Review #BelgianGP: Pertama dan Terakhir

Kemenangan pertama untuk Charles Leclerc dan (semoga) korban terakhir dalam dunia balap

Achmad Ramadhan
Blog Formula Satu
4 min readSep 15, 2019

--

Sebelum membicarakan Ferrari, Leclerc, Mercedes, hingga Eau Rouge dan Raidillon, mari kita sama-sama mengingat Anthoine Hubert. Kecelakaan naas di kompleks Eau Rouge/Raidillon pada balapan feature race Formula 2 (31/8), yang melibatkan Juan Manuel Correa (lekas sembuh) dan juga Giuliano Alesi merenggut nyawa dari Hubert, 22, pemenang GP Formula 2 Monako & Prancis, sebagai rookie di Formula 2. Harapan Renault, harapan Prancis. Motorsport sudah seharusnya berbahaya, dan penggemarnya sudah seharusnya mendukung segala inovasi safety untuk memastikan para pembalap, para gladiator, dapat membalap sampai batas dengan aman. Semoga ini adalah fatality terakhir dari dunia motorsport, di seri manapun.

Pada periode libur panjang, beberapa kontrak diumumkan. Salah satunya adalah kembalinya Ocon, kali ini di kursi Renault yang sekarang diduduki Nico Hulkenberg. Kemudian, Valtteri Bottas yang akan kembali membalap untuk Mercedes di samping Lewis Hamilton musim depan, dan yang paling mengejutkan adalah, masuknya Alex Albon sebagai pengganti Pierre Gasly di Red Bull di sisa musim 2019 ini. Gasly yang tidak tampak optimal sebagai rekan setim dari Max Verstappen harus kembali ke tim lamanya di Toro Rosso, bersama orang yang juga pernah mengalami demosi di 2016, Daniil Kvyat.

Sementara itu, fast forward ke race weekend, Ferrari, tim yang saat itu masih menunggu kemenangan pertamanya, mengunci baris terdepan. Kedua kalinya mengunci front row di musim ini, mereka tampak clueless dalam memaksimalkan kesempatan di musim ini. Sebastian Vettel sang “lead driver” (dapat diperdebatkan) tampak lackluster dan melakukan kesalahan di GP-GP sebelumnya. Sementara Charles Leclerc, sejauh ini bahkan masih belum menunjukkan efektivitas dirinya, bahkan dibanding orang yang digantikannya, Kimi Raikkonen, yang amat cemerlang di Alfa Romeo-nya.

Balapan dimulai dan tidak berselang lama, langsung terjadi insiden selepas La Source yang diinisiasi Max Verstappen yang melakukan start yang amat buruk, dan masuk ke sisi dalam La Source, yang lebih sempit dari lubang jarum di setiap GP Belgia di lap pertama. Tak lama kemudian, Max Verstappen, dengan kerusakan suspensi dan/atau steering, harus berakhir di tire barrier, yang berarti fokus Red Bull harus tertuju pada satu pembalapnya, sang debutan Alex Albon. All aboard the “A(lbon)train! Mulai dari stasiun P17, jangan lupa turun 12 stasiun kemudian, di P5!

And that’s one hell of a ride! Bagai menunjukkan apa yang seharusnya mampu dilakukan di dalam mobil RB15 (no offense). Tak kurang, Albon melakukan sebuah manuver tribute pada orang yang dulu sering melakukan hal ini di mobil Red Bull. Biarpun begitu, ada saja yang kurang suka dengan debut impresif dari Albon ini. Cukup adil, mengingat dia finis P7 dari start P19 dengan sebuah Toro Rosso. Bagaimana dengan Gasly? Start di P13 dan finis di P9. Dua poin tidaklah terlalu buruk. Tidak seburuk Max di balapan ini.

Bagi penonton F1 angkatan 2000an sudah pasti akan segera flexing literasi F1 nya dengan mereferensikan manuver ini dengan manuver Schumacher-Zonta-Hakkinen, 19 tahun lalu. Tidak apa-apa karena masa lalu is the best! V10! no DRS!

Yang kami lihat

Ferrari, yang belum pernah menang musim ini, tidak bisa melewatkan kesempatan emas ini di mana mereka mendominasi dari sesi latihan pertama. Tentu saja bagi mereka 1–2 adalah sesuatu yang menjadi tujuan utama. Namun, performa Sebastian Vettel, yang mampu merebut undercut dari de-facto lead driver Ferrari di Spa, Charles Leclerc, tidak diimbangi dengan kondisi ban dari mobilnya, di mana dia harus merelakan lagi P1 untuk diambil Leclerc kembali, dan juga menghalau Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, yang akhirnya harus direlakan juga posisinya. Bagaimanapun juga team play dari Vettel, memberikan hasil yang terbaik untuk Ferrari, biarpun itu “hanyalah” P1 dan P4.

Charles Leclerc, the wonderkid, akhirnya mengakhiri puasa kemenangan Ferrari sejak 2018 GP Amerika Serikat, dan juga mencetak kemenangan pertama dalam karirnya, pada tim yang membesarkannya, Ferrari. Berkat team play dari rekan setimnya Sebastian Vettel, dan juga performa individu yang memang memikat. Definitely the first of many more to come untuk Leclerc.

--

--