Tenang Di Tengah Gelombang - Adjie Santosoputro

Akhyatun Nisa
Booknotations
2 min readJun 26, 2024

--

Gagap emosi adalah kondisi dimana kita kewalahan dengan segala gejolak emosi. Oleh karena kewalahan, manusia jadi cenderung susah memutuskan harus ngapain, hingga seringkali berujung menyakiti orang lain.

Anotasi pertama yang kutulis tersebut, adalah kalimat yang tegak berdiri dalam buku "Tenang Di Tengah Gelombang" karya Adjie Santosoputro. Kalimat tersebut, membuatku begitu memperluas sudut pandang, bahwa ada latar belakang mengapa beberapa orang cenderung susah mengenali emosinya. Bukan karena ia tak paham dengan perasaan orang lain, tapi karena ia belum sepenuhnya memahami setiap gejolak emosi diri sendiri. Saking banyaknya gejolak emosi yang datang menghampiri, ia jadi pusing. Parahnya, ia jadi tak sengaja menyenggol kesejahteraan orang lain.

Buku Tenang Di Tengah Gelombang yang kubaca sesaat setelah aku pada akhirnya melewati kegagalan berkali-kali, membuatku begitu tenang. Isinya yang ringan, dengan tidak muluk-muluk nasehat baik, berhasil melumaskan semangat hidupku pada saat itu.

Tujuanku menuliskan ini, adalah ingin pembaca turut merasakan keajaiban inti bukunya. Sehingga berikut adalah beberapa intisari yang kutulis dari buku ini :

  1. Ketika ada orang lain yang mungkin menyakiti kita dari tindakan mereka yang emosional, pahamilah dulu. Mungkin dia sedang gagap emosi. Sadar bahwa mereka lagi gagap emosi, menengok derita dan luka batinnya, akan cenderung membuat kita tidak mudah marah padanya.
  2. Cara kerja pikiran itu ada 2 : Thinking mind dan Observing Mind. Thinking mind adalah pikiran yang selalu memberikan hipotesa, cerewet, takut, dan memberikan kemungkinan-kemungkinan terburuk dari hidup kita. Sedangkan observing mind adalah pikiran yang memberikan ketenangan dan penerimaan diri. Seringkali kita selalu berkuasa pada thinking mind.
  3. Nama lain observing mind adalah pikiran sadar diri. Setiap kali observing mind berkuasa, thinking mind selalu berontak.
  4. Tips menghadapi overthinking ialah melatih observing mind ; melatih kesadaran diri. Ketika lagi overthinking, ingatlah dulu bahwa kita bukanlah pikiran dan perasaan itu, melainkan kita adalah yang menyadarinya. Amati saja, latih kesadaran bahwa kita memang menyadari adanya pikiran itu; cukup.

Dari beberapa intisari tersebut, satu hal yang menarik perhatianku adalah mengenai tips menghadapi overthinking. Karena setuju ataupun tidak, kita kerapkali lebih suka memikirkan bagaimana menghilangkan overthinking, tapi tidak menyadari dulu adanya pikiran itu.

Terakhir, untuk mendapatkan pengalaman membaca yang lebih menyenangkan, silakan membaca bukunya secara langsung.

— Booknotations — Akhyatun Nisa

Jika tertarik menuliskan anotasi buku, review buku, atau pengalaman menyenangkan ketika membaca buku di Booknotations, silakan request menjadi penulis ke email : booknotations@gmail.com

--

--

Akhyatun Nisa
Booknotations

Poetry | Essay | Opinion | Narration | Storytelling. For req, critics, and suggest, please DM me via IG (ayaa.ns_) or email (satukarya.ayaa@gmail.com)