Review #MexicanGP 2018: HAM folds five!
Gelar kelima Lewis Hamilton — dan Formula 1.5.
Seperti di musim 2017, Lewis Hamilton kembali mengunci gelar juara dunia sementara Max Verstappen memenangi balapan di GP Meksiko. Di musim 2017, Neymar mengucapkan selamat di radio untuk Lewis Hamilton. Sekarang, Will Smith mengirimkan dukungannya saat Lewis Hamilton melakukan cool down lap. Finis di posisi keempat, sudah lebih dari cukup bagi Hamilton untuk mengamankan posisi pemuncak klasemen dari arch-rival Sebastian Vettel.
Memang sudah sangat berat bagi Sebastian Vettel untuk, bahkan setidaknya berharap agar keajaiban terjadi dan merebut gelar juara musim 2018. Hamilton hanya butuh finis P7 untuk mengamankan posisi, di manapun Vettel finis. Dengan konsistensi yang ditunjukkan Lewis Hamilton dan Mercedes (yang baru sekali mengalami mechanical failure di Austria — di mana sebelumnya Lewis Hamilton terus menerus finis di 10 besar pada 33 balapan berturut-turut), sulit untuk membayangkan keajaiban itu terjadi.
Biarpun tampaknya all the bags are packed and ready to go untuk Hamilton dan Mercedes, Red Bull memberi sedikit kejutan dengan mendominasi sesi latihan, dan kualifikasi. Lap yang spektakuler dari duo Red Bull, khususnya si apes Daniel Ricciardo (yang tetap saja apes di balapan) — mengantarkan Red Bull pada front-row lockout pertama mereka selepas era Vettel dan Mark Webber. Setidaknya, sesuatu yang berbeda!
Tentang balapan
Our man of the moment, Daniel Ricciardo mengalami start yang buruk. Setelah tikungan pertama, Max Verstappen (yang katanya sedang marah) dan Lewis Hamilton memimpin balapan di posisi 1–2. Tak selang beberapa lama, giliran Fernando Alonso yang disingkirkan oleh potongan sayap depan yang berasal dari mobil Esteban Ocon, yang sebelumnya melakukan kontak dengan Nico Hulkenberg. Ngomong-ngomong Alonso sering banget ya jadi korban dari duel orang lain? Ingat Austin kemarin, atau Singapura tahun lalu? Sial deh pokoknya.
Balapan berlanjut dengan lumayan banyak aksi di posisi 6 teratas. Bagaimana Vettel sempat memimpin, kemudian Raikkonen harus kehilangan posisi berturut-turut oleh Verstappen, Hamilton, dan Ricciardo. Namun, malah yang jadi pertanyaan saya: “ke mana Valtteri Bottas?”
Tidak hanya Fernando yang mengalami kesialan. Tentunya sang pole-man, Daniel Ricciardo, yang belum pernah naik podium (kecuali kalau dia menang) di tahun ini, terus menambah rekor DNF-nya saat dia harus kena masalah kopling di lap 62. 8 kali, pemirsa, 8 kali!
Akhirnya, Max Verstappen memenangkan balapan GP Meksiko 2018, pertama kalinya dia menang untuk kedua kalinya di sirkuit yang sama. Tidak hanya itu, Lewis Hamilton juga mengulang yang dia lakukan tahun lalu yaitu mengunci gelar juara dunia di Meksiko! Gelar kelima! Menyamai Juan Manuel Fangio! Dan juga mendekati rekor juara dunia 7 kali Michael Schumacher, yang dalam keadaan seperti ini, tampak masuk akal untuk dikejar Lewis Hamilton. Apakah Lewis sudah bisa dianggap legenda? Aku sih yes. Will Smith aja yes kok:
Melengkapi podium adalah Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen. Kedua kalinya Sebastian Vettel harus mengakui kekalahan setelah musim 2017 membuktikan diri sebagai penantang utama dominasi Merc-HAM dengan bersama Scuderia.
Sedikit di luar gegap gempita gelar juara, mari kita apresiasi Stoffel Vandoorne, yang mengalami musim yang sulit sekali, setelah dikalahkan rekan setimnya dalam kualifikasi (19–0) dan poin (50–12). Stoff — yang juga kehilangan kursi di F1 tahun depan — mengalami balapan yang hebat.
Dengan ban yang sudah aus dalam strategi 1-stop, keberhasilannya meraih P8 adalah sedikit kenangan manis, yang mungkin sedikit mengingatkan kita pada keberhasilannya meraih poin di debut F1-nya di Bahrain 2016 saat menggantikan Fernando Alonso.
Menuju hidangan penutup
Tinggal 2 balapan lagi yang tersisa di musim 2018, di Brazil dan Abu Dhabi. Dengan gelar World’s Driver Championship yang sudah dikunci Lewis Hamilton, apa lagi yang masih bisa kita saksikan?
Kejuaraan Konstruktor
“The constructors’ championship that pays the mortgage of the colleges and the Christmas gifts. And that one is still out there and is still on.” — Toto Wolff, dikutip dari Crash.net.
Dalam 2 balapan, masih ada 86 poin yang diperebutkan, biarpun Mercedes sudah mengantongi keunggulan 55 poin dari rival terdekatnya Scuderia Ferrari. Agak berat sih, jika Lewis dan Valtteri keduanya berada di podium di GP Brazil, maka Mercedes adalah pemenang di semua musim era mesin hibrid sampai saat ini. Baik pembalap maupun konstruktor.
Kemenangan Valtteri Bottas
Setelah Lewis Hamilton mengunci gelar, bagaimana nasib rekan setimnya Valtteri Bottas? Tahun lalu, Bottas memenangkan balapan terakhir di Abu Dhabi.
Lewis Hamilton memiliki statistik yang sedikit unik, yakni tidak pernah menang ketika sudah mengunci gelar juara dunia. 2008 dan 2014 dimenangkan di balapan terakhir. Di 2015 dan 2017, Hamilton tidak mengantongi satu kemenangan pun setelah gelar ia kunci. Bagaimana dengan 2018?
Formula 1.5
‘Kejuaraan’ yang tak kalah seru (atau lebih seru?) adalah kejuaraan tanpa Mercedes, Ferrari, dan Red Bull — Formula 1.5. Berikut adalah ‘lima besar’-nya.
Nico Hulkenberg sudah cukup kokoh berada di puncak — Bayangkan tahun depan kombinasi Hulk-Ric, akan sejauh apa Renault melangkah di 2019? Kemudian hanya terpaut 6 poin diantara Checo, K-Mag, Nando, dan Ocon. Formula 1.5, selama era hibrid belum menemukan solusi untuk close racing adalah cara wajib untuk menikmati F1 di musim depan.
Ada lagi versi Formula 1.5 yang lebih ekstrim, yakni menghilangkan semua pembalap di 3 tim teratas, dan memberikan poin 25, 18, 15, dan seterusnya sesuai urutan pembalap setelah menghilangkan Hamilton, Bottas, Vettel, Raikkonen, Verstappen, dan Ricciardo. Seperti inilah klasemennya:
Dengan 2 balapan sisa, masih ada hidangan penutup setelah kenyang makan Burrito dan Taco di Meksiko. Mungkin semangkok Acai bakal jadi kudapan manis di akhir minggu ini. Sampai ketemu di Brazil!