Stress, Anxiety, and Depression #1

Naomi Amanda
BonapasogitMengajar
2 min readJun 25, 2021

Halo sahabat Bonapasogit Mengajar!

Artikel ini akan membahas tentang kesehatan mental, mulai dari kelainan mental, jenis-jenis kelainan mental, self diagnose dan perbedaan antara stres, ansietas, dan depresi.

“Tugas numpuk terus dari kemarin, bikin stres.”

“Kayaknya aku depresi deh.”

Anxious banget, kenapa ya?”

Kalimat-kalimat di atas mungkin pernah kita dengar dari orang-orang di sekitar kita. Apalagi belakangan ini, kesadaran tentang mental health semakin meningkat terutama di kalangan anak muda. Stres, ansietas, dan depresi berhubungan dengan kesehatan mental. Faktanya, mental illness mempengaruhi 19% populasi dewasa, 46% remaja, dan 13% anak-anak setiap tahunnya.

Ilustrasi depresi (Source: Media Indonesia)

What to know about mental illness?

Menurut Depkes RI, gangguan mental merupakan suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial.

Sedangkan menurut Yosep dalam buku Keperawatan Jiwa, gangguan mental adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor).

Gangguan mental terdiri atas banyak jenis. Beberapa gangguan mental yang umum terjadi yaitu:

  • Depresi
  • Gangguan kecemasan (anxiety)
  • Obsessive-compulsive disorder (OCD)
  • Gangguan bipolar
  • Post-traumatic stress disorder (PTSD)
  • Skizofrenia

Hal penting yang perlu kita ketahui adalah perbedaan antara perubahan mood yang normal dengan gangguan mental yang telah didiagnosis oleh profesional. Setiap individu, terutama remaja, pernah mengalami mood swings, seperti perasaan sedih yang tiba-tiba berubah menjadi senang, atau merasa khawatir dan gampang tersinggung. Hal ini dapat dijelaskan secara biologis, pada remaja terjadi perubahan hormonal dan perkembangan otak yang memungkinkan remaja mengalami mood swings.

Nah, untuk mengetahui apakah benar seseorang mengalami gangguan mental, perlu dilakukan tindakan diagnosis. Perlu kita ketahui, diagnosis ini hanya boleh dilakukan oleh kalangan profesional, seperti psikolog dan psikiater.

Apakah teman-teman pernah mendengar istilah “self-diagnosis”? Self-diagnosis adalah mendiagnosis diri sendiri mengidap gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri, tanpa bantuan profesional. Belakangan ini terdapat fenomena dimana banyak orang melakukan self-diagnosis hanya berdasarkan informasi yang didapat dari internet, seperti melakukan mental illness test yang tersedia di internet tanpa landasan yang jelas atau menyimpulkan diagnosis hanya berdasarkan kecocokan dengan gejala-gejala yang tertera di internet. Informasi yang kita temui di internet boleh saja digunakan untuk memperluas wawasan, namun untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut, kita harus berkonsultasi dengan psikolog ataupun psikiater.

Nah, setelah mengetahui apa itu mental illness dan beberapa jenis-jenisnya, sekarang apa sih bedanya stres, ansietas, dan depresi? Apa pentingnya bagi kita untuk mengetahui hal tersebut? Kita akan membahas lebih lanjut mengenai stres, ansietas, dan depresi di artikel selanjutnya. Ditunggu ya!

Referensi:

Murphey, David & Barry, M. & Vaughn, B. 2013. Mental health disorders. Child Trends. 2013. 1–10. (https://www.researchgate.net/publication/306157923_Mental_health_disorders)

Yosep, Iyus. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama, 2014.

--

--