Prediksi dan Spekulasi: Karir Charles Leclerc
Berita telah menyebar luas dengan cepat. Kimi Raikkonen akan menyelesaikan kontraknya dengan tim “Kuda Jingkrak” hingga akhir musim 2018 ini untuk kemudian kembali “menyelesaikan lingkaran karir” di Sauber. Dan yang akan menggantikan posisi Kimi, tentu tidak lain dan tidak bukan adalah orang yang akan “bertukar tim” dengannya. Marcus Ericsson? Sayangnya bukan, tapi kawan setim nya, Charles Leclerc.
Perlu diketahui bahwa Charles memang terdaftar di program pembalap junior dari Ferrari layaknya mentornya, Jules Bianchi (yang sayang sekali belum sempat kita saksikan aksinya di Ferrari). Di wawancaranya dengan FirstPost, Charles juga menyatakan bahwa dia memiliki keinginan untuk membalap di ajang Formula 1 dengan tim asal Maranello tersebut. Perlu diingat juga, ada informasi (yang sepertinya belum sepenuhnya resmi sampai artikel ini diketik) yang mengatakan bahwa Charles telah menandatangani kontrak bersama almarhum Sergio Marchionne (ex-CEO Fiat Chrysler) untuk membalap bersama Ferrari, walaupun belum diketahui untuk tahun berapa kontrak tersebut dibuat.
Kita tahu bahwa Charles memiliki kemampuan kelas dunia (tonton saja video di atas). Kemampuan yang bisa dibilang cukup gila, yang berhasil membawanya menjuarai seri Formula 3 Eropa musim 2016 dan Formula 2 musim 2017 lalu. Performa Charles di ajang Formula 1 pun tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan Sauber (yang hingga musim lalu bisa dibilang tim baris belakang), Charles mencetak 15 poin di tengah musim hingga GP Singapura 2018 yang lalu. Tidak lupa juga fakta bahwa Charles beberapa kali memasuki tahap 3 di sesi qualifying.
Dengan performa Ericsson belakangan ini, banyak yang mengatakan bahwa mobil tim Sauber memang sangat berkembang dibandingkan musim-musim yang lalu. Namun, hal tersebut tidak menyanggah fakta bahwa performa Charles di Sauber terbilang melebihi ekspektasi para penonton.
Berita Charles akan membalap untuk Ferrari di musim 2019 menimbulkan banyak komentar yang, secara garis besar, terbagi menjadi dua kubu. Kubu 1 mengatakan bahwa masih terlalu cepat untuk Leclerc membalap di Ferrari. Pendapat yang masuk akal, mengingat musim depan Charles Leclerc baru akan memasuki musim ke dua nya di ajang Formula 1. Patut diingat bahwa Ferrari adalah tim yang agak konservatif. Mereka sangat jarang memasukkan pembalap yang kurang berpengalaman, apalagi dengan usia yang sangat muda (Charles baru akan berusia 21 tahun 2019 nanti).
Kubu 2 mendukung penuh gerakan Ferrari untuk meninggalkan cara lama mereka, yaitu menunggu pembalap mendapatkan pengalaman terlebih dahulu sebelum mengontrak sang pembalap. Menurut saya, Kubu 2 ini mungkin terinspirasi dari tim seperti Red Bull yang selalu menyediakan tempat bagi pembalap muda berbakat tanpa kehilangan performa tim secara keseluruhan. Mengingat era dominasi Seb di awal dekade, penulis merasa dukungan mereka juga masuk akal.
Spekulasi dari penulis, Ferrari mungkin tidak mau menyesal kehilangan pembalap junior mereka sebelum waktunya lagi (RIP Jules…). Langkah mereka menempatkan Charles setelah rookie season nya akan memberikan sedikit nafas segar bagi tim yang terbiasa dengan pembalap berpengalaman banyak, dan tentu mereka akan mengharapkan performa yang mantap dari Leclerc. Menilai kecepatan adaptasi Charles di musim pertamanya untuk mengendalikan mobil F1, penulis memprediksi Charles tidak akan mengecewakan tim nya dari segi kemampuan.
Bagaimanapun juga, kita tidak tahu sepenuhnya mengenai kondisi mental Charles. Ada spekulasi resmi yang mengatakan bahwa Vettel tidak begitu mampu menghadapi tekanan untuk menjadi juara, dan membuat banyak kesalahan di tengah musim yang membuatnya kehilangan banyak poin untuk dirinya sendiri dan juga Ferrari sebagai constructor. Namun karena Vettel sudah terlanjur mencetak poin lebih banyak (dan seharusnya lebih mungkin menantang Hamilton), dan diyakini berpengaruh besar bagi tim, beberapa spekulasi tidak resmi menyatakan bahwa dua alasan itu lah yang membuatnya tetap dijadikan gacoan oleh Ferrari. Apakah Leclerc dapat menghadapi tekanan psikologis dengan hasil lebih baik dari Vettel? Atau dia akan berakhir sama? Dan mungkinkah Leclerc akan memecahkan rekor sebagai juara dunia termuda sepanjang sejarah Formula 1 sekaligus juara dunia pertama dari Monaco? Hanya waktu yang akan memberi jawaban…..