Hard-coded dan problematikanya

Afrian Junior
Catatan Javascript
Published in
2 min readJun 6, 2017

Hard-coded bisa disebut penulisan kode statik dimana pengunjung tidak dapat mengubah nilainya melalui tatap muka, atau suatu proses yang tidak wajar.

Sebenarnya seperti apa Hard-coded itu?

Kasus pertama:

Anggap saja sang programmer mempunyai sebuah situs dan salah satu atau banyak halaman yang tidak mempunyai sistem CRUD (Create Read Update and Delete). ini akan membuat dia mengubah tulisan pada halaman tersebut melalu source-code, ini disebut Hard-coded.

Kasus kedua:

Dalam kasus ini, ada seorang front-end developer yang ditugaskan untuk membuat halaman tatap muka, dan sayangnya saat itu dia tidak menggunakan naming class yang baik, maka yang terjadi adalah ketika terjadi revisi pada halaman A, maka dia juga harus me-revisi semua halaman secara manual.

Kasus ketiga:

Sang programmer mendapat tugas perhitungan luas lingkaran oleh dosen, lalu dia menulis kode.

function calculateCircum(radius) {

return 3.14 * (radius * radius); // hard-coded
};

Kita semua tahu π = 3.14, namun ini masuk dalam kategori Hard-coded, dimana nilai π sebenarnya adalah 3.141592653589793, dan nilai π bisa kita dapatkan dengan method Math.PI.

function calculateCircum(radius) {

return Math.PI * (radius * radius);
};

Ada keuntungan dibalik Hard-Coded

Dalam kebanyakan kasus, ketika deadline semakin dekat dan faktor lainnya, Hard-coded adalah sang malaikat penyelamat, tak dipungkiri banyak programmer yang melakukan hal ini demi menyelamatkan nama baik dia atau perusahaan tempat dia bekerja.

Namun bisa menjadi bom suatu hari

Dibalik keuntungan diatas, tentunya hal ini tidak bisa dibiarkan begitu lama, Hard-coded sebagai malaikat hanya bersifat sementara, sisanya bersifat bom yang akan meledak jika tidak segera melakukan soft-coding.

Bayangkan saja jika situs yang telah dibangun dengan segala Hard-coded itu telah dirilis dan seketika daftar bug penuh dengan komplain oleh pengunjung, siapa yang akan bertanggung jawab?

--

--