#SelowAja : Buku Untuk Yang Gila Kerja

Akhyatun Nisa
Booknotations

--

Akhir-akhir ini, bacaanku begitu bervariasi. Bukan lagi semuanya harus tentang self-help yang memang benar dapat menyelematkanku berkali-kali. Saat ini, aku mencoba genre bacaan lain. Yakni ekonomi dan bisnis.

Source : https://pin.it/4LmQgr1FT

Buku yang memikatku spontan setelah pertama kali melihat sampulnya adalah buku #SelowAja, karya Bryan E. Robinson Ph.D. Rekan kerjaku yang gila kerja yang seolah tidak mengizinkan hari libur turut kita rasakan memotivasiku untuk membaca buku tersebut. Terima kasih, kawan. Tulisan ini kudedikasikan untukmu, atau untuk kita yang tanpa kita sadari, juga terkadang tidak mengizinkan jeda memeluk kebiasaan kerja kita.

Source : https://images.app.goo.gl/vG4a4TsDE7jiZAjk7

Bryan E. Robinson, Ph.D. Dalam buku SelowAja, seorang psikoterapis dan mantan pecandu kerja membuatku turut berlarut dalam membaca. Bahasanya yang mudah dipahami, dengan sub-bab pendek menjadikan gaya membacaku, seperti traveling. Apalagi tiap babnya seolah mendorongku berjalan dari januari ke desember. Setiap bulan selalu ada topik bahasan yang patut direfleksikan.

Melangkah Selangkah Demi Selangkah

Di buku ini, terdapat pernyataan bahwa kita yang 24/7 memikirkan pekerjaan, terkadang begitu stress dengan beban kerja yang berantakan. Apalagi, jika problematika lain muncul bersama tanggung jawab sebagai anak atau orang tua. Dengan persepsi bahwa cukup menjalani satu langkah demi langkah saat ini, tanpa menyesali terlalu dalam hari kemarin dan mengantisipasi terlalu jauh hari besok, menurut Bryan dapat menghibur beban yang kita pikul serta dapat menciptakan alur pekerjaan yang lebih teratur.

Waspada Terhadap Hal Mengejutkan

Mari kita tilik, sebarapa sering kita menghakimi diri atas perilaku yang tidak kita sengaja. "Aduh, bodoh banget tadi, padahal bisa loh nggak kaya gitu." Penghakiman seperti ini, biasanya muncul setelah kita menyadari adanya rasa sesal. Sesekali, mari cukup sadari rasa sesalnya kemudian tak bereaksi menuju penghakiman. Hal ini, dapat membuat kita jauh lebih tenang. Karena ada keseimbangan antara batin dan kamampuan kita menenangkan diri.

Rayakanlah

Dengan kelelahan yang kita rasakan, kerapkali kita tidak memberikan kesempatan pada diri untuk sekadar menikmati hari ini setelah durasi kerjaan yang lama sekali. Di buku ini, Bryan mendorong kita untuk meluangkan waktu 5 menit setiap hari. Untuk sekadar mencium aroma asap kendaraan di jalan, menikmati teduhnya angin di depan teras rumah, atau menyeruput dan merasakan aroma teh di pagi hari. Dengan merayakan 5 menit yang kita suguhkan untuk diluangkan, dapat membuat kita jauh lebih merasa hidup; merasa tenang.

Pusatkan Dirimu, Jangan Egois

Di buku ini dikatakan bahwa pikiran gila kerja adalah pikiran sempit tanpa ruang untuk tumbuh. Hal ini menciptakan kondisi otomatis pada diri sehingga egois tanpa disadari. Pikiran gila kerja, menciptakan negativitas yang disebarkan ke orang lain. Kita fokus dengan rekan kerja yang berantakan dan terhadap kesalahan yang membuat gerah. Sehingga melewatkan kesenangan yang sepatutnya bisa dirasakan. Kita melewatkan nikmatnya mencium aroma parfum dan nikmatnya tertawa atas jokes teman. Sesekali, mari lebih menggarisbawahi hal-hal kecil ketika bekerja. Untuk menciptakan lingkungan dalam diri yang lebih positif, sehingga orang lain lebih merasa nyaman bekerja sama seharian.

Sadari Bahwa Kamu Cukup Bagus

Seberapa sering kita mengutuki diri karena merasa progress yang kita usahakan tak kunjung memberikan kepuasan? Sehingga ketika makan, kita tidak merasa sedang makan. Ketika bersama keluarga, kita justru memikirkan ketidakpuasan atas pekerjaan. Mari ikuti setiap arus persepsi itu, kemudian tilik setiap detail yang telah kita kerjakan. Iringilah dengan welas asih diri, karena barangkali; kita begitu keras terhadap diri sendiri.

Bersikaplah Seolah-Olah

Di pekerjaan, kita mungkin sering merasa BT. Kita sebarkan mood tersebut, kemudian semuanya jadi berantakan. Padahal, ketika kita ingin bahagia di pekerjaan, bersikap seolah kita bahagia justru dapat membantu pekerjaan jadi terasa lebih mudah, dengan vibes yang lebih menyenangkan. Sesekali, mari kita rasakan pola "seolah-olah" ini. Kemudian catat perubahan menakjubkan apa yang justru kita dapatkan.

Jalani Dirimu

Bagi para pecandu kerja, menyenangkan diri sendiri dengan bersikap konyol mungkin mustahil. Kapan terakhir kali kita manari konyol di depan cermin tatkala jam istirahat? Bryan, dalam bukunya; mendorong kita untuk melakukan ini lebih sering. Katanya, berhentilah membatasi diri sendiri, jangan terlalu tegang sepanjang hari.

Lindungi Dirimu

Atas perilaku gila kerja kita, metode grounding dapat membantu kita lebih rileks. Dengan memusatkan diri pada detak jantung, hela napas sendiri, dan sensasi di bagian-bagian tubuh. Dapat membantu kita lebih menyadari fokus diri. Kata Bryan, lebih merasa santai.

Dari beberapa anotasiku dari buku #SelowAja ini, disarankan untuk memahami detailnya langsung dengan membacanya sendiri. Yang pasti, pengalaman membaca buku ini membuatku lebih merefleksikan diri, bahwa ternyata; perilaku gila kerja harus diminimalisasi untuk setidaknya dapat tumbuh bersama diri di saat ini.

— Anotasi Buku — Akhyatun Nisa

--

--

Akhyatun Nisa
Booknotations

Poetry | Essay | Opinion | Narration | Storytelling. For req, critics, and suggest, please DM me via IG (ayaa.ns_) or email (satukarya.ayaa@gmail.com)