Apa sih itu Self-Esteem?

Harga Diri dan Pengukurannya dalam Psikologi

Zholeh Wei
Jadi Bagaimana?
Published in
3 min readMay 14, 2020

--

Harga diri atau self-esteem adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri baik itu secara positif atau negatif maupun dalam rentang tinggi atau rendah yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu akan kemampuan dirinya.

Self-esteem dianggap sebagai evaluasi emosional dari nilai-nilai yang ada pada diri seseorang. Evaluasi diri yang positif menunjukkan bahwa self-esteem yang tinggi dan evaluasi diri yang negatif menandakan rendahnya self-esteem, hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi tindakan atau sikap seseorang, mereka yang memiliki self-esteem yang tinggi cenderung mengikuti tujuan secara aktif dan agresif.

Self-esteem menumbuhkan perasaan keyakinan (saya mampu) dan emosi seperti kemenangan, keputusasaan, kebanggaan, dan juga rasa malu. Dia juga menjadi bagian penting dalam penilaian dari kemampuan dan keterampilan pada nilai-nilai instrinsik seperti karakter dan moral.

Self-esteem merepresentasikan sifat disposisional khusus, yaitu konsep diri yang positif dengan mengacu pada representasi seseorang dari perasaan kepercayaan diri mereka yang khas. Seringkali disebut sebagai penilaian subyektif yang membuat dan mempertahankan tentang dirinya sendiri dan tingkat keyakinan pada kemampuan, nilai, dan signifikansi mereka, yang disampaikan melalui sikap dan perilaku verbal mereka.

Photo by Aneska Zoya Raveena on Dictio

Orang-orang yang memiliki harga diri rendah cenderung akan selalu merendahkan nilai-nilai yang ada pada diri mereka sendiri. Kebanyakan dari mereka hanya akan fokus pada kelemahan dan kesalahan yang telah diperbuat. Bahkan merasa bahwa orang lain selalu jauh lebih baik dan hebat daripada diri sendiri serta kesulitan untuk menerima kritik. Hal tersebut bisa diperparah, jika perasaan seperti itu dibiarkan berlarut-larut akan timbul kecemasan dan mengarah pada depresi.

Sedangkan mereka yang memiliki harga diri tinggi akan cenderung menghargai dirinya dengan baik dan percaya dengan dirinya dalam mengerjakan segala sesuatu. Mereka memiliki takaran yang akurat tentang diri sendiri, mampu menyadari kelemahan dan kekurangan yang dimiliki serta mampu menerima kritik dari orang lain.

Aspek-Aspek Harga Diri atau Self-Esteem

Pada konstrak awal, self-esteem yang didesain oleh Rosenberg memiliki komponen tunggal atau biasa disebut dengan unidimensional dimana pengukuran self-esteem didesain untuk mengukur self-esteem/self-worth secara global. Dia mendefinisikan bahwa self-esteem merupakan sikap yang dimiliki tentang dirinya sendiri, baik positif maupun negatif.

Kemudian, berbagai hasil studi setelahnya mengidentifikasi bahwa self-esteem memiliki beberapa aspek, seperti Tafarodi & Milne yang menjelaskan bahwa self-esteem memiliki dua dimensi yaitu

  • Self-competence, pengalaman diri sebagai agen kausal, mengacu pada keseluruhan orientasi positif atau negatif terhadap diri sendiri sebagai sumber kekuatan dan efficacy, dan;
  • Self-liking, pengalaman valuatif dari diri sendiri sebagai objek sosial, sebagai orang yang baik atau jahat.

Sedangkan Mannarini mengidentifikasi bahwa self-esteem memiliki dua dimensi yaitu self-efficacy dan attachment style. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa self-esteem terdiri dari dua komponen yaitu positive self-image dan negative self-image. Selain itu, Stets & Burke juga turut mengidentifikasi bahwa aspek dari self-esteem yang terdiri dari tiga komponen yaitu self-worth, self-efficacy, dan authenticity.

Namun, meskipun beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil demikian, penelitian meta analisis lintas budaya terbaru yang dilakukan oleh Gnambs, Scharl, dan Schroeders membantah bahwa self-esteem memiliki beberapa aspek, hasil studinya menunjukkan bahwa bahwa self-esteem merupakan konstrak yang satu kesatuan atau unidimensional yang mana sesuai dengan kosntrak awal dari Rosenberg. Gnambs, dkk. mengatakan bahwa adanya temuan dan munculnya aspek-aspek tersebut dikarenakan faktor budaya yang berbeda-beda, namun pada dasarnya konstrak self-esteem tetaplah satu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri atau Self-Esteem

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga diri beberapa diantaranya adalah genetik, bawah sadar, persepsi, usia, pekerjaan, reaksi orang lain, perbandingan dengan orang lain, penyakit yang diderita, dan keterbatasan fisik.

Pengukuran Harga Diri atau Self-Esteem dalam Psikologi

Self-Esteem Scale (RSES) yang dikembangkan oleh Rosenberg. Skala tersebut merupakan konstruk yang unidimensional dimana pengukuran self-esteem didesain untuk mengukur self-esteem/self-worth secara global dan berkonsentrasi pada persepsi self-esteem yang dimiliki setiap individu. Skala Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) memiliki jumlah aitem sebanyak 10. Skala ini secara keseluruhan mengukur Self-Esteem dengan tipe Explicit Self-Esteem. Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha pada RSES yang asli adalah 0.77.

--

--

Zholeh Wei
Jadi Bagaimana?

Licensed Clinical Psychologist, RS Dr. Oen Solo Baru