Stress, Anxiety, and Depression #2

Naomi Amanda
BonapasogitMengajar
3 min readJul 28, 2021

Halo Sahabat Bonapasogit Mengajar!

Ketemu lagi sama aku Naomi, kali ini kita akan lanjut membahas tentang Stress, Anxiety, and Depression. Di artikel sebelumnya kita telah mengetahui tentang apa itu gangguan mental, jenis gangguan mental, dan bagaimana pengaruh buruk dari self-diagnosis.

Kali ini kita akan mengupas tentang stres, ansietas, dan depresi sedikit lebih dalam.

Stres

Stres dapat dikategorikan sebagai sebuah atribut kehidupan modern. Kenapa? Hal ini diakibatkan oleh stres yang sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dielakkan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja.

Sebenarnya, stres itu apa sih? Lazarus dan Folkman menjelaskan stres sebagai kondisi individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres terjadi karena ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut. Setiap orang pernah mengalami perasaan tertekan atau mengalami ketegangan, sahabat Bonapasogit Mengajar juga pernah ‘kan merasa tertekan? Mungkin karena masalah keluarga, pendidikan, pekerjaan, percintaan, bahkan pertemanan.

American Institute of Stress menjelaskan bahwa stres bersifat individu dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak adanya keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban stres yang dirasakan.

Stres sendiri terbagi 2, yaitu eustress dan distress. Eustress yaitu stres yang berguna karena dapat membuat tubuh menjadi lebih waspada. Eustress ini adalah stres yang disebabkan oleh hal-hal menyenangkan dan dapat mengakibatkan individu menjadi lebih termotivasi. Sedangkan distress adalah hasil dari respons terhadap stres yang tidak sehat, negatif, dan destruktif. Distress merupakan jenis stres yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak menyenangkan.

Ansietas

Ansietas adalah respon terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui, berasal dari dalam diri, dan terasa samar-samar. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, berasal dari luar diri, jelas.

Ansietas atau kecemasan merupakan respons tubuh yang natural terhadap stres. Ansietas digambarkan sebagai perasaan cemas terhadap sesuatu yang belum terjadi. Kecemasan ini adalah hal yang normal untuk dirasakan. Penelitian menunjukkan bahwa ansietas lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Akan tetapi, kecemasan berbeda dengan gangguan kecemasan. Apabila kecemasan dialami berkepanjangan, seperti lebih dari 6 bulan dan mulai mengganggu kehidupan, hal ini mungkin dapat dikatakan sebagai gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan tentunya berbeda dengan kecemasan. Gangguan kecemasan atau anxiety disorder merupakan salah satu gangguan mental yang sudah kita bahas di tulisan sebelumnya. Gangguan kecemasan bersifat lebih ekstrim karena berlangsung terus-menerus dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari individu penderitanya.

Gangguan kecemasan terdiri atas beberapa jenis, yaitu gangguan kecemasan secara umum, panic disorder, dan beberapa kelainan yang berhubungan dengan phobia. Tanda dan gejala gangguan kecemasan secara umum dapat meliputi, peningkatan detak jantung, laju pernapasan yang lebih cepat, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, gampang lelah, dan sulit mengontrol perasaan.

Depresi

Depresi (major depressive disorder) dapat digambarkan sebagai perasaan sedih dan kehilangan minat yang terus-menerus, yang menghentikan individu melakukan aktivitas normal. Depresi dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang. Depresi berbeda dengan perasaan sedih atau perasaan kehilangan.

Untuk dapat didiagnosis dengan depresi, setidaknya gejala depresi berlangsung setiap hari selama 2 minggu. Gejala-gejala tersebut dapat berupa: perasaan sedih, cemas, atau kosong yang berlangsung terus-menerus, merasa pesimis/tidak punya harapan, mudah tersinggung, perasaan bersalah, merasa tidak berharga, kehilangan minat menjalankan hobi atau aktivitas, terus-menerus merasa lelah, sulit tidur atau justru terlalu sering tidur, kehilangan selera makan, bahkan pemikiran untuk bunuh diri.

Ilustrasi (Yijing Liu via Getty Images)

Stres, kecemasan, dan depresi berada dalam ruang lingkup yang sama dan terkadang sulit dibedakan. Secara sederhana, stres dapat dikategorikan sebagai hal yang normal karena stres sendiri adalah respons terhadap tekanan. Stres sering disalahartikan sebagai depresi, hal yang paling membedakan stres dengan depresi adalah depresi berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas individu yang mengalaminya.

Sahabat Bonapasogit Mengajar, perlu diperhatikan untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami gangguan kecemasan atau depresi, perlu dilakukan pengamatan oleh profesional, seperti psikolog atau psikiater. Tentunya kita tidak boleh melakukan self-diagnosis hanya karena mengalami gejala yang mirip dengan gejala-gejala yang disebutkan di atas. Dan perlu diingat, jangan ragu untuk melakukan konsultasi apabila diperlukan ya! Mari meningkatkan kesadaran untuk kesehatan mental yang lebih baik. Salam sehat mental!

Referensi:

American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. Washington DC: American Psychological Association; 2014.

Lazarus R. Stress and Emotion: A New Synthesis. New York: Springer Publishing Company; 2006.

--

--