Pada tulisan ini, aku ingin mempersembahkan buku yang maniiss sekali dan sangat aku rekomedasikan untuk kamu yang mungkin baru mau mulai rutinin baca buku.
Buku yang membuat kita ingin terus memiliki The Time We Walk Together dengan orang yang dicintai, seperti judul buku yang akan kita bahas. Ditulis dan diilustrasikan oleh Lee Kyu Young.
[Sosial Media Membawaku Mendapatkan Bukunya]
Awalnya aku hanya pernah melihat sekali ilustrasi penulis di sosial medianya dan menyimpannya di galeri karena aku suka. Tadinya kupikir kalau ini adalah gambar tentang kakak dan adik, jadi kusimpan saja karena cukup related dengan hidup aku dan adik.
Lama dari ilustrasi tersebut kusimpan, aku tidak mengikuti penulisnya dan sibuk dengan mencari memes di sosial media yang sama. Baru beberapa hari kemarin, di komunitas declutter yang aku ikuti, seseorang menjual buku manis ini, aku langsung menyadari begitu melihat gambar di cover-nya dan langsung kubeli.
Kalau ada yang bilang don’t judge a book by it’s cover, aku akan buat pengecualian untuk buku ini *haha*. Aku membelinya karena (lagi) cover-nya lucuuk.
Kamu tahu? Selang beberapa jam setelah bukunya sampai, tiba-tiba saja hujan deras, jadi aku putuskan untuk membacanya langsung. Sungguh! buku ini manisnya kelewatann, nggak terasa, aku menghabiskannya dalam sekali duduk, sembari menunggu hujan reda di sore hari, kurang dari satu jam aku berhasil menamatkannya (haha tolong! aku bangga betul dengan diriku perihal ini).
Jumlah halaman pada bukunya kurang lebih 193 halaman. Di akhir, penulis memberi kode bahwa buku ini akan dibuat sekuelnya.
Penuh dengan ilustrasi cantik dengan tulisan yang minim. Kalau kamu adalah tipe visual atau orang yang ingin rutin baca buku, tapi terlalu lelah membaca tulisan yang panjang, maka buku ini akan sangat baik sebagai permulaan. Soalnya, seperti kata Mbak Nana,
“Hanya perlu menemukan satu buku untuk cinta baca, temukan buku itu, mari jatuh cinta”.
Barangkali, buku ini bisa menumbuhkan atau semakin memekarkan kecintaan kita pada membaca.
[Buku Cantik Ini Memberikan Harapan dan Cinta yang Tulus]
Saat membaca buku ini, memberiku keyakinan bahwa cinta yang tulus itu ada. dan kita bisa mencintai sedalam yang kita mau serta bisa. Buku ini dimulai dengan ilustrasi pertemuan pertama kali penulis dengan wanita yang sekarang menjadi istrinya.
Di sepanjang bukunya, penulis menggambarkan bagaimana kehidupannya berjalan bersama dengan sang istri. Tidak berlebihan rasanya jika aku bilang kita akan menyukai isi dari buku ini. Terlebih untuk kamu yang sangat menyukai visual.
Lucu sekali, aku jadi membayangkan, menjadikan orang yang kita cinta sebagai objek dari potensi yang kita miliki. Bisa keluarga, teman, atau pasangan, dan bahkan diri kita sendiri.
Aku menyukai buku ini dengan semua hal di dalamnya; ilustrasi, diksi, cara penulis menggambarkan hubungannya, dan beberapa quotes yang penulis dapat dari tempat lain.
Ringan, indah dan hangat. Tiga kata yang menurutku cocok untuk merepresentasikan buku ini.
Buku ini, bagiku bisa dibaca oleh semua kalangan, mulai dari 17 tahun mungkin. Namun, tetap saja beberapa kontennya mungkin juga akan tidak relevan dengan semua umur. Dan, eumm, buat kamu yang suka buku dengan tulisan panjang, kupikir kamu perlu mempertimbangkan ulang untuk membacanya.
Meski begitu, insight yang penulis tuturkan mampu membuat pembaca berkeinginan untuk memberikan cinta yang besar kepada orang yang disayang, setidaknya begitu yang aku rasakan.
[Oase di Tengah Huru-Hara Perselingkuhan]
Membaca bukunya, membuatku sadar, bahwa cinta itu diciptakan dan dipupuk. kita bisa mencintai orang yang sama berkali-kali dan sangat panjang. Hal-hal kecil, bisa membuat kita bersyukur diberi takdir untuk terus bersama.
Buku yang manis tentang cinta ini, bagiku menjadi penyejuk di tengah banyaknya berita dan konten yang mengkambinghitamkan hubungan asmara.
Kamu ingat nggak, momen bahagia apa yang membuatmu merasa sangat dicintai?
Nanti kita cerita lagi, ya, saat kamu sudah menemukan jawabannya.
NyoalinBuku lagi lain waktu, see, ya!
