Memulai Belajar Mengembangkan Website Dari Rumah

Ramdhanii Ram
BISA.AI
Published in
6 min readJan 23, 2021
Photo by Agnieszka Boeske on Unsplash

Pengembangkan Website atau Web Development adalah salah satu perkara yang dapat dilakukan dari mana saja, khususnya saat ini dimana bekerja di rumah lebih disenangi. Artikel ini ditujukan bagi teman-teman yang ingin masih mencari tahu metode dan langkah yang tepat untuk menjadi Web Developer dan cabang-cabang pekerjaannya.

Mengunjungi kembali Roundtable/Webinar #31 yang berjudul “Web Development in 2020, Start Coding At Home” artikel ini kebanyakan akan menjelaskan kembali pembahasan salah satu narasumber agar lebih mudah dimengerti lewat bentuk tulisan dan sedikit tulisan atau info tambahan dari penulis.

Mengenai Web Development

Jika teman-teman sudah mengetahui apa itu web development, maka harusnya sudah familiar dengan konsep: Frontend Developer, Backend Developer, dan Fullstack Developer. Masing-masing dari cabang pekerjaan tersebut mempunyai syarat dan keahlian yang berbeda-beda namun masih saling terkait.

Frontend Developer sebagai bagian yang mengurus tampilan atau antar muka website harus berkolaborasi dengan Backend Developer yang mengelola sistem dibalik layar website tersebut agar berjalan dengan semestinya. Lalu ada juga Fullstack Developer yang bisa dibilang gabungan dari Frontend+Backend Developer ini.

Menurut penyampaian dan sumber dari narasumber, pekerjaan Web Developer menduduki peringkat ketiga dalam pekerjaan mengenai teknologi terbaik di dunia, dengan rata-rata penghasilan $69,430 di tahun 2018

Data di tahun 2018

Walaupun dari data baru yang saya cek menunjukkan posisi web developer ini turun ke nomor delapan, namun rata-rata penghasilan di tahun 2019 meningkat menjadi $73,760.

Data di tahun 2019

Dua data di atas bisa menjadi metrik ukur bagaimana pekerjaan ini masih tetap dicari dan dipilih banyak orang, hampir mirip seperti di Indonesia.

Web Development Life Cycle

Ilustrasi fase-fase dalam pengembangan website secara berurutan

Web Development Life Cycle atau Siklus Hidup Pengembangan Website adalah standar yang harus diikuti saat mengembangkan website untuk menghasilkan website yang sesuai dengan perencanaan. Walaupun sebagai web developer tidak akan mengikuti/mengerjakan kebanyakan fase di atas, ada beberapa hal penting yang tetap harus dimengerti, seperti:

  1. Requirement Gathering
Ilustrasi Requirement Gathering dari Narasumber

Proses requirement gathering merupakan langkah awal dalam pengerjaan projek yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan ruang lingkup seputar projek agar sesuai dengan maksud dan kemauan client atau user lewat metode-metode seperti: Focus Group, Brainstorming, Observation, Interview dan Survey.

Biasanya bagian ini akan diberikan kepada web developer oleh Project Manager atau Business Analyst setelah informasi terkumpul dengan baik dan jelas lewat meeting atau briefing.

2. Design Strategy

Ilustrasi Design Strategy dari Narasumber

Setelah mendapatkan informasi mengenai permintaan dari klien atau pengguna, tahap selanjutnya adalah mendiskusikan dan menjelaskan strategi kasar bagaimana isi, tampilan dan tujuan website bersama klien atau manajer projek.

3. Technical Strategy

Ilustrasi Technical Strategy dari Narasumber

Fitur dan fungsi yang akan ditambahkan ke situs web mempengaruhi apa saja bahasa, framework, arsitektur, dan hal lain yang digunakan untuk menjawab permintaan dan kebutuhan klien atau konsumen.

4. Branding

Ilustrasi Branding dari Narasumber

Sebelum masuk ke tahap desain tampilan, Brand menjadi hal prioritas yang harus dimengerti khususnya Frontend Developer sebagaimana identitas dari produk atau website ditentukan pada tahap ini.

5. UI/UX Design

Ilustrasi UI/UX Design dari Narasumber

Proses UI/UX Design ini bisa dibilang salah satu proses penting dalam pengembangan website. Dirancang oleh masing-masing UI/UX Designer, sebagai web developer tetap harus mengerti mockup, alur dan interaksi yang diberikan.

6. Concept Testing

Ilustrasi Concept Testing dari Narasumber

Pada tahap ketujuh ini, berbagai ide, konsep dan rancangan kasar yang sudah dikerjakan pada tahap 1–6 perlu dites dan dibandingkan kembali dengan permintaan klien atau pengguna untuk menghasilkan konsep dan rancangan yang benar-benar matang.

7. Development (Awal)

Ilustrasi Development Awal dari Narasumber

Setelah semua konsep dan rancangan terkonfirmasi, pada tahap ini para developer akan mulai bekerja dalam merancang kerangka kodingan awal, pseudocode, dan algoritma. Sekarang tahapan ini dapat dibantu dengan sudah tersedianya banyak framework dan bahkan template untuk program.

8. Database Architecture

Ilustrasi Database Arhitecture dari Narasumber

Pengembangan website sulit untuk berjalan tanpa perancangan arsitektur basis data yang benar. Perancangan basis data ini akan mempengaruhi logika, alur, penggunaan bahkan performa dari suatu website.

9. Frontend & Backend Development

Ilustrasi Frontend & Backend dari Narasumber

Baru pada tahap inilah, para developer akan memulai koding dengan serius. Sesuai ilustrasi di atas, kedua bagian tersebut saling terhubung dan harus selalu berkoordinasi.

Proses kolaborasi dan pengembangan ini biasanya memakan waktu yang tidak sedikit, karena website di tahap development masih perlu dites agar dapat masuk ke tahap production.

10. Integration

Ilustrasi Integration dari Narasumber

Proses integrasi berarti menggabungkan segala modul/service kecil yang dibuat oleh Frontend dan Backend Developer untuk digabungkan menjadi suatu modul utama yang utuh.

Pada tahapan ini pun, modul utama sudah masuk ke tahap production, dalam artian projek ini sudah live dan bisa diakses langsung lewat internet sebagaimana nanti diakses oleh pengguna.

11. Testing

Ilustrasi Testing dari Narasumber

Tahap terakhir tentunya adalah pengujian secara keseluruhan. Dari ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa selain dari uji fungsionalitas ada berbagai macam pengujian seperti performa dan keamanan yang sangat penting dilakukan.

Namun, tahap pengujian ini kebanyakan tidak akan dilakukan oleh Developer, karena biasanya tahap ini dipimpin oleh bagian Software Quality Assurance atau SQA .

(Catatan: Beberapa fase web development life cycle sengaja tidak dimasukkan)

Mulai dari mana?

Setelah mempunyai gambaran tentang bagaimana umumnya pengembangan website dilaksanakan, hal selanjutnya adalah mencoba memulai. Contohnya: mencoba mencari perbedaan, keuntungan dan proses lebih jauh saat menjadi Frontend atau Backend Developer, kemudian mencoba mengerjakan projek kecil-kecilan sebagai landasan awal, hingga akhirnya menemukan tipe developer mana yang cocok untuk diri sendiri.

Jika sudah menemukan tipe developer yang cocok bagi kalian sendiri, ada bantuan yang disebut Roadmap sebagai panduan langkah demi langkah tentang bagaimana cara menjadi (misalnya) Frontend Developer di tahun 2021.

Developer Roadmaps (roadmaps.sh) by kamranahmedse

Web Development Trends (in 2020)

Ilustrasi Tren Web Development di tahun 2020

Banyaknya tren pada web development seperti contoh di atas, selain karena semakin banyaknya kebutuhan dan permintaan pengguna, teknologi yang digunakan dan dapat diintegrasikan ke dalam suatu website semakin cepat berkembang.

Kesimpulan

Dengan segala resources dan media bantuan yang ada untuk membantu pembelajaran hingga berkarir, web development harusnya menjadi salah satu pekerjaan yang menarik dan mudah dipelajari. Jadi, kenapa enggak mulai dari sekarang?

--

--

Ramdhanii Ram
BISA.AI
Writer for

Work stuffs & making sense interesting thoughts from my brain.