Beauty Of Trauma - Jung Yeoul

Akhyatun Nisa
Booknotations

--

Source : https://images.app.goo.gl/oJuwUcfmSVzcG46b8

Ego adalah sosok yang kita usahakan tunjukkan ke orang lain. Sedangkan jati diri adalah sosok yang biasa kita sembunyikan, atau potensi yang masih tersembunyi.

Kutipan buku Beauty Of Trauma dari Jung Yeoul tersebut, membuatku begitu berpikir bahwa kita seharusnya bisa memecahkan ego kita, sehingga yang kita berikan kepada kehidupan sehari-hari bukanlah ego kita melainkan jati diri kita. Dalam buku tersebut, dibahas bahwa cara memecahkan ego ialah berani mengubah keyakinan yang "aku emang begini orangnya" atau "aku baik-baik aja kok, nggak perlu ada yang diubah juga dari diriku". Ketika kita berhasil memecahkan ego kita, maka keyakinan-keyakinan seperti itu bisa menghilang. Sehingga kita akan mudah mengeksplorasi diri dan kita pasti akan menemukan sosok lain dalam diri (pembentukan karakter).

Inti buku Beauty Of Trauma, ialah mengenai trauma. Kata Jung Yeoul; luka masa lalu, luka masa kecil, hingga apapun yang membuat kita trauma harus dikonfrontasikan (dihadapi, diidentifikasi, dan tidak dilawan). Adapun, konfrontasi akan lebih baik datangnya jika dari keinginan diri sendiri. Karena jika berasal dari luar atau paksaan dari luar, sakit yang dirasakan akan lebih menyakitkan. Contoh yang diberikan pada buku tersebut ialah ketika kita misalnya sedang berada dalam situasi tertekan, kemudian kita dipaksa harus jujur membongkar sesuatu yang merupakan trauma terbesar. Dalam situasi itu, kita akan jauh lebih uring-uringan, menyalahkan diri, dan emosi tak terkendali. Karena konfrontasinya tak berasal dari niat dalam diri sendiri.

Source : https://pin.it/pc7Uasy6n

Ketika kita yang penuh luka dan trauma, bertemu dengan orang lain yang punya luka dan trauma yang sama, maka kita akan cenderung pengen menolongnya. Kemudian ketika dia juga berhasil merasa tidak sendirian, maka hidup kita akan memiliki makna yang tadinya proses pemulihan luka, menjadi proses menjalani hidup dengan penuh cinta.

Penjelasan yang mungkin relate bagi kita, karena tanpa disadari kita sering mencari teman yang senasib bagi kita. Bukan untuk beradu kemudian menentukan siapa yang menang dalam perlombaan penderitaan. Melainkan untuk saling melihat, kemudian saling menyembuhkan. Karena perasaan lega dan senang setelah menolongnya, adalah obat bagi kita.

Pada buku ini, dibahas juga mengenai konsep amarah. Dimana kata Jung Yeoul, meluapkan semuanya tidak lebih baik dibandingkan hanya merasakan. Jadi ketika marah, untuk berdamai dengan diri, kita harus jujur. Bukan jujur dengan meledakkan setiap emosi yang ada, melainkan jujur untuk merasakan bahwa kita memahami emosi kita sendiri. Adapun untuk memulihkan amarah dan stress, buku ini membahas bahwa kita perlu melakukan kegiatan diluar pekerjaan. Setidaknya 2 kali dalam seminggu. Agar kita tahu lebih dalam makna pengendalian emosi diri dengan hati-hati. Selain itu, pengendalian amarah juga bisa dengan menemukan kembali kenikmatan rutinitas sederhana seperti memasak, mencuci piring, dan membereskan rumah. Rutinitas tersebut juga bagian dari proses memulihkan.

Buku Beauty Of Trauma adalah rekomendasi buku yang bisa dibaca, untuk menemani proses pulih kita. Adapun untuk memberikan pengalaman yang lebih banyak ketika membaca buku tersebut, disarankan untuk membaca bukunya secara langsung.

Mari kita saling berbagi inti buku, untuk meningkatkan wawasan diri.

— Anotasi Buku — Akhyatun Nisa

— Booknotations —

Kirim request chat ke email kami (booknotations@gmail.com) jika kamu tertarik menulis semua hal, apapun tentang buku di Booknotations ❤️

--

--

Akhyatun Nisa
Booknotations

Poetry | Essay | Opinion | Narration | Storytelling. For req, critics, and suggest, please DM me via IG (ayaa.ns_) or email (satukarya.ayaa@gmail.com)