Review #ChineseGP 2018: Ayo Berbenah, Max!

Formula Satu
Blog Formula Satu
Published in
4 min readApr 21, 2018

Halo, Blog Formula Satu kembali lagi dengan review GP Tiongkok. Kami mohon maaf karena edisi ini terbit agak terlambat. Iya, penulis Blog Formula Satu memang sedang hectic dengan berbagai aktivitas, se-hectic kru pit Ricciardo menyiapkan mesin sebelum kualifikasi GP Tiongkok kemarin! Langsung saja, selamat menikmati!

Beberapa menit pertama GP Tiongkok kemarin memang tidak seru-seru amat. Tiap mobil memang berjarak tidak jauh dari mobil lainnya, tetapi hal tersebut terlihat seperti sekedar konvoi, alih-alih seperti balapan.

Kondisi penonton di paruh pertama GP Tiongkok

Paruh pertama ini mendemonstrasikan kesulitan salip-menyalip dengan spek 2018, yang dikeluhkan oleh banyak pembalap dan tim. Masalah dirty air dan temperatur mesin membuat para pembalap tidak bisa berlama-lama membuntuti mobil di depannya, sehingga mereka pun tidak bisa menyusun strategi serangan dengan matang.

Tanpa perbedaan kecepatan atau kondisi ban yang signifikan, menyalip dengan mobil 2018 menjadi sangat sulit. F1 Strategy Meeting selanjutnya di Paris dikabarkan akan membahas perubahan formula aerodinamika untuk memperbaiki hal ini untuk musim 2019.

Kondisi balapan yang membosankan tiba-tiba berubah secara dramatis setelah duo Toro Rosso bertabrakan di lap 32 akibat miskomunikasi. Pierre Gasly, sang pahlawan di GP Bahrain, menjadi pecundang di Shanghai dan dikenakan penalti 10 detik karena insiden tersebut…

…eh, tunggu dulu. Gasly mungkin tetap menjadi pahlawan — paling tidak bagi Red Bull — karena insiden ini memicu periode safety car. Verstappen dan Ricciardo kebetulan berada di dekat jalur masuk pit saat safety car dikeluarkan, dan tim pun langsung memerintahkan box-box untuk mereka berdua. Pitstop ganda Red Bull memberikan mereka ban lunak yang bakal bertahan hingga akhir lomba, di kala Mercedes dan Ferrari tidak bisa berbuat apa-apa!

Dat moment…

Setelah pitstop tersebut, duo Red Bull langsung mempertontonkan aksi salip-menyalip yang menegangkan (Ya, benar-benar menegangkan sampai kami teriak-teriak sendiri di depan layar kaca!). Ricciardo — dengan manuver late braking-nya yang ikonik (mungkin yang terbaik di jajaran pembalap tahun ini), perlahan memperbaiki posisi dan menyalip mobil-mobil di depannya.

Keunggulan Bottas di depan Ferrari setelah undercut yang sangat efektif menjadi tidak berarti di hadapan ban segar Ricciardo. Danny Ric berhasil merampok kemenangan di Shanghai dari tangan Valtteri Bottas pada hari itu secara sensasional, sekaligus menggenapi catatan karirnya menjadi 6 kemenangan. Seperti lima kemenangan sebelumnya, Ricciardo selalu memenangkan balapan dari luar 3 posisi start teratas.

Kemenangan yang sangat simbolik: kira-kira kursi siapa yang bakal diduduki Danny Ric di 2019 ya?

Sayangnya, peluang finis 1–2 Red Bull gagal direalisasikan akibat beberapa aksi berlebihan dari Max Verstappen. Di hari itu, Max selalu mencoba melakukan salip-menyalip yang menegangkan.

Padahal dengan keunggulan ban yang dimilikinya, hanya tinggal menunggu waktu sebelum ia berada di depan barisan Ferrari dan Mercedes. Aksinya kepada Hamilton membuat kami berteriak kegirangan, namun kesalahannya saat mencoba menyerang Sebastian Vettel memang berlebihan. Hal tersebut merusak balapan Vettel, dan menambah 2 poin penalti pada lisensi balap Max.

Max’s stan after Chinese GP…

Saat ini terdapat 5 poin penalti pada lisensi balap Max. Apabila poin penalti pada lisensi tersebut mencapai 12 dalam waktu satu tahun, maka ia harus diganjar hukuman berupa larangan satu kali balapan.

Kalau kata Nico Rosberg, dengan sikap seperti itu Verstappen tidak akan bisa menjadi juara dunia. Ya, kami senang menonton aksi Verstappen dan kami tahu bahwa dia sangat berbakat, tetapi Max harus berbenah setelah insiden-insiden di GP Tiongkok dan GP Bahrain. Jangan keras kepala, Max!

Nah, sekian dulu review kali ini. Sebagai penutup, tentunya kita akan bahas what we know, what we don’t know dari tulisan sebelumnya. Selain itu, kami juga menambahkan sesuatu yang baru mulai tulisan ini.

Jadi, untuk menjawab hal-hal yang belum kita ketahui dari GP Bahrain tempo hari…

What we know:

  • Jarak Red Bull masih agak jauh dari Mercedes dan Ferrari
  • Ericsson belum bisa menampilkan performa yang konsisten
  • Honda belum bisa menghadirkan kecepatan seperti di Bahrain, mungkin karena mereka menyadari bahwa Shanghai memiliki lurusan yang relatif panjang dan lebih mementingkan ketahanan di GP kemarin
  • Haas masih harus meluruskan dinamika kerjasama Grosjean-Magnussen
  • Untuk mengurangi insiden pelepasan tidak aman dari area pit, FIA akan memperkenalkan solusi dua sensor pada wheel gun: satu untuk memastikan torsi mur roda, dan satu lagi untuk memastikan bahwa mur roda terputar dengan benar

What we don’t know:

  • Apakah Verstappen akan mengubah sikapnya dalam salip-menyalip, atau paling tidak memperbaiki hal tersebut?
  • Apakah Kimi akan diperlakukan seperti first driver oleh Ferrari? (??!?!?)
  • Apakah Williams dapat segera mengakhiri balapan tanpa poin di 2018?

Daaan… tulisan kali ini akan kami tutup dengan daftar baru, yaitu peringkat keseruan GP Formula 1 musim 2018! Bagaimana, anda setuju dengan peringkat di bawah ini?

Peringkat keseruan musim 2018 versi Blog Formula Satu (so far…)

  1. GP Bahrain
  2. GP Tiongkok
  3. GP Australia

--

--