Twitter sudah membicarakan tentang potensi Indonesia mengalami gelombang ketiga berkaca pada peningkatan kasus harian yang sudah berada di kisaran 7.000 kasus pada tanggal 26 Januari.

Peningkatan mulai tampak pada 29 Januari 2022 secara bertahap dan mencapai puncaknya pada 1 Februari 2022 dengan 646 kali perbincangan. Ini dipicu media yang semakin banyak memberitakan gelombang ketiga COVID-19 mulai melanda Indonesia.

Dua cuitan dari akun media @CNNIndonesia menjadi cuitan dengan respons terbanyak di daftar top tweet Socindex. Akun @CNNIndonesia juga menjadi akun yang mendapat penyebutan terbanyak, retweet terbanyak, dan likes terbanyak.

Cuitan Ketua Satgas COVID-19 IDI Zubairi Djoerban di akunnya @ProfesorZubairi yang menyatakan Indonesia sudah “berhasil” memasuki gelombang ketiga juga masuk ke daftar top tweet. Selanjutnya ada cuitan dari dokter penyakit dalam Dirga Sakti Rambe @dirgarambe yang mengajak baik masyarakat dan pemerintah untuk semakin mempersiapkan diri.

Respons warga Twitter terhadap masuknya gelombang ketiga cukup beragam. Salah satunya cuitan yang bernada kekesalan akan datangnya gelombang ketiga.

Datangnya gelombang ketiga COVID-19 pun bisa dipelintir dengan nuansa agama. Di kolom balasan salah satu cuitan @CNNIndonesia, ditemukan beberapa cuitan dengan nada demikian.

Virus COVID-19 varian Omicron sudah memasuki Indonesia dan berpotensi untuk menyebar dengan cepat. Terbukti lonjakan kasus dalam beberapa hari ini sudah mencapai ribuan. Indonesia sudah di ambang gelombang ketiga COVID-19.

Antisipasi mutlak diperlukan. Tidak ada yang mau badai Delta Juli 2021 lalu terulang kembali. Pemerintah sudah berancang-ancang dengan kebijakannya. Dan kebijakan itu harus dibarengi dengan pengawasan dan konsistensi untuk melindungi masyarakat dari bahaya Omicron.

--

--