COVID-19, What to Know?

Naomi Amanda
BonapasogitMengajar
7 min readSep 8, 2021
image from Unsplash

“Kamu udah vaksin belum?”

“Belum, gak mau ah di vaksin. Tetangganya temen aku, 2 hari setelah vaksin malah jadi positif. Takut ah.”

“Udah beli susu beruang sama UC 1000 gak? Minum itu tiap 3 jam, katanya bagus buat naikin imun.”

“Kata siapa?”

“Ada tuh, dapet dari broadcast-an WA keluarga.”

Hai, Sahabat Bonapasogit Mengajar! Salam sehat!

Kalian pernah dengar narasi-narasi yang mirip dengan percakapan di atas? Akhir-akhir ini banyak sekali narasi menyesatkan yang disebarkan di berbagai platform. Narasi-narasi ini tidak hanya menyesatkan pembaca nya karena informasi yang diberikan salah, tetapi juga dapat mengarahkan kepada ketidakpercayaan masyarakat terhadap informasi yang sebenarnya. Ujung-ujungnya, kondisi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 semakin kacau.

Mungkin kita tidak asing dengan video yang pernah viral di awal-awal kebijakan PPKM di mana terlihat beberapa orang yang berebutan membeli produk susu steril di sebuah supermarket. Mungkin juga kita tidak asing dengan narasi yang sangat sering terdengar di masyarakat, yaitu “di-COVID kan”, yang dimaksud dengan “di- COVID kan” ini adalah di mana tenaga kesehatan dirumorkan sengaja memalsukan hasil test terhadap pasien demi keuntungan tertentu. Ada juga narasi-narasi yang menyebutkan vaksin berbahaya bagi tubuh, vaksin yang dapat menyebabkan kelumpuhan, dan tentunya banyak rumor lain yang sangat keliru, tetapi sudah terlanjur dipercayai oleh masyarakat.

Nah, untuk memberantas *hoax* tersebut, di artikel ini, aku akan membahas beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang COVID-19.

COVID-19, sebenarnya apa sih? Kenapa bisa mempengaruhi bahkan mengubah dunia?

Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019. Penelitian menunjukkan bahwa penyebab dari penyakit ini adalah infeksi virus, yaitu novel corona virus (2019-nCoV) atau virus SARS-CoV-2. COVID-19 dapat menyebar melalui droplets/percikan cairan tubuh (cairan hidung/mulut) orang yang terinfeksi virus. Droplets ini dapat terhirup oleh orang lain atau dapat menempel pada mata, hidung, dan mulut. Pada beberapa kondisi, virus dapat mengontaminasi permukaan yang terkena droplets. Orang-orang yang berada kurang dari 1 meter dari orang yang terinfeksi, kemungkinan besar juga dapat tertular.

Penularan COVID-19 dapat terjadi melalui 3 jalur utama:

  • Menghirup udara yang telah tercemar droplets dari orang terinfeksi, terutama di ruangan tertutup.
  • Droplets yang mengontaminasi mata, hidung, dan mulut secara langsung, seperti droplets yang berasal dari batuk dan bersin orang yang terinfeksi.
  • Memegang mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang telah terkontaminasi virus.

Terus kenapa COVID-19 ini bisa mempengaruhi seluruh dunia? Hal ini dikarenakan oleh penularan COVID-19 yang sangat cepat dan sulit di kontrol. World Health Organization (WHO) sendiri menetapkan penyakit ini sebagai “public health emergency of international concern” sejak 30 Januari 2020.

Ilustrasi

COVID-19, gejalanya apa sih? Kapan harus khawatir?

Penelitian melaporkan gejala COVID-19 bervariasi pada setiap individu, gejala dapat dikategorikan dari gejala ringan hingga berat. Gejala dapat muncul 2-14 hari pasca terpapar virus. Beberapa gejala yang dapat ditemukan pada penderita COVID-19:

  • Demam/menggigil
  • Batuk
  • Napas yang pendek-pendek/sulit bernapas
  • Kelelahan
  • Nyeri otot/pegal-pegal
  • Sakit kepala
  • Kehilangan sensasi pengecapan dan penciuman (anosmia)
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Mual atau muntah
  • Diare

Sebenarnya kita tidak perlu khawatir karena gejala-gejala di atas termasuk kategori gejala ringan-sedang. Akan tetapi, perlu diperhatikan ada gejala yang menjadi “warning sign” pada penderita COVID-19. Apabila seseorang mengalami gejala-gejala di bawah ini, perlu dilakukan perawatan darurat oleh tenaga medis secepatnya:

  • Kesulitan bernapas, saturasi oksigen yang buruk <95%
  • Sakit yang terus-menerus pada dada
  • Gangguan kesadaran
  • Kesulitan untuk bangun atau tetap terjaga
  • Kulit, bibit, atau kuku menjadi pucat, abu-abu, atau biru

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah apabila penderita COVID-19 memiliki komorbid seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, penyakit paru-paru kronis, penyakit ginjal, dan beberapa komorbid lainnya karena lebih berisiko mengembangkan gejala yang lebih parah.

Apakah virus ini seberbahaya itu? Apakah memang semengerikan itu?

Sebenarnya penyakit COVID-19 ini merupakan self-limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri seperti layaknya common cold (batuk-pilek) atau influenza yang juga disebabkan oleh infeksi virus. Akan tetapi, COVID-19 menyebar lebih cepat daripada flu biasa dan menyebabkan gejala yang lebih parah pada beberapa orang. Waktu sehingga seseorang akhirnya mengalami gejala juga lebih lama (inkubasi virus: 2–14 hari) dan penderitanya juga dapat menularkan orang lain untuk waktu yang lebih lama.

“Lho, gitu aja? Katanya, virusnya udah bermutasi? Bukankah itu sangat mengerikan?”

Ya, memang benar virus COVID-19 telah bermutasi dan menghasilkan beberapa varian seperti alpha, beta, gamma, dan delta. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa varian-varian baru ini lebih mudah dan lebih cepat menyebar. Hal ini jugalah yang menjelaskan mengapa terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang sangat cepat, khususnya di Indonesia. Walaupun demikian, kita gak perlu khawatir karena penelitian melaporkan varian baru COVID-19 masih dapat terdeteksi oleh pemeriksaan yang ada (pemeriksaan swab antigen dan PCR) dan juga merespon pengobatan dengan baik. Vaksin-vaksin yang ada juga diteliti efektif untuk varian baru ini.

Hal yang perlu kita khawatirkan adalah apabila kasus COVID-19 terus meningkat sehingga sistem layanan kesehatan sulit menampung pasien-pasien yang ada. Peningkatan kasus yang belakangan menjadi sangat tinggi hingga puluhan ribu kasus per hari se-Indonesia bisa membuat rumah sakit dan tenaga medis kewalahan. Hal inilah yang perlu kita khawatirkan, jika rumah sakit dan tenaga medis yang bertugas merawat masyarakat saja “kolaps”, apa yang akan terjadi?

Terus… apa yang harus kita lakukan?

Nah, setelah membaca berbagai penjelasan di atas. Ada lho, beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu “meringankan” problema COVID-19 ini. Apa itu?

  1. Menaati protokol kesehatan yang berlaku

Saat ini sedang digalakkan protokol kesehatan 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Nah, di kesempatan ini aku ingin mengingatkan Sahabat Bonapasogit Mengajar untuk tetap mematuhi protokol tersebut. Gunakan lah masker dengan benar. Anjuran terbaru dari CDC adalah menggunakan masker dua lapis dengan masker medis di bagian dalam dan masker kain di bagian luar. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan, terutama apabila berada di luar rumah dan menyentuh barang-barang yang rentan terkontaminasi. Saat ini pemerintah Indonesia juga memberlakukan PPKM darurat yang bertujuan mengurangi mobilitas masyarakat, sebaiknya kita tetap mematuhi aturan yang berlaku untuk stay at home ya! Akan tetapi, apabila kita memang harus keluar rumah untuk keperluan penting, jangan sampai lengah, tetap waspada dalam menjalankan protokol yang ketat.

Variasi double-mask yang benar.

2. Sukarela mengikuti vaksinasi

Pemerintah juga menyediakan program vaksinasi yang gratis untuk seluruh warga Indonesia. Benar bahwa tidak semua orang dapat di vaksin karena kondisi medis tertentu, tetapi jika kita adalah individu sehat yang tidak memiliki kontra-indikasi untuk memperoleh vaksin, jangan takut untuk di vaksin ya. Vaksin bertujuan untuk melindungi kita dan melindungi orang lain. Dengan di vaksin, selain mengurangi risiko tertular COVID-19 dan mengurangi keparahan gejala, kita juga turut melindungi kelompok tertentu yang tidak dapat di vaksin. Epidemiolog menyebutkan herd immunity dapat terbentuk apabila setidaknya 70% warga telah divaksin. Oh iya, jangan sampai termakan hoax yang ada ya! Vaksin tidak dapat menyebabkan seseorang menjadi positif COVID-19 karena vaksin sendiri terbuat dari virus yang sudah dilemahkan atau dibuat dari virus adenovirus yang telah dimodifikasi. Vaksin-vaksin ini bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jadi, berita yang mengatakan seseorang menjadi positif COVID-19 karena di vaksin keliru ya, teman-teman. Vaksin memang memiliki efek samping, tetapi ini tidak terjadi pada semua orang, tingkat efek sampingnya juga bervariasi, mulai dari efek yang ringan hingga berat. Satu lagi, vaksin terbaik adalah vaksin yang tersedia. Jadi, apapun jenis vaksin nya, jangan ragu. Lebih baik terlindung, daripada tidak sama sekali ‘kan?

3. Membantu menyebarkan informasi yang benar

Sebagai anak muda, peran kita sangat penting untuk memberantas hoax yang menyebar di masyarakat, terutama di kalangan orang tua. Sahabat Bonapasogit Mengajar boleh membantu menyebarkan informasi yang benar dan ilmiah mengenai COVID-19 sehingga akan semakin banyak orang yang memahami COVID-19 dengan benar, caranya adalah dengan memulai dari lingkungan terdekat, seperti keluarga, teman, dan juga rekan kerja.

4. Menjaga kesehatan

Last but not least, tetap jaga kesehatan ya! Di masa pandemi COVID-19 ini kita perlu tindakan ekstra untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan imunitas. Apa yang bisa kita lakukan? Mengkonsumsi makanan bernutrisi sehat, menjaga pola tidur, berolahraga, dan menghindari stres. Kita tidak perlu harus mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi setiap 3 jam, kita juga tidak perlu meminum produk susu tertentu, yang penting adalah kebutuhan nutrisi harian kita terpenuhi. Suplemen tertentu yang mengandung multivitamin dan mineral boleh dikonsumsi dalam batas yang wajar.

Voila! Ini baru sebagian kecil informasi yang bisa aku sampaikan, sahabat Bonapasogit Mengajar juga dapat mencari informasi lain yang banyak tersedia di berbagai platform, tapi carinya di sumber yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya lho ya hehehe

Terima kasih sudah menyempatkan diri membaca. Until then, stay safe and stay healthy!

Referensi:

  1. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/transmission/index.html
  2. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/symptoms-testing/symptoms.html
  3. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/people-with-medical-conditions.html
  4. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/variants/variant-info.html
  5. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/about-face-coverings.html

--

--