Obor yang Sudah Mati

Obor yang sudah mati

Kawan, tahukah kamu bahwa obormu kini sudah mati? Dan tahukah kamu bahwa tanpa obor itu mungkin kamu tidak akan selamat? Ya kawan, karena kamu yang asik sendiri dan asik dengan buku-buku gaibmu itu, oleh karenanya obor itu akhirnya kehabisan minyak. Dan tahukah kamu, mungkin ini juga bukan salah kamu. Tapi karena mereka yang lebih hebat dari kamu tidak mampu untuk memberikan minyak yang dibutuhkan obor itu? Atau sebenarnya mereka tidak mengerti makna dari obor yang ingin mereka raih? Bukanlah suatu kemenangan sesungguhnya kawan!! Tapi ketahuilah, obor itu bukan sebuah obor biasa saja.

Ya, kawan. Mungkin kamu sudah Lelah oleh semua yang mereka sebut dengan suatu “keluarga” yang konon katanya ada banyak orang-orang hebat didalamnya. Mungkin sudah bukan masanya lagi bagi mereka untuk bersinar. Tapi tahukah kamu? “Keluarga” itu mungkin sudah tidak ada,kawan! Semua habis karena egomu akan nilaimu.

Aku ingin bertanya padamu kawan, apakah nantinya nilai yang kamu banggakan itu bisa membuatmu jadi seorang raja? Jika boleh kuberi saran, nilai hanyalah nilai seperti piala hanyalah piala. Apa yang menjadikannya indah karena usaha dan dirimu sendiri. Janganlah lupa kawan akan dirimu yang sebenarnya. Karena untuk apa ada nilai kalau sebenarnya kamu bingung akan dirimu sendiri dan arti sebenarnya dari sebuah nilai?

Tapi, kemarin kulihat obor itu sudah mulai menyala lagi, kawan. Ya, obor itu belum mati kawan! Kamu masih ada kesempatan.