Herman Pelani
carito kito
Published in
2 min readNov 21, 2018

--

Bungo Fair 2018“seribu Cangkir Kopi”

Setelah lama berdiam diri, terbawa suasana sunyi yang amat begitu nyaman. Setelah kesibukan telah usai. Setelah hiruk pikuk mak mak pun ikutpadam, kecuali para elite sibuk berdrama dan bercomedy.

Sekarang aku kembali hadir, kembali memanjakan jari jemari dengan tari tarian bebas tanpa batas. Menuangkan cerita cerita bualan dan yang pasti tulisanku jauh dari aturan aturan KBBI.

Setelah seminggu lamanya menunggu, dan akhirnya tiba masanya. “Bungo Fair 2018" suatu event pertama kali diselenggarakan di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.

Acara ini diselenggarakan selama empat hari 20–24/11/2018. Berbagai macam acara yang diselenggarakan seperti informasi yang aku dapat dari sebuah akun sosmed Instagram Bungo Coffe Corener mengutip ada lima belas acara yang diselanggarakan yaitu, Bazar, Konser Kopi Bungo, Sangrai Kopi Ala Tradisional Basamo, Ngopi Basamo Seribu Cangkir Kopi, Work Shop Kopi, Coffe Corner Area, Panggung Nusantara, Bungo Culture Festival, Panggung Seniman Bungo, Live Music Reggae, pesta Kembang Api, Kopdar Komunitas, Tradisional Game, Wisata Kuliner, dan trakhir yang dinanti nanti sama Mak Mak penggila Shopping yaitu Wisata Belanja.

Foto yang diatas diambil oleh temanku Dino, saat aku dan teman teman sedang menikmati hangat dan kejujuran pahitnya kopi.

Kopi yang aku minum semakin menumbuhkan kenikmatan rasa yang begitu memukau, dengan diiringi sebuah lagu Kopi Hitam yang di cover sebuah Band dari Kabupaten Bungo bernama SPI beraliran Regae. Dan ditambah lagi seribu kopinya gratis pula, cukup sudahlah kenikmatan aku malam ini hehehe.

Dari beberapa acara yang aku lihat, bahwa dapat aku simpulkan maksud dan tujuan diselenggarakan Bungo Fair 2018 ini adalah mengenalkan suatu potensial yang dimiliki Kabupaten Bungo. Terutama Bungo sudah mempunyai Brand kopi sendiri yang berasal dari Limbur.

“Untuk jenis kopi yang ditanam sekarang adalah Robusta, dan untuk jenis Arabica masih dalam perencanaan” itulah kutipan yang aku dapat dari sedikit pertanyaan aku dengan salah satu pencinta kopi dan sekaligus komunitas Kopi Kabupaten Bungo. Ridwan namanya.

Ada beberapa rekomendasi caffe coffe di Kabupaten Bungo yang pernah aku kunjungi dan menurut aku tempat yang seru yaitu, Scooter dan Kafeinisme.

Tapi untuk kedua caffe ini berbeda karakter. Scooter karakternya lebih cocok buat nongkrong sama teman teman karena tempatnya terbuka dan harganya pun relatif murah.

Sedangkan untuk Kafeinisme menurut aku lebih cocok untuk menyendiri atau ingin fokus mengerjakan suatutugas, sebab tempatnya yang begitu kecil dan tertutup membuat tempat ini jauh dari kebisingan. Tapi cafeinisme juga menyediakan tempat terbuka untuk yang suka nongkrong rame rame sama teman teman. Dan untuk masalah harga disini terbilang lebih mahal dari Scooter ,dikarenakan Kafeinisme menggunakan sebuah mesing kopi sedangkan scooters masih alat manual dan juga kafeinisme juga sudah memiliki alat Roasting Kopi. Seperti pencinta kopi kata “semakin mahal alat kopi itu, maka rasanya akan ikut semakin nikmat”.

Mungkin hanya itu yang dapat aku cerita malam ini. Semoga Bungo Fair tidak tahun ini aja dan akan selalu diadakan setiap tahun.

Salam pecinta kopi!

--

--

Herman Pelani
carito kito

duduk manis dihamparan alam, baca buku sambil menyeruput kopi di kala senja. dan aku sedang berhalu