Kepastian Harapku
Hari demi hari terlewatkan
Sakit perih tertelan dengan cepat
Diam seribu bahasa mencuat
Gairah senyum pun tenggelam bersama matahari
Aku disini sendiri
Bertahan bak karang di lautan
Menahan setiap hempasan yang datang
Tanpa peduli seberapa besar sakit yang ditahan
Demi dia yang tercinta
Tersirat dalam hati,
Aku ini siapa?
Aku ini apa bagimu?
Aku bagai orang yang selalu bersembunyi dibalik dirimu
Tanpa ada kepastian yang jelas
Tuhan…
Akankah kepastian itu ada?
Kapankah kepastian itu akan datang menghampiri?
Sungguh lamaku menantinya
Apakah kepastian itu berpihak padaku?
Tuhan…
Apakah yang aku pertahankan itu hanya hal yang sia-sia?
Akankah yang aku pertahankan berbuah kebahagiaan yang ku idamkan?
Apakah ketulusanku terbalas dengan ketulusan yang ku nanti?
Akankah sakit yang kurasakan hilang berganti dengan senyum bahagia?
Dan apakah perjuanganku hingga detik ini tak sia-sia?
Tuhan…
Sungguh aku setia menanti semua jawaban itu
Sungguh aku berharap baik pada jawaban itu
Sungguh aku berharap ini awal bahagia yang ku nanti
Awal bahagia yang telah sekian lama ku rancang
dengan penuh airmata, sakit, dan pahitnya perjuangan
Entah berapa lama aku harus menanti
Bersama airmata yang setia menemani hingga terlarut ke alam mimpi
Dan pahitnya berjuang sendiri yang aku jalani selama ini
Inilah harapan dimalam sepi sunyi yang menyelimutiku
Bersama airmata yang selalu menemani
Dan bersama hati yang selalu setia melahirkan tulisan tentangmu
Wahai kamu yang tercinta