Review #BahrainGP 2019: Heart Break Kid

Formula Satu
Blog Formula Satu
Published in
4 min readApr 6, 2019

Kembali lagi bersama Blog Formula Satu! Seperti biasa, kami hadir agak telat, maklum karena dikelola secara paruh waktu namun penuh cinta. Rasa cinta dari hati yang baru saja patah setelah GP Bahrain tempo hari 😭

We feel it too!! (Courtesy @bbcf1 on twitter)

Akhir pekan lalu semua mata tentunya tertuju pada Ferrari. Setelah performa medioker di Melbourne, tentunya tifosi berharap lebih di GP Bahrain kemarin. Tantangan ini rupanya dijawab bukan oleh pembalap utama Ferrari Sebastian Vettel, namun oleh sang “wingman”, Charles Leclerc. Wingman kami tulis dengan tanda petik, sebab kami tidak tahu mana yang sebetulnya pembalap utama Ferrari dari dua GP yang lalu!

Whoops, not our words!

Ferrari tampil dominan sepanjang sesi latihan dan kualifikasi, dengan Leclerc memuncaki 2 dari 3 sesi latihan, mengungguli rekan setimnya. Di sesi kualifikasi, Leclerc juga tampil sangat kuat dan mencatatkan waktu 1.27.866, sebuah gap yang cukup jauh dari Vettel (1.28.190) dan Hamilton (1.28.160). Kemenangan dominan sudah tampak, namun Leclerc bilang: “Today is a good beginning, I’ll try and finish the job tomorrow” di radio seusai kualifikasi maupun beberapa wawancara setelahnya.

Rupanya, pekerjaan Leclerc cukup berat di hari balapan. Ia mengawali lomba dengan start yang buruk. Tetapi Leclerc tetap fight dan tidak begitu saja mengalah kepada Vettel, dan gangguan dari duo Mercedes yang konsisten tampil baik selama ini. Para fans pun disuguhi aksi balap yang mengesankan dari duo Ferrari: well-accomplished ace vs. wonderkid rookie! Aksi-aksi papan atas di awal lomba ini menurut kami adalah highlight dari GP Bahrain kemarin.

Ibarat sebuah drama, klimaks terjadi di saat Leclerc melanggar perintah tim untuk tetap di belakang Vettel, tepatnya di lap kelima. Seluruh fans F1 kami pastikan bersorak sorai ketika hal ini terjadi, karena sebenci apapun kamu sama Ferrari, nothing beats the wholesomeness of seeing a rookie have his first F1 pole position, podium and win! Leclerc kemudian kembali memimpin lomba dengan dominan malam itu. Kali ini, kemenangan sudah di pelupuk mata…

Sayangnya — lagi-lagi ibarat sebuah drama — kisah bahagia itu harus kandas tatkala antiklimaks terjadi, sepuluh lap sebelum lomba berakhir. Tiba-tiba Ferrari SF90-nya kehilangan daya dan lajunya yang dominan mulai melambat. Semua tertegun: pitcrew Ferrari meneteskan air mata, nada kecewa terdengar dari komentar Crofty dan Brundle, bahkan Fernando Alonso yang sedang membantu McLaren juga terlihat kaget.

Rupanya mesin Ferrari tipo 064 miliknya mengalami korsleting di sistem kontrol injeksi — sebuah masalah yang konon belum pernah terjadi — sehingga hanya 5 dari 6 silinder yang bekerja setelahnya. Martin Brundle memperkirakan bahwa Leclerc kehilangan ~160 tenaga kuda malam itu, memberikan keuntungan bagi duo Mercedes yang mengakhiri lomba di P1 dan P2. Podium pertama Leclerc tertolong oleh kerusakan Renault sebelum lomba berakhir, yang menyebabkan lomba harus berakhir dengan safety car.

Deep down in their heart, every F1 fan and driver are essentially a Ferrari fan. This is 100% normal!

Sejujurnya, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Ferrari, maupun mengernyitkan mata terhadap performa Vettel kemarin. Apakah Ferrari menjalankan mode mesin yang berbeda untuk Leclerc (beringas, tapi beresiko) dan Vettel (aman, tapi masih di belakang Mercedes)? Kita tidak pernah tahu, yang jelas Ferrari harus terus berbenah untuk mengejar ketertinggalan dari die silbernen Pfeilethe Silver Arrows. Mari kita tunggu!

Young, handsome, on top of his career, well-mannered, and definitely rich AF. Dude are you even real???

Semua mata boleh tertuju pada Leclerc, tapi jangan lupakan Nico Hulkenberg. Mungkin tidak semua orang setuju, tapi ia adalah the most underrated wingman in F1 grid these days versi saya. Usahanya melaju dari P17 hingga mencapai zona poin (bahkan sempat P6!) harus kandas tatkala mesin Renault harus mengalami kegagalan dua lap sebelum lomba berakhir. Such a heartbreaking race for him!

Dan jika ada kid yang tidak heartbreak (duh) malam itu, mungkin namanya adalah Lando Norris. Dua lomba berlalu di musim ini, sang runner up F2 2018 selalu berhasil menembus Q3 di fase kualifikasi. Namun, konsistensinya di saat balapan masih tampak meragukan di Australia. Norris seakan menjawab keraguan dengan performanya di Bahrain tempo hari. Dengan konsistensi serta pergerakan defensif yang brilian, ia berhasil mengamankan P6 malam itu.

Damn son, who would take THAT racing line!!! Well done Lando!

Keberhasilannya sekaligus menunjukkan potensi MCL34 yang bisa finis di depan tim pabrikan Renault! Selain Ferrari, menurut kami Renault works juga harus banyak berbenah karena rupanya mereka bukanlah tim Renault tercepat di grid 2019.

Review F1 musim 2019 tentunya tidak lengkap tanpa ***RA 619 H WATCH*** (iya, penulis yang ini memang Honda stan!): sepertinya baik Red Bull maupun Toro Rosso tidak dalam performa terbaiknya tempo hari. Biarpun Max dapat mengulang prestasi Honda di musim lalu (P4 di Bahrain), namun kami yakin Honda dan Red Bull bisa lebih baik. Sorotan tajam tentunya tertuju pada Pierre Gasly yang sama sekali tidak memiliki pace baik saat kualifikasi maupun balapan. Mengingat kebijakan pembalap yang keji di Red Bull, Gasly pastinya sedang di bawah tekanan untuk tampil lebih baik di balapan-balapan selanjutnya…

Poster motivasi yang ditempel Gasly di kamarnya. Di bawahnya terdapat tulisan: “Work hard. You dont want this to happen.”

Satu hipotesis mengenai spek baru 2019 telah dibuktikan di GP Bahrain kemarin: mobil-mobil ini bisa saling mengikuti satu sama lain dengan baik! Karenanya, kita disuguhi aksi salip menyalip yang luar biasa di awal lomba. Pertarungan berlangsung sengit baik di papan atas maupun papan tengah (you’re not there yet, Williams..)

Namun, perbedaan performa antara tiga (atau dua?) tim teratas dengan tim lainnya masih terlalu jauh, sehingga ketika kita membicarakan race pace, jarak antar tim masih sangat lebar. Walau begitu, perubahan aturan aerodinamika 2019 tetap harus kita apresiasi. Siap-siap kawan, kami yakin musim 2019 akan menjadi musim yang sangat seru!

No…not this boy in red…..

--

--