Rumah yang Hilang: Tinggal dengan Istri

Cahaya Gusuran
Cahaya Tanah Gusuran
1 min readNov 2, 2016
Foto: Viriya P. Singgih

Saya berjualan es doger sejak 1992, sejak saya pindah dari Garut ke Bukit Duri. Waktu itu es doger harganya cuma Rp500,00 per gelas. Rumah saya dulu di depan Musholla. Saya bangun sendiri bersama istri yang kerja jadi tukang jahit borongan, suka bikin kerah [baju].

Waktu rumah digusur, saya dan istri sedang pulang ke Garut. Saya melihat rumah saya dirobohkan lewat TV. Harta yang selamat cuma gerobak es doger, itu pun karena diselamatin tetangga.

Sekarang saya tinggal sendiri di Dipo. Istri saya pulangin ke Garut karena kontrakan yang sekarang tidak muat.

— Dedi Doger

--

--

Cahaya Gusuran
Cahaya Tanah Gusuran

Administrator @CahayaTanahGusuran. Ikuti http://medium.com/cahaya-tanah-gusuran untuk bersama memindarkan harapan dan solidaritas untuk tata kota tanpa duka.