Rumah yang Hilang: Kenangan
Saya tinggal di sini dari 1984. Sehari-hari kerjaannya ibu rumah tangga, lalu saya ada kegiatan banyak dari Sanggar Ciliwung Merdeka, entah penghijauan, masak buat korban banjir, arisan, tabungan, koperasi. Pokoknya semua saya lakukan buat mempersatukan ibu-ibu biar enggak kebanyakan ngobrol dan ngegosip.
Setelah penggusuran, buat saya enggak ada yang berubah. Kita bersatu terus. Walau tetap saja, ada banyak kenangan yang hilang, anak-anak juga enggak bisa lagi main di sanggar.
Sekarang kegiatan anak-anak masih aktif dilanjutkan di sekretariat Ciliwung Merdeka di Kebon Pala, entah anak-anak nari atau latihan vokal. Itu sekarang jadi pengganti sanggar bagi anak-anak. Alhamdulillah penggusuran ini justru membuat solidaritas kita semakin erat.
— Rumiati