Rumah yang Hilang: Kenangan

Cahaya Gusuran
Cahaya Tanah Gusuran
1 min readNov 2, 2016
Foto: Viriya P. Singgih

Saya tinggal di sini dari 1984. Sehari-hari kerjaannya ibu rumah tangga, lalu saya ada kegiatan banyak dari Sanggar Ciliwung Merdeka, entah penghijauan, masak buat korban banjir, arisan, tabungan, koperasi. Pokoknya semua saya lakukan buat mempersatukan ibu-ibu biar enggak kebanyakan ngobrol dan ngegosip.

Setelah penggusuran, buat saya enggak ada yang berubah. Kita bersatu terus. Walau tetap saja, ada banyak kenangan yang hilang, anak-anak juga enggak bisa lagi main di sanggar.

Sekarang kegiatan anak-anak masih aktif dilanjutkan di sekretariat Ciliwung Merdeka di Kebon Pala, entah anak-anak nari atau latihan vokal. Itu sekarang jadi pengganti sanggar bagi anak-anak. Alhamdulillah penggusuran ini justru membuat solidaritas kita semakin erat.

— Rumiati

--

--

Cahaya Gusuran
Cahaya Tanah Gusuran

Administrator @CahayaTanahGusuran. Ikuti http://medium.com/cahaya-tanah-gusuran untuk bersama memindarkan harapan dan solidaritas untuk tata kota tanpa duka.