Perjalanan & pengalamanku menjadi seorang UX Researcher

Alfandio Grasheldi
Blibli Product Blog
5 min readSep 28, 2018
Photo by Benjamin Davies on Unsplash

Bulan September ini, tepat 2 tahun saya memilih karir sebagai seorang UX Researcher dan I love doing this ✌❤️ . Perkenalkan saya Alfandio Grasheldi, seorang lulusan ilmu komputer IPB (Institut Pertanian Bogor) yang lebih mencintai user research dibandingkan tumpukan baris coding 😎.

Selama jadi seorang UX Researcher ada beberapa pertanyaan yang sering banget ditanyain ke saya soal pekerjaan. Nah, di artikel ini saya ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan soal UX Research.

Pertanyaan 1: Gimana sih awal mula mengetahui UX Research?

Pertama kali tahu UX ketika salah satu dosen saya (Pak Firman A) mengajarkan mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer. Di mata kuliah ini saya diajarkan bagaimana interaksi yang terjadi antara manusia dan komputer dalam mengimplementasikan sistem yang mudah dipahami oleh pengguna. Saya belajar bagaimana merancang dan mengevaluasi suatu sistem, baik dari sisi usability maupun emotion pengguna.

Mata kuliah ini mengenalkan saya pada metode heuristic review, user persona, wireframe hingga prototyping. Kesan yang menyenangkan ini membuat saya mulai mencintai dan fokus pada bidang ini.

Singkat cerita, di bawah bimbingan Pak Firman A saya membuat tugas akhir dengan judul “Pengembangan Guidelines dan Evaluasi Usability Situs Web E-commerce B2C Indonesia Berdasarkan Empat Perspektif Tipe Pengguna”. Pencapaian pada tugas akhir ini yang membuat saya terjun sebagai UX Researcher di salah satu e-commerce terbaik Indonesia, Blibli.com.

Pertanyaan 2: Apa itu UX Researcher? Apa saja yang kamu kerjakan di Blibli.com sebagai seorang UX Researcher?

Ini pertanyaan yang sering banget ditanyakan dan paling susah untuk dijawab hehehe 😬✌. Menurut Interaction Magazine,

UX is a continuum that begins with UX research and ends with UI design. The research part of the UX continuum is defined as an action where you investigate something systematically. In UX Research, you apply various techniques in order to add context and insight into the design process. Research is needed to reach new conclusions, establish facts, and find problems.

Intinya, sebagai UX Researcher saya adalah seseorang yang membantu perusahaan dalam cakupan user experience, mulai dari mencari permasalahan/fakta UX, memahami kebutuhan/pengalaman pengguna, hingga memberikan hasil akhir yang dapat digunakan oleh tim design/product.

Sebagai seorang UX researcher, saya biasanya mengerjakan research, research, research, dan presentasi ke stakeholders. Itu aja? Iya cuma itu aja kerjanya selama ini 🤣. Research-nya disebut tiga kali, karena memang dibagi dalam setiap proses. Setiap pekerjaan yang masuk punya fase dan metodenya tersendiri. Proses setiap fase dimulai dari persiapan user research hingga laporan hasil akhir kepada seluruh stakeholders.

What is user researcher (Invision)

Pertanyaan 3: Metode apa yang biasa kamu gunakan dalam melakukan user research?

Metode yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan research yang ingin dilakukan. Dalam artikel NielsenNorman terkait ‘When to Use Which User-Experience Research Methods’, metode user research dibagi menjadi empat bagan, yaitu :

  1. Bagan Qualitative-Attitudinal
  2. Bagan Quantitative-Behavioral
  3. Bagan Qualitative-Attitudinal
  4. Bagan Qualitative-Behavioral
A Landscape of User Research by Nielsen Norman Group

Dari empat bagan tersebut, saya biasanya lihat dari output yang ingin didapatkan, yaitu data qualitative atau quantitative. Saya biasanya cuma pakai beberapa metode dalam menunjang kebutuhan research di Blibli. Metode yang biasanya digunakan, yaitu :

  1. Usability testing: metode menguji produk (berbentuk prototype atau final) kepada user dengan memberikan beberapa task scenario yang mesti dikerjakan. Output = qualitative dan quantitative.
  2. In-depth interview: metode tanya jawab antara pewawancara dan responden guna menggali informasi secara mendalam. Output = qualitative.
  3. E-mail survey: metode mendapatkan feedback dari pengguna terkait produk atau konsep dengan mengirimkan e-mail survei. Output = quantitative.
  4. Heatmap analysis: metode research dengan mendapatkan insight pada hasil tracker heatmap yang dipasang pada website. Output = quantitative.

Satu lagi, ketika melakukan user research sebisa mungkin saya ditemani sama notetaker. Buat apa? Saya seringkali lebih fokus mendengarkan dan mengamati pengguna kita, sehingga sering kelupaan untuk catat insight / feedback yang penting.

Pertanyaan 4: Tools apa saja yang digunakan oleh seorang UX Researcher ?

Tools yang digunakan sih gak se-expert yang dipakai UI/UX Designer 😬✌.️ Tools yang dipilih kegunaanya lebih kepada bagaimana menunjang proses research, mulai dari persiapan research hingga pelaporan hasil yang didapatkan.

  1. Microsoft Word/Excel: digunakan untuk membuat task scenario, discussion guide, rundown hingga pelaporan hasil research.
  2. Microsoft Power Point/Keynote : digunakan untuk membuat laporan research dalam bentuk presentasi, sehingga lebih mudah dipahami oleh semua stakeholders.
  3. Sketch: digunakan untuk membuat atau mengubah wireframe produk yang akan diujikan.
  4. Invision: digunakan untuk membuat prototype simpel untuk kebutuhan user testing.
  5. Lookback: digunakan untuk merekam aktivitas dan ekspresi pengguna ketika berinteraksi pada produk yang diujikan.
  6. Surveymonkey: digunakan untuk online survey yang biasa dikirimkan ke pengguna untuk mendapatkan feedback.
  7. VWO/Crazyegg/Hotjar: digunakan untuk memasang tracker heatmap dan clickmap di website. Beberapa tools juga menawarkan fitur A/B testing dan user recordings.
  8. Google Analytic: digunakan untuk melakukan tracking dan mendapatkan report terkait data-data quantitative dari website/aplikasi yang kita miliki. Data-data quantitative yang didapatkan seperti traffic pengunjung, demografi user, behavior user, dan masih banyak lainnya.
  9. Trello: digunakan untuk monitoring pekerjaan yang masuk dan yang sedang dikerjakan. Nah, saya terkadang pakai ini juga buat sintesis data karena bisa lebih cepat dan hemat sticky notes 🍃.

Pertanyaan 5: Hal apa yang paling disukai dan tidak disukai dari menjadi seorang UX Researcher?

Hal paling disukai adalah ketemu dengan pengguna produk (user) kita. Saya senang mengetahui dan mengobrol terkait pengalaman mereka, mulai dari pengalaman yang mengganjal hingga yang membantu mereka.

Why Doing User Research in The Right Place Matters

Selain bisa ketemu langsung dan ngobrol dengan user (j̶a̶l̶a̶n̶²̶ ̶k̶e̶l̶u̶a̶r̶), kita juga bisa langsung melihat pengalaman mereka ketika berinteraksi dengan produk kita. Pengguna Blibli sendiri ada dua jenis loh: customer Blibli dan merchant Blibli. Saya dan tim research biasanya ketemu dengan mereka, mulai dari kita undang, kita samperin hingga kita main ke warehouse mereka.

Sedangkan hal yang tidak disukai dari UX Researcher kayaknya gak ada deh. Biasanya challenge yang ditemui dalam user research itu rekrutmen partisipan. Proses ini sendiri bisa memakan waktu lebih. Dalam satu iterasi user research, ada proses mencari partisipan yang sesuai kriteria, menghubungi mereka hingga menjadwalkan waktu untuk bertemu. Kita biasanya langsung turun tangan untuk menghubungi pengguna untuk mendapatkan partisipan yang sesuai kriteria. *Pssst, jangan baper kalau teleponnya gak diangkat/ditolak 😛.

Ini sebagian ceritaku sebagai UX Researcher di Blibli.com, masih banyak hal yang akan diceritakan di artikel selanjutnya. So, stay tuned!

Terima kasih saya kepada Pak Firman Ardiansyah selaku Pembimbingku, Pak Steve Sutanto dan Mbak Melody Budiono selaku Mentor pertamaku di Blibli.com. Thank you for introducing and guiding me into this journey 😊🙏🏻.

If you’re interested in applying for a full-time position or intern as an UX Designer or UX Researcher, Blibli.com is currently hiring! Send your resume to recruitment@blibli.com and get the chance to work with other UX Designers & Researchers with their own unique stories.

--

--