10 Quotes Inspiratif untuk Mengisi Harimu dari ‘Semua Ikan di Langit’

Syifaa
Booknotations
2 min readAug 2, 2024

--

Sumber: Gramedia

Semua Ikan di Langit adalah karya milik penulis bernama unik, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, yang meracik kisah perjalanan bus Damri jurusan Dipatiukur-Leuwipanjang bersama Beliau dalam cita rasa magis dan menghibur.

Bermula dari mengangkut penumpang yang tidak terduga dengan kisah hidup yang luar biasa, kecoa yang sangat pintar dan anak lelaki bersama ikan-ikan yang membawa bus Damri ini terbang mengarungi semesta. Hal magis yang sering kamu temukan jika membaca novel-novel Ziggy.

Gaya penulisan fantasi tidak luput dari unsur-unsur renungan tentang apa yang sebaiknya seseorang lakukan mengenai cinta, kepercayaan, dan ketakutan. Pada pencipta. Dunia. Orang terdekat. Cobaan yang berat. Karya yang pastinya menggugah pikiran dan rasa keingintahuan.

Sebagian orang berkata, buku yang bagus adalah buku yang membuatmu merubah sudut pandang dan memperhatikan sesuatu dari titik yang berbeda. Nah, di bawah ini adalah beberapa quotes yang dapat menginspirasi-mu.

Bagian “Anak yang Terlempar Ayunan” (hal. 59)

“Gadis ini sudah mati. Ah, seperti itu. Mungkin dia mati karena kelaparan di taman. Mungkin dia tidak pernah mencapai taman, tapi mati di tangan ibunya. Mungkin bukan mati seperti itu, tapi jiwanya saja yang mati, ketika dia menerima tamparan. Mungkin saja. Soalnya Nad meratap seolah gadis itu sudah mati. Mungkin rasanya sama saja, disakiti ibu dan mati.”

Bagian “Mengenal Beliau V: Nama Beliau” (hal. 74)

“Beliau adalah beliau. Tidak jadi masalah bagaimana caranya dan apa bentuknya: Bagi beliau yang penting adalah menyebut dan mengingat dirinya, dan terus menyayanginya. Dan sebagai pengganti waktu yang saya gunakan untuk menyebut namanya, mengingat dirinya, dan tak berhenti menyayanginya, Beliau akan mengisi saya dengan kebahagiaan.”

Bagian “Para Ayah” (hal. 75 & 78)

“Ah, memang mudah rasanya, berkomunikasi dengan orang yang bisa langsung mengerti semua yang saya maksudkan, bahkan tanpa harus berkata-kata.”

“Dan mungkin, memang lebih baik begitu; dibesarkan orang-orang yang akan menyayangi kami lebih baik daripada hidup bersama orang yang memang membuat kami, tapi tidak peduli pada kami.”

Bagian “Bunga Bakung Laut” (hal. 129 & 132)

“Orang-orang yang percaya bahwa ia bisa menemukan penjelasan dibalik keajaiban mungkin tidak percaya ‘keajaiban’ itu ada sama sekali.”

“Kepercayaan tidak bisa dijelaskan, juga tidak bisa dipaksakan.”

Bagian “Pulau Empat Pohon” (hal. 139)

“Ada juga ketakutan di mana kita ingin selalu melihat orang yang kita cintai itu bahagia, sehingga kita takut kehidupan berbuat jahat pada mereka, atau kita sendiri yang menjadi alasan berkurangnya kebahagiaan mereka itu.”

Bagian “Gaun Dalam Lemari” (hal. 148)

“Ketakutan terbesar dan terburuk yang bisa muncul dari perasaan seperti ini adalah ini: kecemasan bahwa kita tidak pantas menerima balasannya.”

Bagian “Mereka yang Gagal Terbang” (hal. 155)

“Beliau menciptakan manusia dengan hati yang besar supaya bisa mencintai banyak, banyak hal, sebagaimana Beliau mencintai banyak, banyak hal.”

Bagian “Taman Tengkorak” (hal. 178)

“Beliau memang bisa membungkam keusilan anak jahat itu. Tapi mungkin orang-orang yang tidak meminta pertolongan Beliau tidak akan pernah jadi prioritas Beliau.”

--

--

Syifaa
Booknotations

Writing in EN/ID. I share my opinion and review | Animation | Books & Movies | Poetry | Self-Reflect