Memang rindu itu jahat

Jangan main sama rindu

Nita Natassya
carito kito
3 min readMar 13, 2018

--

Benar kata orangtua, kalau bicara seperlunya aja, jangan banyak bicara tapi tidak ada buktinya. Kadang pembuktian ini emang harus ada untuk penguatan. Setelah rindu Mama yang gak ada habisnya, ini rindu sama sahabat yang ‘ter’ ‘ter’ di hidupnya aku, dulu sih, sebelum negara api menyerang. 😁

Apasih rindu itu?

Kok Nita cuman bisa bilang rindu muluk, kayak gadak kata lain yang bisa ditulis. Rindu itu sih menurut Nita simple, aku cuman pingin denger kamu cerita harimu begitu dengan aku.

Haha, ya mana bisa, hidup orang mah gak selalu harus diceritain, tapi akunya aja yang memegang erat itu prinsip, dan pada akhirnya prinsip itu kamu langgar, dan aku langgar. Kan impas.

Oke, ini cerita gak berbelit-belit yah. Nita yah kalau udah deket ke orang, Nita bisa baca itu yang namanya gesture tubuhnya dan raut mukanya. Mungkin itu suatu kelebihan dikit dari Nita, dan filling aku itu bener loh. Jadi jangan coba-coba ngibulin akuh ya, karena aku bisa baca dari raut muka kamu loh shay. Hehe.

Ohya jadi gini, aku pernah deket sama seseorang, dan karena kami keseringan cerita-cerita dia ngerasa nyambung kalau cerita ke aku. Jadi kami sepakat untuk mengatasnamakanya sebagai sahabat, tapi bukan sahabat hidup.

Kami udah deket mulai 5 bulan terakhir ini. Jadi beberapa bulan belakangan ini kami hampir jarang banget tanya kabar satu sama lain, karena, aku memang sibuk — bukan “sok” sibuk.

Nah, untuk mengalahkan rasa egoisnya aku. Aku coba tanya kabar dia (sahabat aku), dan entah itu kebetulan atau gimana, yang jelas, setiap aku chat atau telvon dia selalu — dia itu ngehindar, dan coba untuk ngejauh gitu; bisa dibilang sok sibuk. Padahal aku mah hafal banget jadwal kegiatannya dia. Ya aku kesel dong, pasti dong.

Ya udah deh, aku putusin untuk gak mau tau dulu deh kabar darinya. Mungkin dia punya kekasih baru kalik, jadi gue-nya dipinggirin, sama yah nasib gue kaya acar di nasi goreng, “ADA” tapi “DIPINGGIRIN”. “Omaik… omaik” (bahasa naks alay zaman old).

Lanjut yah…

Seminggu lebih gak ada chat dia, trus tiba-tiba malem itu, udah lupa tgl berapa: dia chat aku cuman mau bilang, “jangan rindu, aku sibuk untuk beberapa hari ke depan, bye”.

“Oke, fighting untuk kesibukannmu” balasku.

Jadi yah — aku ngerasa: aku rindu dia sendiri loh, tapi, dia gak rindu aku. Oke fix ini menyakitkan.

Waktu terus berjalan. Sesuai dengan inginnya, aku terbiasa untuk diam dan tidak menceritakan hariku kepada siapapun termasuk Mama.

Lalu, sahabat itu muncul di saat dia sedih.

Dia beranggapan, karena rinduku yang membuat harinya sial.

*Sial banget, ni orang pengen gue antukin itu kepalenye ke dinding. Kezel ngets ih.😑

Oke, malam itu sepi dan gelap, cukup kamu hidupkan lampu agar terang. hehe (gaje). Entah Angin apa yang membawa hasratnya untuk memulai VC (video call) aku via WA. Dia bilang, aku jahat gak membalas rindunya, walau sering dikode lewat story WA-nya. Nah gue bodo amat. Kan dia yang minta gue ngejauh secara halus. Trus dia cerita deh ngalor-ngidul kesibukan dia sampai dia gak sempat chat aku. Respon aku mah datar, karena udah kecewa.

Tiba-tiba dia keceplosan cerita kalau kekasihnya lagi masuk RS dan disitulah dia mulai ngejauhin aku, karena sibuk sama pacarnya, dan dia mau fokus ke pacarnya. *iiucgh betul kan filling gue.

Gue sih masih respon datar, sampai gue bilang, “elo sadar gak, elo cerita ke gue itu maksudnya gimana yah?” Ya secara gue kesel aja gituh sama elo tiba-tiba gini, dan yah akhirnya dia ngambek. Padahal yang harusnya ngambek itu gue loh, GUE! Dia langsung akhiri VC kami, dan hilang tanpa kabar.

Ya gue mah diem aja bodo amat, walaupun ini, yah rindu udah pake banget tapi rasa kecewa mengalahkan rindu .

Yes, sampai pagi ini dia baru sempat VC gue dan parahnya temennya loh yang ngomong ke gue kalau dia rindu gue, HAH? 😾

Gue bener-bener gangerti apa maksudnya. Dan gue bilang ke dia, “biar la rinduku padamu ckup aku yang tau, dan kamu tak usa repot repot membalas rinduku. Karena aku ckup tau aja, jgn terlalu banyak penjelasan dri bibir indahmu, karena aku yakin kamu sudah susah paayah merangkai kebohongan hanya untuk penjelasan itu. So, jujur aja deh dulu sma diri sendiri, sma aku mah gampang belakangan aja bisa kok kalau inget.” Ha..Ha..Ha

Dan gue kecewa.

SEKIAN 😘

--

--