Review #AustrianGP: The hills are alive with the power of dreams!

Rizkyawan Wibawa
Blog Formula Satu
Published in
8 min readJul 1, 2019

Ah, Red Bull Ring. Sirkuit yang tergolong pendek, dengan waktu lap paling pendek pula dari seluruh kalender F1. Pun begitu, siapa sangka sirkuit pendek ini dapat menghasilkan balapan yang menarik. Bahkan, grand prix edisi tahun 2019 ini dapat dikatakan sebagai salah satu balapan paling berkesan sejauh berlangsungnya musim 2019, lho!

Sebelum kita memulai ulasan, penulis mau minta maaf dulu kepada para pembaca karena kami melewatkan beberapa balapan yang tidak diulas. Baik para kontributor maupun editor (orang-orang yang sama juga sih…) sedang sangat sibuk dengan berbagai urusan kehidupan dan karir masing-masing. #curhatcolongan

Tanpa berlama-lama, mari kita langsung masuk sesi FP1. The hills are coming alive with Mercedes in front. Pun begitu, tim Panah Perak ini tidak semata-mata akan lari begitu saja dari tim-tim lain. Valtteri Bottas mengalami masalah kebocoran oli pada mesin spek baru nya, dan setelah menghasilkan waktu tercepat ketiga di sesi tersebut, dia juga berkomentar mengenai pengereman yang terasa aneh. Waktu dari Vettel memisahkan Bottas dan Hamilton di tiga besar, Leclerc mencetak waktu tercepat keempat, dan otomatis Red Bull menjadi tim tercepat ketiga di home race mereka pada sesi tersebut. Selain informasi dari tim big three, McLaren berhasil mengkonfirmasi pace yang mereka temukan di sirkuit Le Castellet pekan lalu dengan menempatkan Sainz pada posisi tujuh di depan Ricciardo, sementara The Hulk sempat merusak sayap depan mobilnya.

FP2 terlihat lebih mengesankan bagi para penonton. Ferrari secara cukup mengejutkan mencetak waktu tercepat dengan Leclerc, sementara Verstappen, Bottas, dan Vettel mengalami kesulitan mengendalikan mobil masing-masing. Verstappen dan Bottas bahkan menabrakkan mobil mereka!

Pemandangan langka — mobil Mercedes W10 diangkut. Biasanya ada di posisi paling depan.

Race pace dari Ferrari terlihat menjanjikan dengan durabilitas ban kompon lunak yang juga cukup baik. Hal ini akan menjadi faktor yang berperan dalam kualifikasi maupun balap. Begitupun halnya dengan Red Bull yang berhasil menempatkan Gasly di posisi tiga pada sesi tersebut.

Di sesi latihan terakhir, Ferrari mengkonfirmasi kecepatan mobil mereka dengan lagi-lagi menempatkan Leclerc di posisi pertama. Hamilton dan Bottas menyusul dengan selisih waktu 0.1 dan 0.2 detik, sementara Vettel di posisi empat dengan selisih waktu lebih dari 0.25 detik. McLaren juga mengkonfirmasi kecepatan mobil mereka dengan menempatkan Norris di atas Gasly, dan Sainz tepat di bawah nya.

Kualifikasi di sirkuit Red Bull Ring kali ini juga sangat menarik. Di sesi pertama, kita mendapatkan trio langganan eliminasi yang biasa (maafkan ketegaan saya): Stroll, Russell, dan Kubica. Kvyat terpaksa bergabung dengan mereka karena lap nya terhalang mobil Russell di dua tikungan terakhir (!!), sementara Perez gagal lolos eliminasi menemani rekannya. Raikkonen juga sempat terhambat oleh Hamilton menuju tikungan ketiga, dan sang iceman pun meluapkan kekesalannya pada sang juara dunia lima kali.

Ya, sangat jelas, Kimi.

Sesi kedua diisi dengan pertarungan antara Renault, Haas, McLaren, dan Alfa Romeo. Albon yang lolos ke sesi kedua ini entah kenapa sepertinya tidak memiliki kecepatan yang cukup untuk masuk sesi ketiga sejak awal. Renault dan Haas memiliki masalah masing-masing, namun Haas memanen hasil yang sedikit lebih baik dengan Magnussen masuk sesi ketiga dan Grosjean di posisi 11. Sorotan di sesi ini juga ditempatkan pada Ferrari, yang menggunakan ban kompon lunak untuk kedua mobilnya sementara Mercedes dan Verstappen menggunakan ban kompon medium untuk mencoba lolos dari eliminasi. Norris dengan MCL34 nya dan kedua Alfa Romeo lolos ke sesi ketiga — sebuah kejutan kecil menilik Giovinazzi tidak selalu menghasilkan kualifikasi yang baik.

Sesi terakhir kali ini cukup seru, karena Ferrari benar-benar mempunyai kesempatan untuk start di depan menyaingi Mercedes. Benar saja, di akhir sesi, Leclerc berhasil mendapatkan pole position kedua dalam karir F1 nya, mengalahkan Hamilton, disusul Verstappen dan Bottas. Vettel tidak mencetak waktu di sesi terakhir ini karena masalah tekanan udara pada mesin mobilnya, sementara Gasly hanya berhasil start dari posisi sembilan. Sementara itu, di papan tengah, Magnussen berhasil mencetak waktu best of the rest di posisi lima, diikuti oleh Norris dan kedua Alfa Romeo.

Chris Pratt pun terkejut melihat Haas, McLaren, dan Alfa Romeo mencetak waktu di atas satu mobil Red Bull.

Patut dicatat bahwa akan ada beberapa pembalap yang dikenai penalti setelah sesi kualifikasi. Magnussen akan dikenai penalti grid lima posisi karena mengganti gearbox, sementara Hulkenberg juga dikenai penalti grid karena mengganti mesin, lalu ada Hamilton yang dikenai penalti grid karena menghambat Raikkonen saat kualifikasi, kemudian Sainz dan Albon harus start dari belakang karena melakukan penggantian elemen mesin berlebih, serta Russell yang dikenai penalti grid karena menghambat Kvyat dan memulai dari pit.

Lights out! Leclerc memulai balapan dengan sangat baik, namun tidak begitu dengan Verstappen. Masalah saat start menyebabkan ia melorot ke posisi tujuh tepat di depan rekan setimnya, sementara Vettel secara oportunistik memanfaatkan celah tersebut untuk masuk ke posisi enam. Kedua Mercedes mengisi posisi dua dan tiga, Norris menyusul di posisi empat dan sempat menyalip Hamilton di awal lap! Kedua Alfa Romeo menjaga posisi mereka sebaik mungkin di sepuluh besar disusul oleh tim-tim papan tengah lain dan Williams (memang sebaiknya mereka ditempatkan di kelasnya sendiri dulu daripada dikatakan sebagai tim papan tengah). Aksi di awal balapan ini diisi dengan usaha Max untuk kembali ke depan diikuti dengan pencarian kesempatan oleh Vettel dan Gasly.

Setelah beberapa lap, balapan berlangsung secara cukup prosesional dengan Leclerc yang terus menjauh dari kedua Mercedes dan Vettel yang terus berusaha membuka jalan menuju posisi podium. Verstappen sepertinya menyadari mobilnya tidak terlalu menyenangkan untuk dijalankan dengan ban kompon medium dan sedikit menahan lajunya untuk sementara waktu. Norris menjaga posisi enam nya, sementara Gasly….terengah-engah? Entahlah, apapun yang dia lakukan tidak membawa hasil sebaik rekan se tim nya.

Pit window mulai terbuka di lap 20an dan pemberhentian pertama dilakukan oleh Bottas dan Vettel. Bottas dengan target 1-stop mengganti ban menjadi kompon keras, tapi harus menunggu waktu pelepasan yang aman agar tidak menabrak Vettel. Dengan reaksi pintar untuk menahan Bottas tersebut, maka akan ada kesempatan bagi Vettel untuk memperebutkan posisi dua di fase berikutnya. Namun, keanehan terjadi di pit Kuda Jingkrak: ban Vettel belum siap. Waduh….

Sekarang sih sudah 1 hari.

Waktu pemberhentian yang cukup lama itu mengakibatkan Vettel keluar di belakang Bottas dengan gap yang lebih jauh dari sebelum masuk pit, dan alih-alih mengancam posisi dua, dia harus menjaga posisinya dari ancaman Verstappen.

Lap 30, Hamilton dipanggil masuk ke pit untuk mengganti ban dan sayap depan. Ya, dia mengalami sedikit masalah sejak lap 22 karena sayap depannya sepertinya menyenggol sausage kerb di tikungan pertama saat mobilnya agak sedikit keluar trek. Beberapa lap setelahnya, dia mengeluh kehilangan downforce di bagian depan mobil. Yah, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh sang juara dunia lima kali untuk mempertarungkan mobilnya di posisi depan……

Momen dimana sang jurdun kehilangan kesempatan bertarung.

Setelah semua mobil melakukan pit stop, aksi terjadi saat balapan memasuki fase akhir. Verstappen dengan RB15 nya yang terlihat sangat menyenangkan untuk dikemudikan dalam kondisi race-trim dan menggunakan ban kompon keras secara mengejutkan sudah mengejar ketertinggalan dari Vettel, dan tak lama setelah itu, posisi tiga pun direbut olehnya. Pace dari Verstappen hampir lebih cepat 1 detik dengan pace Leclerc di depan, dan dengan jarak serta jumlah lap yang tersisa, posisi dua sudah pasti di tangan, namun mungkinkah Honda mengincar kemenangan di sini?

Beberapa lap berikutnya, Verstappen menyusul Bottas yang memiliki selisih 5 detik dari Leclerc. Namun, secara tiba-tiba dia mengkomplain kehilangan tenaga mesin di radio. Tanpa tedeng aling-aling, Verstappen menyalip Bottas dan menempati posisi dua dengan 15 lap tersisa. Hmm…..mungkin Honda sudah terlalu sering mengalami kegagalan mekanikal sebelumnya, dan mengganti istilah “party mode” dengan “losing power”. You know, just for the sake of humor.

Verstappen, setelah memberikan “dummy radio” dan menyalip Bottas.

Diantara semua ketegangan di baris depan, Vettel kembali melakukan penggantian ban menjadi kompon lunak dan keluar di belakang Hamilton. Mungkin tidak terlihat cukup cerdas awalnya, namun dengan pace Ferrari yang sangat bagus serta durabilitas yang cukup dengan kompon lunak, menurut saya mereka hanya menghalau ancaman dari disalip oleh Hamilton yang hanya melakukan 1-stop hingga akhir balapan. Akhirnya sih, memang Vettel berhasil menyalip Hamilton dan merebut posisi empat.

Aksi di baris depan semakin tegang dengan turunnya selisih Leclerc-Verstappen, dan di lap 68, manuver pun dilancarkan. Leclerc dengan cerdas berhasil mempertahankan momentum dari sisi luar, untuk kemudian menunda pengereman sedikit di tikungan keempat demi menghalau Verstappen. Namun, tak diayal lagi, lap berikutnya Verstappen kembali melancarkan manuver dummy di tikungan ketiga, mengambil sisi dalam tikungan, dan sedikit menyenggol Leclerc saat line mereka berpotongan secara tidak sengaja. Verstappen berhasil mempertahankan posisi, dan Leclerc tidak memiliki pace untuk kembali menyalip Verstappen di 2 lap terakhir.

Sedikit keras, namun sah. Atau setidaknya itu opini saya.

Balapan yang ciamik ini ditutup dengan hasil yang luar biasa pula. Max Verstappen, dengan Red Bull-Honda, setelah start nya yang buruk berhasil mendapatkan kemenangan pertama di musim 2019 di home race Red Bull! Selain itu, Honda juga “buka puasa” dengan kemenangan pertama mereka sejak dengan Jenson Button di Hungaria 2006! Kemenangan keenam di karir Verstappen ini tentu menjadi sangat spesial bagi dirinya maupun bagi tim. Sayang sekali bagi Leclerc, yang gagal mendapatkan kemenangan pertamanya meskipun sudah membalap dengan kian baik sepanjang akhir pekan. Bottas menempati titik podium terakhir, disusul oleh Vettel dan Hamilton. Norris menempati posisi enam, di depan Gasly (hmm…Helmut Marko tidak akan menyukai artikel ini), kemudian disusul juga oleh Sainz (yang start dari belakang, lho! Sayang aksi salip-menyalip nya tidak ditampilkan) dan kedua Alfa Romeo! Dengan begitu, McLaren memimpin klasemen papan tengah dengan jarak yang cukup besar ke Renault di posisi lima. Balapan ini juga sekaligus menjadi semacam breakthrough bagi Giovinazzi — yang telah melewati kualifikasi dan balap dengan baik dan membawa poin bagi Alfa Romeo.

Sempat ada investigasi yang berlangsung setelah balapan berakhir untuk insiden tikungan ketiga bagi Leclerc dan Verstappen, namun keputusan resmi menyatakan bahwa itu hanya insiden balapan dan Verstappen tetap keluar sebagai pemenang GP Austria.

Salah satu podium termuda!

Setelah balapan-balapan prosesional sebelumnya, akhirnya kita disuguhkan dengan berbagai aksi menarik di barisan depan dan juga papan tengah. Kita diberikan aksi terobosan Sainz, Williams yang akhirnya dapat bertarung dengan tim lain (meskipun hanya satu mobil), dan tiga tim memperebutkan kemungkinan menang. Ya, F1 tidak selamanya akan seru seperti ini. Namun, tidak selamanya membosankan juga, kan?

Kita juga diberikan kesempatan melihat sesuatu yang mungkin akan kita lihat selama satu atau dua dekade ke depan — pertarungan generasi muda memperebutkan kemenangan. Pertarungan Leclerc dan Verstappen adalah bukti nyata bahwa sudah saatnya para tim baik the big three maupun papan tengah membuka jalan bagi para pembalap muda nan berbakat untuk membantu meraih kemenangan. Tidakkah anda semua penasaran, apa yang akan terjadi dengan pertarungan antara Leclerc-Verstappen-Norris-Sainz-Albon, misalnya? Saya biarkan para pembaca yang menentukan……

Sampai bertemu kembali di GP Inggris!

--

--