Review #SingaporeGP 2018: Well-deserved, Lewis!

Achmad Ramadhan
Blog Formula Satu
Published in
6 min readSep 17, 2018

Marina Bay. Sirkuit yang terkenal dengan tantangan “kegelapan” nya. Balapan yang dilakukan malam hari di bawah lampu sorot dan gemerlap cahaya perkotaan di street circuit yang tidak akan memberi ampun kepada pembalap manapun yang melakukan kesalahan. Di musim 2018 ini, Hamilton kembali menjuarai GP Singapura.

Weekend dibuka dengan dominasi Ferrari pada sesi free practice. Seb dan Kimi bolak balik menghasilkan waktu tercepat hampir di ketiga sesi, dengan Red Bull yang berusaha menantang mereka di posisi depan. Mercedes awalnya tidak terlihat baik dengan menduduki peringkat di belakang kedua tim lain, meskipun kedua mobil Mercedes juga belum menggunakan ban hypersoft di sesi tersebut.

Lalu, semua akhirnya terkuak saat sesi qualifying berlangsung. Mercedes awalnya menyusul kedua Red Bull di Q1 dan Q2, namun masih terkesan agak lamban dibandingkan Ferrari. Saat Q3 berlangsung, Lewis Hamilton beraksi melakukan lap terbaiknya untuk berusaha mendapatkan posisi terdepan.

“It was like a dance”

Lap yang disepakati oleh cukup banyak penonton sebagai lap yang magis. Posisi kedua ditempati oleh Max Verstappen, dan Sebastian Vettel harus puas memulai dari posisi ketiga dengan selisih waktu 0.6 detik dari posisi terdepan. Kedua mobil Force India yang berhasil menembus Q3 juga patut disorot, dengan Sergio Perez memulai dari posisi tujuh dan Esteban Ocon dari posisi sembilan.

Lights out! Hamilton melakukan start dengan baik dan memimpin semua mobil saat memasuki belokan pertama. Seb berhasil memulai dengan baik juga, namun komitmen yang diberikan Max saat berbelok membuatnya harus bertahan di posisi ketiga dulu. Di belakang mereka bertiga, semua terlihat baik-baik saja…..

Bukan yang pertama kali…

….hingga kedua mobil Force India melakukan kontak, dan Ocon menabrak dinding hingga mobilnya hancur.

Bendera kuning pun dikibarkan untuk Sektor 1. Vettel dan Verstappen masih bersaing ketat untuk memperebutkan posisi kedua, hingga akhirnya Vettel berhasil menyalip Verstappen.

Eits, jangan salty dulu. Itu masih tanda bendera kuning…..

Safety car keluar setelah manuver dari Seb (ingat kejadian dua balapan yang lalu?) dan menahan aksi hingga lap 4 berakhir. Setelah safety car kembali masuk, Hamilton langsung berusaha kabur sejauh mungkin dari Vettel dan Verstappen. Begitupun dengan Valtteri Bottas yang berusaha menghindari kejaran Raikkonen dan Ricciardo di posisi lima dan enam.

Prosesi balapan kembali berlangsung normal hingga lap 15. Ferrari berusaha melakukan undercut untuk mencoba menyusul Mercedes di depan, mengganti ban hypersoft Seb dengan ban ultrasoft. Strategi agresif untuk mencoba menyusul Lewis Hamilton yang akan mulai kehilangan grip dari ban hypersoft nya.

Bahkan mereka memberikan kostum dengan warna merah yang salah…

Namun, rencana itu dibuyarkan oleh Max. Red Bull melakukan pitstop di lap 18 untuk mengganti ban pink (atau warna chewing gum? Kami akan membiarkan pembaca yang menentukan..) Verstappen dengan ban soft. Saat keluar dari pit, mobil Vettel dan Verstappen berada di posisi yang sangat mepet satu sama lain dan hampir menimbulkan insiden. Beruntung, keduanya dapat melalui belokan ketiga tanpa kerusakan apapun. Posisi keempat (yang akan menjadi kedua berhubung Kimi dan Danny Ric belum mengganti ban) diambil oleh Verstappen dengan ciamik dan pilihan compound ban nya dapat bertahan hingga akhir balapan.

LHOOO KOKKK??? Undercut mana undercut????

Menuju fase setengah balapan, Gasly merasa ada yang salah dengan mobilnya (mungkin ban mobilnya sudah mulai kehilangan grip? — kata-kata di radio tidak terdengar jelas) tepat ketika Leclerc berada di belakangnya. Charles pun terlihat langsung mencari-cari kesempatan untuk menyalip. Akhirnya-dengan mengambil line yang apik-Charles pun dapat menyalip mobil Pierre dan berada di posisi sembilan.

All aboard the Charl-Charl train

Sebagai sirkuit jalan raya, Marina Bay memiliki karakteristik yang mirip dengan sirkuit Monte Carlo. Minimnya overtaking memang membuat balapan lebih membosankan dibandingkan dengan sirkuit lainnya karena semua pembalap memiliki margin kesalahan yang lebih kecil. Lap demi lap terus berlalu setelah Charles mengambil posisi sembilan….

Lagi????

….dan lagi-lagi ada insiden yang melibatkan Perez di lap 34. Mobil pinknya melakukan kontak dengan mobil Sirotkin, mengakibatkan ban kiri belakangnya bocor. Hari yang sudah buruk ternyata berujung semakin buruk untuk Force India.

Reaksi di garasi Racing Point Force India

Aksi yang entah menegangkan atau kocak terjadi di lap 38. Hamilton dan Verstappen berusaha meng overlap Grosjean dan Sirotkin. Namun, mobil Haas dan Williams tersebut sedang berasyik masyuk dengan pertarungan mereka sendiri. Bendera biru yang dikibarkan di penjuru trek diabaikan begitu saja oleh Grosjean, dan setelah disalip oleh Hamilton dan Verstappen, Grosjean mendapatkan penalti waktu 5 detik karena mengabaikan bendera biru. Beberapa lap setelahnya, Sirotkin mendapatkan penalti waktu 5 detik karena memaksa Hartley keluar batas trek (saat keduanya bertarung).

“Masbro, bergelutnya gabisa nanti aja?” -Lewis

Mendekati akhir balapan, ada sedikit ketegangan yang terjadi karena Bottas, Raikkonen, dan Ricciardo berada pada posisi cukup berdekatan satu sama lain. Banyak komentar yang menunggu-nunggu kemungkinan terjadinya pertukaran posisi antara mereka bertiga, namun posisi mereka tidak berubah sampai akhir balapan.

Di tengah semua aksi tersebut, Fernando Alonso sempat menjadi sorotan karena berhasil menyabet fastest lap dan bahkan membuat rekor race lap baru di sirkuit Marina Bay. Namun, di lap 50, rekor tersebut diambil oleh Kevin Magnussen.

Sumber: https://www.racefans.net/2018/09/16/2018-singapore-grand-prix-interactive-data-lap-charts-times-and-tyres/

Walaupun saya tahu Ferrari tidak akan setuju dengan pernyataan ini, penulis berpendapat bahwa GP Singapura musim 2018 adalah salah satu balapan yang seru. Tidak seperti awal musim memang, dimana banyak balapan yang dianggap sebagai “masterclass” dari beberapa pembalap. Namun, balapan ini seru karena menurut saya, bila digabungkan dengan dua balapan sebelumnya, cukup menguak informasi mengenai daya saing tim yang ada.

Ferrari lebih salty dari Salt Bae: http://formula1.ferrari.com/en/2018-f1-singapore-gp-race/

Beberapa fakta yang dapat ditarik dari 3 balapan terakhir:

  1. Ferrari memiliki package mobil yang sangat apik setelah break musim panas, namun sepertinya harus menata ulang strategi mereka untuk berbagai skenario yang mungkin terjadi.
  2. Baik party mode maupun race mode dari Power Unit Mercedes masih mampu bersaing dengan kekuatan Power Unit Ferrari, membuktikan bahwa kedua tim tersebut masih berada di tingkat yang sama dari segi pengembangan Power Unit.
  3. Red Bull terlihat kesulitan menghadapi Ferrari dan Mercedes di sirkuit power-oriented, namun daya saing mereka di Singapura membuktikan chassis nya masih merupakan salah satu yang terbaik. (Colek Honda).
  4. Racing Point Force India memiliki package yang mampu membuat mereka bersaing untuk menyabet titel “best of the rest”, namun perlu menjalin koordinasi yang lebih baik antara kedua pembalap mereka.
Apakah harmonisnya rumah tangga bos menciptakan tim yang tangguh?

Pendapat saya, kemenangan Lewis Hamilton di GP Singapura merupakan kemenangan yang pantas. Usahanya menghasilkan lap nan magis untuk posisi terdepan, koordinasi yang baik dengan tim, ditambah dengan performa mobil yang baik berbuah manis. Dia memiliki selisih 40 poin dengan Vettel sekarang. Apakah Hamilton akan menyamai rekor Juan Manuel Fangio terlebih dulu? Mampukah Vettel memberikan perlawanan di 6 balapan terakhir nanti? Dan dengan package sekarang, mampukah Ferrari benar-benar mengakhiri dominasi Mercedes di era V6 turbo hybrid ini? Kita nantikan saja…..

Trofi yang baru di akhir hari Sabtu kelihatan tanda-tandanya.

Sampai ketemu di GP Rusia!

--

--