8 Budaya Indonesia di Film Disney Raya and the Last Dragon, dari Pencak Silat hingga Keris

Ada banyak budaya Indonesia di film Disney Raya and the Last Dragon.

BTS
BTS.ID
3 min readMar 23, 2021

--

Raya and the Last Dragon. (sumber: tangkap layar IMDB.com/Disney)

Disney terus melakukan pendekatan kepada para penonton lewat film-film produksinya. Belum lama ini, Disney menjajal menargetkan pasar Asia lewat film Raya and the Last Dragon.

Di film Raya and the Last Dragon, Disney memasukkan berbagai unsur budaya Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Budaya negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebenarnya memiliki banyak kemiripan. Saking miripnya, beberapa orang sering kali salah mengira.

Tapi ada juga yang satu budaya dimiliki oleh beberapa negara.

Sekarang, mari kita coba untuk melihat kembali mana saja budaya Indonesia yang ditampilkan di Raya and the Last Dragon.

Pencak Silat

Adegan laga Raya and the Last Dragon. (sumber: tangkap layar IMDB.com/Disney)

Ada banyak jenis beladiri yang ditampilkan dalam Raya and the Last Dragon.

Salah satunya yakni Pencak Silat yang berasal dari Indonesia.

Lalu lainnya yakni Muay Thai (Thailand) dan Arnis (Filipina).

“Aku sungguh ingin menyakinkan bahwa seni beladiri di film itu sangat khas Asia Tenggara,” kata Qui Nguyen kepada Polygon dikutip dari Refinery29.

Arsitektur Kerajaan Fang

Kerajaan Fang. (sumber: tangkap layar Disney Fandom/Disney)

Raya and the Last Dragon mengambil latar tempat fiksi bernama Kumandra.

Desain Kumandra dibuat dengan memadukan budaya dari berbagai negara.

Misalkan saja kerajaan Fang. Menurut The Atlantic, arsitektur geometris di kerajaan Fang mengambil inspirasi dari Indonesia.

Senjata Raya

Senjata Raya. (sumber tangkap layar IMDB.com/Disney)

Dalam beraksi, Raya dilengkapi dengan pedang yang desainnya terinspirasi dari Kris.

Selain keris, senjata Raya juga terinspirasi senjata khas Filipina, Arnis.

Pasar Terapung dan Pasar Malam

Pasar malam. (sumber: tangkap layar THR/Disney)

Saat mencari pecahan bola kristal, Raya tampak menyelusuri pasar malam. Lalu ia berakhir di restoran yang terletak di atas perairan.

Menurut antrolopog Steve Arounsack yang direkrut Disney untuk memimpin penelitian, suasana pasar malam dan pasar terapung itu terinspirasi dari budaya Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

“Apakah pasar di Laos, Thailand atau Indonesia, Anda akan melihat kepadatan kios dan energi hingar bingar.”

“Itulah mengapa Anda melihat banyak gerakan , lampu, orang, anak-anak, orang tua, makanan, bau, semuanya,” terangnya kepada THR.

Topi

Topi Raya. (sumber: tangkap layar THR/Disney)

Topi Raya memiliki bentuk unik yang terinspirasi dari stupa di candi-candi di Asia Tenggara.

Di Indonesia, topi ini dikenal dengan nama caping. Topi tersebut kerap digunakan untuk menghindari cahaya matahari saat berladang atau bertani.

Tapi tak hanya di Indonesia, topi jenis ini juga ditemukan di Kamboja dan Laos.

Buah-buahan

Di film ini juga ada berbagai buah-buahan yang kerap ditemui di Indonesia seperti durian, rambutan, dan manggis.

Bagi yang penasaran di mana penampakan buah-buahan tersebut bisa menyaksikan Raya and the Last Dragon.

Batik

Diperlihatkan juga adegan proses membatik dalam film Raya and the Last Dragon. Seperti diketahui batik berasal dari Indonesia.

Bagi yang penasaran di mana penampakan batik bisa menyaksikan Raya and the Last Dragon.

Wayang

*Spoiler ahead

Saat Namaari kembali ke Kerajaan, sang ibu terlihat sedang mendongeng di depan anak-anak.

Di samping ibu Namaari, ada papan yang bentuknya mirip dengan panggung pertunjukan wayang.

Selain itu, terlihat juga desain wayang kulit di bagian pembuka film.

Selain di atas, Disney juga menggunakan bahasa Melayu dan Indonesia untuk nama tokoh Raya.

Tim produksi juga menciptakan latar musik yang terinspirasi dari lantunan gamelan.

(*)

sumber:

The Atlantic, THR, Refinery29

--

--