Benarkah Kita Bisa Melihat Hantu di Cermin?

Pernahkah Anda merenung tentang alasan mengapa hantu selalu muncul di balik cermin?

BTS
BTS.ID
5 min readAug 15, 2023

--

Poster Revenant (Image source: Mydramalist)

“Cermin, kamu punya gak?” tanya Gu San Yeong dengan nada yang gemetar setelah melarikan diri dari sebuah wujud yang tak dapat dijelaskan dengan logika, makhluk dari alam lain.

“Heh? Apa sih maksudmu?” sahut seorang siswa yang ikut bersembunyi di belakang Gu San Yeong, suaranya penuh dengan kebingungan.

“Dimana cermin?!” jerit Gu San Yeong panik. Tangannya meraih kerah siswa yang berdiri di dekatnya, sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang jauh lebih menakutkan akan terjadi.

Begitulah adegan menegangkan dari episode kedua serial drama Revenant, di mana batas antara dunia nyata dan alam gaib menyatu dengan cermin sebagai perantara.

Mungkin, seperti halnya siswa yang ikut bersembunyi, Anda juga merasa bingung. Mengapa cermin? Benarkah kita bisa melihat hantu di cermin?

Ilustrasi hantu dalam cermin. (image source: Bing Image Creator).

Revenant bukanlah satu-satunya kisah yang mengajak cermin bergabung dalam permainan dunia supernatural. Di anime Natsume’s Book of Friends, cermin menjadi penjara bagi roh-roh jahat. Ada sebuah adegan di mana tokoh Natsume memenjarakan hantu dalam cermin.

Dari mana asal ide tersebut? Jauh sebelum Anda lahir dan mengenal teknologi canggih, cermin sebenarnya sudah dianggap sebagai pintu rahasia ke alam gaib. Keyakinan itu berasal dari kemampuan cermin untuk memantulkan cahaya seperti sebuah portal ke dunia lain.

Di Mesir kuno, para imam sempat menggunakan cermin dalam berbagai ritual penyucian spiritual. Mereka menggunakan cermin untuk menghilangkan kotoran dari batin manusia. Orang zaman dahulu meyakini cermin dapat menunjukkan jiwa asli seseorang. Mereka yakin, dunia cermin kebalikan dari dunia nyata. Jadi, apabila seseorang yang jahat di dunia ini, bisa terlihat baik di dunia cermin.

Lalu ada juga yang percaya bahwa bayangan adalah pantulan jiwa. Ketika Anda melukai bayangan, raga Anda bisa ikut terluka, bahkan menyebabkan kehilangan nyawa. Konsep serupa juga berlaku untuk mitos 7 tahun kesialan. Cermin yang pecah diyakini dapat merusak jiwa seseorang selama tujuh tahun. Jadi, apabila Anda sedang bercermin, lalu pecah, Anda akan mengalami 7 tahun kesialan.

Berbicara lebih jauh soal akar mitos cermin ini, Elizabeth Tucker, peneliti ahli folklor dari Universitas Binghamton sudah melacaknya hingga ke zaman kuno. Naratif tentang kekuatan cermin bukanlah hal baru, melainkan warisan yang telah membelai pikiran manusia selama generasi ke generasi.

Dikatakan Tucker, salah satu legenda tentang kekuatan cermin yang menjadi awal dari segalanya adalah Narcissus. Narcissus bercerita tentang si tampan yang terpesona oleh bayangannya sendiri, hingga melupakan dunia nyata yang mengelilinginya. Dari legenda tersebut, cermin hanya sebagai refleksi bayangan. Namun mampu menciptakan obsesi dan cinta berlebihan terhadap dirinya sendiri alias narsis.

Kemudian seiring berjalannya waktu, cermin masuk ke dunia klenik termasuk menjelma menjadi alat ramalan, bola kristal bagi para pencari nasib. Lewat permukaannya yang reflektif, Anda bisa mengetahui wajah jodoh Anda di masa depan.

Kepercayaan ini bertahan jauh setelah Abad Pertengahan. Itu terlihat dari kartu ucapan Halloween dari awal abad ke-20 dengan gambar wanita muda menatap cermin, bersama dengan sajak-sajak berbunyi, “Di malam Halloween, lihatlah di dalam cermin, wajah calon suami Anda akan terlihat."

Kini, cermin menjadi tema populer dalam literatur dan film. Cermin atau kaca sering digunakan untuk menciptakan suasana mistis dan unsur-unsur supernatural. Ini dapat dilihat dalam kisah-kisah seperti Oculus, Mirrors, Bela Lugosi’s Mirror, Snow White and the Seven Dwarfs, Ranking of Kings, lalu terbaru, Revenant.

Efek Troxler Adalah Dalangnya?

Jika Anda mencari penjelasan ilmiah di balik misteri cermin dan supernatural, efek Troxler hadir sebagai panduan. Efek Troxler adalah ilusi optik yang mempengaruhi persepsi visual. Ketika begitu lama menatap sesuatu, pandangan kita akan terbelokkan, dan membentuk bayangan yang tak terwujud.

Otak kita dirancang untuk fokus pada hal-hal yang berubah dalam lingkungan kita. Ini adalah mekanisme yang membantu kita mengenali ancaman atau perubahan penting dengan cepat. Ketika sesuatu tidak berubah dalam pandangan kita untuk waktu yang lama, otak kita cenderung mengurangi perhatian terhadap hal tersebut karena dianggap kurang penting. Dengan begitu, otak bisa menggunakan energi dengan efisien dan memfokuskan perhatian pada hal-hal yang bisa mengancam atau mengubah situasi kita.

Nah, karena otak mengurangi detail yang dianggap kurang penting, ia mencoba untuk mengisi celah kekosongan dengan gambaran atau interpretasi yang mungkin tidak sesuai dengan kenyataan. Interpretasi yang dihasilkan bisa berasal dari kombinasi pola-pola yang dikenali otak, pengalaman sebelumnya, dan asosiasi dengan hal-hal lain yang pernah kita lihat atau alami.

Dalam kasus efek Troxler, ketika kita menatap benda atau gambar yang statis dalam waktu lama, otak kita akan menciptakan gambaran-gambaran atau perubahan yang sebenarnya tidak ada. Ini terjadi karena otak ingin terus mencari makna atau pola dalam informasi yang ada, bahkan ketika informasi itu terbatas atau berulang. Dari situlah, terjadi halusinasi.

Halunisasi adalah cara otak kita mencoba untuk “mengisi celah” informasi yang kurang, meskipun kadang-kadang hasilnya bisa aneh atau tidak sesuai dengan realitas. Itu juga dapat Anda alami saat melihat cermin terlalu lama. Dengan pencahayaan redup, menatap pantulan bayangan Anda untuk beberapa saat dapat menciptakan ilusi wajah yang aneh, bahkan bisa sangat menyeramkan. Dalam percobaan Troxler, orang melaporkan melihat wajah mereka menjadi terdistorsi hingga menjadi seperti setan.

Meski mampu mempengaruhi persepsi visual, efek Troxler bukanlah sihir hitam yang merampas kewarasan. Ia hanyalah pencipta lukisan abstrak dan imajinatif untuk mengisi kekosongan dalam otak. Jika Anda tidak ingin otak kosong (haha), dianjurkan berkedip secara teratur, menggeser pandangan setiap beberapa detik, atau memalingkan mata dari objek yang Anda tatap. Dengan begitu, Anda akan terbebas dari efek Troxler.

Begitulah perjalanan cermin masuk ke dunia supernatural. Mitos dan keyakinan seputar kekuatan cermin telah membentuk landasan untuk kisah-kisah horor modern, di mana cermin menjadi portal ke alam gaib. Efek Troxler, ilusi optik yang menciptakan gambaran-gambaran gaib dalam pandangan kita, memberi penjelasan ilmiah mengapa cermin selalu dikaitkan dengan penampakan makhluk halus.

Sumber:

Golembiewski, K. (2022, October 14). The Spooky Science of Why Mirrors Can Freak Us Out So Much. Atlas Obscura

Lawlor, D. (2018, May 8). Demonic mirrors & the Troxler effect. What the microscope saw — Science for everyone

Diablo Subaru of Walnut Creek. (2019, February 28). The Dangers of the Troxler Effect and the Benefits of Dimming Rear View Mirrors

Mendelsohn, H. (2021, June 3). Are Antique Mirrors Evil and Creepy or Are We Just Superstitious? House Beautiful

Ancient Origins. (n.d.). Mirrors — Reflecting the Ancient World

Indie88 Staff. (n.d.). The Troxler Effect Proves That Our Brains Are Strange Machines. Indie886

--

--