Suzume: Petualangan Menutup Pintu Bencana dan Luka Batin

BTS
BTS.ID
Published in
4 min readMar 26, 2023
Poster Suzume. (Wikipedia)

Film anime Suzume no Tojimari telah tayang di Indonesia sejak 8 Maret 2023. Film terbaru garapan Makoto Shinkai ini layak mendapatkan sambutan meriah dari penonton. Pasalnya, bukan hanya menyuguhkan visual yang menawan tapi juga kisah petualangan yang seru dan menyentuh.

Dilihat dari judulnya, Suzume no Tojimari, secara harfiah, berarti pintu Suzume yang tertutup. Ungkapan ini sering digunakan dalam sastra Jepang untuk menggambarkan kesedihan atau ketidakpastian. Sementara secara kiasan, Suzume no Tojimari bisa diartikan sebagai sebuah kesulitan atau rintangan yang muncul dan sulit untuk dilewati.

Dari situ, penonton dapat mengetahui bahwa film ini akan menyuguhkan petualangan penuh rintangan untuk menutup pintu kesedihan. Petualangan Suzume pun dimulai ketika ia bertemu dengan seorang pria muda yang muncul dalam mimpinya.

Pria muda tersebut kemudian bertanya soal area reruntuhan di sekitar tempat tinggal Suzume untuk mencari sebuah pintu. Diliputi rasa penasaran, Suzume akhirnya memutuskan untuk mengejar pria muda tersebut. Namun Suzume kemudian menemukan satu pintu lapuk berdiri tegak di tengah reruntuhan.

Suzume meraih kenopnya dan membukanya. Tanpa diketahui, ia juga turut melepaskan segel dari pintu tersebut. Karena segelnya lepas, pintu-pintu ‘bencana’ di seluruh Jepang terbuka satu demi satu. Jika tidak segera ditutup, kehancuran akan datang. Suzume pun harus berjuang menutup portal ini untuk mencegah bencana lebih lanjut.

Kisah Suzume dan pintu bencana ini tampaknya terinpirasi dari sebuah mitologi di Jepang. Dalam mitologi Jepang, ada sebuah makhluk bernama Namazu, seekor catfish yang tinggal di bawah bumi yang dapat menyebabkan gempa bumi.

Konon, Namazu adalah makhluk yang sangat kuat dan berbahaya, dan orang Jepang pada masa lalu percaya bahwa dia harus dijaga agar tidak menimbulkan kerusakan di permukaan bumi. Menurut legenda, Namazu dikendalikan oleh seorang dewa bernama Kashima, yang menggunakan pedang khusus untuk menahan Namazu agar tidak bergerak. Namun, kadang-kadang Namazu dapat melepaskan diri dari kendali Kashima, dan itulah saat-saat ketika gempa bumi terjadi.

Namazu sering digambarkan sebagai ikan raksasa yang memiliki panjang sekitar 5 meter, dengan gigi dan ekor yang panjang. Dia juga memiliki kemampuan untuk merasakan getaran di dalam bumi dan kemudian memicu gempa bumi dengan gerakan ekornya.

Di Suzume, Namazu digambarkan seperti cacing dan disegel menggunakan batu berbentuk kucing. Apesnya, batu segel bosan menjalani takdirnya sebagai batu segel. Batu segel pun berubah menjadi makhluk hidup dan ingin bersenang-senang di dunia. Tanpa batu segel, cacing bisa sewaktu-waktu mendobrak pintu bencana.

Guna menemukan batu segel dan menutup pintu bencana, Suzume pun menjelajahi beberapa wilayah di Jepang, mulai dari Kyushu, Ehime, Tokushima, Kobe, Tokyo, Miyagi, dan akhirnya Tōhoku, asal Suzume.

Semua kota yang dikunjungi Suzume merupakan daerah yang pernah diguncang gempa bumi besar dan tsunami pada 2011. Gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 9,0 dan disertai dengan tsunami besar yang menghantam pantai Timur Jepang, mengakibatkan kerusakan yang parah dan menewaskan ribuan orang.

Gempa bumi dan tsunami Tōhoku pada tahun 2011. (Wikipedia)

Di peristiwa ini, Suzume kehilangan ibunya. Kala itu, Suzume masih berusia 4 tahun. Meski sudah 12 tahun berlalu, Suzume masih merasakan kehilangan dan trauma. Trauma dan kehilangan sosok yang dicintai inilah yang merupakan inti dari kisah Suzume. Jadi bukan hanya tentang kisah heroik Suzume menyelamatkan Jepang dari bencana besar.

Lokasi nyata dan di anime. (Japan Wonderful Travel)

Film ini bisa dibilang merupakan perjalanan spiritual untuk menyembuhkan duka akan kehilangan sosok yang dicintai. Terlihat setiap kali Suzume berusaha menutup pintu bencana, muncul gambaran kehidupan bahagia orang-orang sebelum hancur diguncang bencana. Suzume seolah-olah tidak hanya berusaha mencegah bencana tapi juga ingin menutup pintu trauma orang lain.

Lalu setiap kota yang ia kunjungi, ia selalu beruntung bertemu dengan orang-orang yang baik hati. Perhatian dan bantuan dari orang-orang tersebut membantunya melewati masa -masa sulit. Mungkin kita pernah mendengar kata-kata bijak tentang orang-orang akan datang dan pergi dalam kehidupan kita. Nah, orang-orang baru yang datang ke kehidupan Suzume ini seakan menjadi pengganti dari kasih sayang sang ibunda yang hilang.

Kalimat yang diucapkan Sota, “Beratnya perasaan manusia yang dapat meredakan tanah” juga bisa menjadi penghubung ide tentang bencana alam dan trauma. Ungkapan Sota ini dapat diartikan bahwa kekuatan emosional manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan dunia sekitarnya.

Hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan perasaan dan tindakan manusia dengan penuh kebijaksanaan dan tanggung jawab untuk menciptakan kedamaian dan harmoni di dalam diri kita sendiri serta dengan lingkungan dan alam.

Walaupun terdengar seperti menyedihkan, film ini sebenarnya sangat menghibur karena dibumbui komedi. Terutama adegan karakter Sota Munakata, Daijin, dan Tomoya Serizawa. Penonton yang mencari tontonan yang memanjakan mata, lucu, seru, dan menghangatkan hati, Suzume adalah jawabannya.

(***)

--

--