Herman Pelani
carito kito
Published in
4 min readJun 13, 2018

--

SURAT MISTERIUS “MJ”

Ini adalah moment yang tepat, saat diriku datang disambut jingga keemasan.

Tepat pukul 17.00 wib aku mojok disudut taman sambil memandangi langit. Dan ditemani Indah Veidasari , sesuai janji yang telah kami atur dari sebelum sebelumnya.

Indah adalah nama seseorang, bukan berarti suatu pujian penilaian hasrat suatu perasaan. Dia juga anggota Carito Kito . sering menulis kata kata puitis yang begitu dalam.

Membaca tulisannya kadang membuat hati kebawa arus. Dia pandai sekali menghipnotis. Sungguh kamu punya cara unik dalam berbahasa. Tapi tolong jangan bahasamu sampai menghipnotis kami, hingga jatuh kedalam jurang perasaan cinta.

"karena kami belum siap untuk jatuh cinta"

Oh ya, kembali kecerita mojok taman. Ini adalah taman perdana yang kami masuki, dan taman ini juga baru saja resmi dibuka. Kebetulan deh, kami yang anak alay ingin segera merasa sensasi baru.

Nama taman ini "Tampoenek" yang berlokasi di Kabupaten Bungo. Tapi sayang, aku belum dapat referensi untuk menjelaskan makna dari nama tersebut. Mungkin suatu nanti akan aku jelaskan.

Awal perjanjian kami ini berawal dari suatu tuntutan dari MJ. Dia menitipkan buku kepadaku untuk diberikan kepada Indah. sebagai salam perkenalannya. Dengan cara memberikan buku sebagai cendra mata atau kenangan yang tak akan terlupakan. Ohhhh sunguh, teori perkenalanmu begi romantis MJ.

Dengan tuntutan itu terpaksa dengan senang hati aku harus memenuhi permintaan MJ. Jikalau tidak, dia pasti ngambek, maklum kadang hatinya suka labil. Tapi yang lebih aku takuti, adalah siapa tau ini adalah suatu permintaan terakhir darinya. Uhhh semoga saja tidak, karena akulah orang yang pertama kali menangis sampai tersungkur kebumi.

"Indah, tadi bang michael mau nitip buku buat indah. Jadi sekalian ajalah kita buka bareng lalu bercerita suka ria. Biar tidak bercerita lewat Carito Kito terus" pesanku lewat Via WA.

"Oh iya man, tadi MJ juga udah bilang. Kalau gitu sampai ketemu dibungo ya"

Janjian kami itu mungkin hampir sudah satu bulan belakangan, dan akhirnya waktunya telah tiba. keesokan harinya (12/06) adalah hari tanggal janjian kami, namun sedikit pesan singkat yang membuat aku lumayan kecewa.

"Man maaf aku gak bisa nepatin janji, lantaran besok aku disuruh pulang sama orang tua"

Indah selama kuliah, dia tinggal sama kakaknya di kota bungo. Sementara aslinya tinggal di Desa Pelayang, lumayan jauh dari kota. Kisaran memakan waktu tempuh 1,5 jam perjalanan lah, klau pakai kendaraan motor.

"Yah batal bagitu aja janji kita selama ini ndah?. apakah tidak ada alasan lain untuk menyukseskan janjian kita ini?"

"Itulah man, indah juga bingung. Tapi gimanalah lagi, orang tua sudah mendesak nyuruh pulang"

"Yaudah kalau gitu ndah, lain waktu aja kita untuk ketemu" perasaan dicampur kecewa.

Eh malamnya datang pesan singkat lagi, kalau Indah mengatakan janji bukber besoknya jadi. Entah apa alasan yang dia berikan kepada orang tuanya. Lagian akupun tidak mau tau, yang jelas Indah punya alasan tersendiri demi ini.

Kami Bukbernya di caffe MABES. Aku yang memilih tempatnya, karena tujuan aku tidak luput dari menu yang pasti ada kopinya.

Kembali ketaman lagi, sebelum kami menuju ke caffe MABES. Kami menyempatkan diri berhenti sebentar ditaman untuk membaca buku yang dititipkan untuk Indah.

Dan ternyata saat helai demi helai lembaran yang dibuka. Halaman pertama yang kami lihat ada suatu goresan tinta yang merangkai sebuah kata seperti gambar dibawah.

Buat Indah Veidasari yang diakhiri dengan emot senyum dengan mata yang nyolot. Muka Indah mulai mengekspresikan bahagia.

Lalu tidak sengaja membuka halaman tengah. Ternyata terselip satu surat yang tidak tau isnya apa. Huhhhh lagi lagi, kamu sok romatis seperti di film film MJ. Semnjak kapan kamu mempelajari teori romantis ini? Selama aku denganmu, kamu hanya membahas pergerakan dan kesetaraan sosial. Tidak pernah mengajarkan aku teori Romantisme. Kamu tidak adil MJ!

Indah langsung ketawa girang dan segera menutupi halaman itu, karna malu jika aku melihatnya. Mukanya mulai memerah menahan tawa yang tak terhinga. Kebahagiaan berpihak kepadamu hari ini Indah!

Kurang lebih seperti diataslah ekspresi tawa girang Indah.

Lalu Indah mengajak aku untuk segera pergi meninggalkan taman. Yang sempat menjadi saksi bisu menyaksikan kebahagiaannya senja sore itu.

Kami langsung menuju Caffe MABES. Karna waktu sudah menunjukkan 10 menit lagi akan datang waktu berbuka.

Bukanya bercamcapur senang dan kesal. Kalau senangnya sudah jelas lantaran janjian kami terwujud. Tapi kesalnya, lantaran kurang lebih satu jam setelah waktu buka datang, namun minuman untuk buka tak kunjung datang.

Akhirny, sakin tidak sabarnya karna haus sudah mendesak. Aku mengutuskan untuk menjemput langsung minumnya dilantai satu.

Tau kalian apa yg terjadi?

Dengan hati yang penuh kesal, setelah nyampai di lantai satu untuk ngambil minuman. Tersontak aku mendengarkan panggilan yangg mengarah ke aku.

“Bang yang tadi mana?” tanya orang asing itu kepada aku.

“yang tadi apa?” aku yg berbalik menanya.

“minuman yg aku pesan tadi!”

“Fuccckkkkkk” carut marut aku silih berganti dalam hati.

Segitunya kah tampang aku? sampai dirimu tega menilai aku seorang pelayan?

Sumpah tensi darah aku mencapai 1000 cc. Mau nabok tu mulut pake uang, tapi sayang aku tidak punya uang untuk menaboknya.

kasus itu aku ceritakan kepada Indah. Dan alhasil tawa Indah kembali pecah.

Mampus dahhhh……

--

--

Herman Pelani
carito kito

duduk manis dihamparan alam, baca buku sambil menyeruput kopi di kala senja. dan aku sedang berhalu