Apakah Benar Orang Berzodiak Gemini Lebih Cerdas?

BTS
BTS.ID
Published in
5 min readJul 23, 2023

Apakah Sundar Pichai dan Natalie Portman bisa dijadikan bukti bahwa orang berzodiak Gemini pasti memiliki kecerdasan tinggi? Mari kita lihat secara ilmiah.

Zodiak Gemini (Designed by pikisuperstar@freepik)

Bulan Juni menjadi saksi lahirnya dua bintang cemerlang, Sundar Pichai dan Natalie Portman, yang telah mengukir prestasi gemilang di dunia teknologi dan perfilman. Lahir pada 10 Juni 1972, Sundar Pichai telah membawa perubahan revolusioner sebagai CEO Google dan menciptakan produk ikonik seperti Chrome dan Drive. Dedikasi serta kontribusinya dalam pengembangan berbagai produk Google telah menjadikannya sebagai salah satu pemimpin teknologi paling berpengaruh di dunia.

Tak kalah memikat, Natalie Portman, yang lahir 9 Juni 1981, telah membuktikan diri sebagai aktris berbakat yang membawa pulang banyak penghargaan bergengsi, mulai dari Screen Actors Guild Awards, Golden Globe Awards, Critic’s Choice Awards, hingga Academy Awards. Namun, pesona Natalie tidak hanya bersinar di atas panggung, tetapi juga di balik layar dengan kepintarannya yang luar biasa.

Natalie Portman merupakan lulusan sarjana psikologi dari Universitas Harvard dan menguasai lebih dari lima bahasa, termasuk Ibrani, Inggris, Prancis, Jepang, Arab, dan Jerman. Kecerdasan linguistiknya sejajar dengan prestasi aktingnya yang gemilang.

Sundar Pichai dan Natalie Portman adalah dua di antara banyak orang yang mencuri perhatian dunia dengan prestasi mereka. Selain sama-sama berprestasi, ada satu kesamaan lagi yang mencuri perhatian yakni kedua tokoh ini berzodiak Gemini. Di dunia astrologi, bulan lahir sering kali dikaitkan kepribadian seseorang. Nah, dalam kasus Gemini, orang-orang yang lahir antara 21 Mei hingga 20 Juni diyakini memiliki kepintaran yang luar biasa.

Benarkah? Apakah Sundar Pichai dan Natalie Portman bisa dijadikan bukti bahwa orang berzodiak Gemini pasti memiliki kecerdasan tinggi? Mari kita lihat secara ilmiah.

Cerdas di Bawah Terik Matahari

Orang berzodiak Gemini kebanyakan lahir dalam periode musim panas atau musim semi, tergantung lokasi geografisnya. Namun kebanyakan wilayah, sepanjang Mei dan Juni, suhu akan terasa hangat karena matahari bersinar lebih lama. Di Indonesia, Mei dan Juni termasuk periode musim kemarau dengan suhu tinggi dan curah hujan rendah.

Musim kemarau terkadang membawa tantangan tersendiri seperti kesulitan mendapatkan air bersih dan akses ke sumber daya lainnya. Namun, musim kemarau maupun panas tidak selalu membawa cobaan. Di balik teriknya matahari, ada manfaat tak terduga yang berhubungan dengan kecerdasan.

Melalui paparan sinar matahari pada musim panas dan semi, tubuh akan menyerap vitamin D lebih banyak. Sebagaimana diketahui, vitamin D berguna untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. Di samping itu, vitamin D juga dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition, vitamin D berpengaruh pada kecerdasan bayi. Penelitian tersebut meneliti lebih dari 1000 orang selama kehamilan untuk menentukan tingkat plasma vitamin D mereka pada trimester kedua. Anak-anak mereka kemudian diikutsertakan dalam tes kecerdasan khusus pada usia 4 hingga 6 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat vitamin D ibu selama kehamilan, semakin tinggi pula IQ anak saat diuji. Ini menunjukkan bahwa status vitamin D prenatal merupakan prediktor penting bagi perkembangan kognitif anak. Di sini, vitamin D berperan sebagai neurosteroid, yang dapat diibaratkan kunci pintu ke mana saja.

Kita analogikan otak adalah sebuah rumah di mana terdapat berbagai ruangan dan aktivitas yang kompleks seperti berpikir, mengingat, belajar, dan merasakan emosi. Lalu vitamin D adalah kunci pintu yang membuka akses ke ruangan-ruangan tersebut.

Photo by NEOM on Unsplash

Ketika vitamin D bersatu dengan “reseptor” di pintu masuk otak, mereka membentuk suatu “kunci” yang memungkinkan kita mengakses berbagai “ruangan” penting dalam otak. Setelah pintu terbuka, “vitamin D-reseptor” akan masuk ke dalam dan berinteraksi dengan elemen-elemen dalam ruangan-ruangan tersebut seperti mengatur memori, perasaan bahagia, kemampuan berpikir, dan sebagainya.

Sekarang pertanyaannya bagaimana cara kita mendapatkan vitamin D alias kunci pintu ke mana saja? Manusia bisa memperoleh vitamin D dari berbagai sumber. Selain makanan dan suplemen, manusia dapat dengan mudah mendapatkan vitamin D melalui paparan sinar matahari (UVB pada panjang gelombang 290–320nm). Saat musim semi dan panas, menurut para peneliti, kita hanya perlu terpapar sinar matahari sekitar 8–10 menit pada tengah hari untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan.

Pasalnya, sepanjang musim itu, bagian tubuh yang terpapar sinar matahari lebih banyak, yaitu sekitar 25 persen. Sementara saat musim dingin, hanya sekitar 10 persen tubuh yang terpapar sinar matahari dan diperlukan hampir 2 jam paparan sinar matahari pada tengah hari untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang cukup.

Namun, patut diingat bahwa durasi yang disebutkan di atas bukanlah patokan saklek. Durasi yang dibutuhkan setiap orang untuk menyerap vitamin D di bawah sinar matahari bisa berbeda. Ketebalan dan pigment kulit setiap orang berbeda. Kedua hal itu dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menyerap vitamin D dari sinar matahari. Jadi, orang-orang dengan kulit lebih gelap di iklim yang lebih dingin akan cenderung mendapatkan tingkat vitamin D yang sub-optimal (di bawah ideal) dibandingkan dengan orang dengan kulit lebih terang di iklim yang lebih dingin.

Dari penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa orang yang lahir di musim semi dan panas memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan vitamin D yang cukup dari sinar matahari. Jika kebutuhan vitamin D terpenuhi, anak berpotensi memiliki daya tahan tubuh dan perkembangan kognitif yang baik.

Terkait hubungan antara musim lahir dan kecerdasaan individu sebenarnya sudah banyak diteliti. Ada banyak penelitian yang menyebutkan bahwa subjek yang lahir pada musim semi atau musim panas memiliki kecerdasan yang signifikan lebih tinggi daripada subjek yang lahir pada sisa tahun, meskipun perbedaannya kecil.

Misalnya, Forlano dan Ehrlich (1941) yang mempelajari hubungan antara tanggal lahir dengan kepribadian, menemukan bahwa subjek yang lahir selama musim dingin cenderung mendapatkan skor tinggi pada Ekstraversi (E) dan rendah pada Neurotisisme (N). Gupta (1992) juga menyatakan bahwa orang yang lahir selama musim panas mendapatkan skor lebih tinggi pada Neurotisisme dibandingkan dengan subjek yang lahir pada musim gugur atau musim dingin dan mendapatkan skor lebih rendah pada sifat impulsif dibandingkan dengan subjek yang lahir pada musim semi dan musim gugur.

Namun dalam penelitian Peter Hartmann yang berjudul, “The relationship between date of birth and individual differences in personality and general intelligence” , menyebutkan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan adanya pengaruh tanggal lahir terhadap perbedaan individu dalam kepribadian dan kecerdasan umum. Jika pun ada, hal tersebut tidak memberikan efek nyata.

Ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi kecerdasan seseorang. Faktor lingkungan, pendidikan, dan perhatian orang tua, misalnya. Penting bagi orang tua dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan mendukung perkembangan kognitif anak-anak secara keseluruhan.

Jadi apakah orang berzodiak Gemini pasti cerdas? Belum tentu juga. Setiap individu unik dengan potensi dan bakat masing-masing. Kepintaran dan prestasi seseorang tidak dapat diukur dari zodiaknya, melainkan dari upaya dan dedikasinya dalam mencapai tujuan dan meraih kesuksesan.

Sumber:
Hartmann, P., Reuter, M., & Nyborg, H. (2005). The relationship between date of birth and individual differences in personality and general intelligence: A large-scale study.

Ashley, MD. (2018). Ask the Doctors — How much sunshine do I need for enough vitamin D? UCLA Health System.

Melough, Melissa. (2020). Vitamin D levels during pregnancy linked with child IQ. Science Daily.

--

--