Bukit Sikendil, 30 Menit Sampai Puncak — PiknikDulu.com
Bukit sikendil temanggung — 31 Juli 2019 Saya dan Erwin berencana melakukan pendakian ke bukit sikendil atau gunung kendil temanggung, wonosobo via sibajag gunung yang hanya memiki ketinggian 900mdpl.
Bukit kendil atau bukit sikendil di Temanggung ini cocok untuk pendaki pemula.
Informasi Basecamp Sikendil :
Maps : Klik Disini
Tiket : 10.000/Orang
Parkir : 5.000/Motor
Sewa Gas : 10.000/Botol
Rizky rekan saya yang sering mendaki bersama mendengar kabar ini. Dan diapun ingin ikut dalam ekspedisi singkat saya. Karena kebetulan Rizky juga sedang libur kuliah begitupun saya yang hari rabu dan kamis jam kuliah kosong.
Saya berangkat menuju rumah Rizky untuk berkumpul sekaligus mengecek barang bawaan. Kebetulan juga rumah Erwin berdekatan dengan Rizky jadi lebih mudah beretemu.
Kami berencana bermalam di gunung kendil. Meski banyak orang yang bilang tik tokan aja karena mendaki gunung kendil cuma butuh waktu 25 menit paling udah sampai puncak.
Tapi karena memang ingin menikmati malam di gunung skendil jadi bukan sebuah masalah bagi kami, karena kami mau santai di atas puncak.
Kami mulai perjalanan sekitar jam 1 siang dari rumah Rizky, dan perjalanan yang kami tempuh untuk sampai basecamp sibajag sekitar 1 jam 30 menitan. Cukup dekat memang.
Basecamp sikendil
Sesampainya dibasecamp ternyata sepi sekali, Ah pikir saya mungkin gunung kendil belum begitu dikenal banyak orang dan lagi pula pendakian kami saat itu waktu hari kerja atau sekolah.
Kemudian kami melakukan registrasi, dan benar waktu melihat daftar buku registrasi hanya kami saja yang akan berangkat. Pagi harinya sudah ada dua orang yang tik tok.
Setelah selesai dengan semua urusan registrasi kami beristirahat sebentar. Pada pukul 4 sore kami memulai pendakian.
Gerbang masuk gunung kendil
Jalurnya cukup mudah diawal. Baru berjalan sekitar 10 menit Erwin merasa pusing dan meminta istirahat.
Ternyata dia kurang enak badan, akhirnya kami beristirahat cukup lama sekitar 10 menit. Saya tanya pada Erwin mau lanjut atau turun lagi, Erwin bilang tunggu sebentar habis ini kita lanjut.
Setelah kondisi cukup membaik kami melanjutkan perjalanan lagi. Kurang lebih berjalan 10 menit Erwin sudah basah kuyup oleh keringat dan bilang ingin muntah.
Setelah muntah kondisi Erwin cukup membaiki karena setelah muntah dia mampu berjalan hingga puncak. Oh ya jalur yang kami lewati sangat tidak rekomendasi sangat curam dan tanahnya terasa gembur, ditambah kanan kiri jurang cukup mengerikan.
Gunung kendil memiliki dua jalur yang berdekatan sebenarnya via sibajag dan via sikatok. Tapi saya rekomendasi via sikatok karena jalurnya lebih landai.
Sesampainya dipuncak kami tidak mendapatkan sunset karena kondisi saat itu berkabut. Memang daerah sini sering sekali berkabut apalagi saat malam hari kabutnya sangat pekat.
Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk berswafoto kami memutuskan untuk lansung mendirikan tenda. Tenda yang langsung menghadap ke gunung sindoro.
Kemegahan Gunung Sindoro
Setelah selesai mendirikan tenda, Erwin dan Rizky langsung masuk kedalam tenda. Sementara saya mencoba menjelajahi puncak karena kebetulan puncaknya sangat kecil jadi tidak perlu takut akan tersesat. Setelah puas, sayapun menyusul kawan saya yang sudah ada didalam tenda.
Malam hari kami berencana mencari foto milky way akan tetapi sampai malam hari kabut masih menyelimuti. Dan pada akhirnya kami putuskan untuk menghabiskan waktu dengan bermain dan memasak.
Sekitar pukul 9 malam ada pendaki lain yang ternyata juga menginap.
Setelah beres bermain dan makan malam, akhirnya kami putuskan untuk tidur lebih awal.
Sekitar pukul 2 dini hari lebih saya terbangun, tapi sial mata ini sudah di ajak kompromi dan akhirnya tidak bisa tidur lagi. Sekitar jam 4 pagi saya keluar tenda ini karena kabut sudah pergi. Saat keluar saya disuguhkan kemegahan sindoro padi pagi gelap.
Akhirnya saya sedikit berfoto saja.
Malam hari di bukit kendil
Karena cuaca sangat dingin dilua, kami langsung masuk tenda lagi, dan Erwin sekarang bisa memasakan kami bubur kacang ijo. Dan untungnya disini tidak ada celeng yang bisa mencuri kajang ijo kami lagi.
sunrise bukit / gunung kendil temanggung wonosobo
Buburnya belum jadi, Eh mentari pagi malah memanggil saya untuk keluar tenda. Moment ini tak kami sia-siakan begitu saja. Selalu, mata dan kamera mulai merekam jelasnya keindahaan ciptaan-Nya. Dan mentari mulai meninggi secara perlahan dan menghangatkan suasana.
Pagi hari ternyata banyak juga yang tik tokan.
Setelah puas menikmati sunrise, bubur kacang yang dibuat Erwin tercium wangi ini tandanya bubur sudah siap disantap. Begitu nikmat makan bubur kajang ijo sembari menikmati sunrise dan sindoro yang ada disamping gunung.
Setelah cukup lelah berlari kesana kemari untuk berswafoto dan mengabil video. Kami putuskan untuk makan dan kemudian turun untuk kembali pulang.
Perjalanan pulang kali ini tidak memalui jalur yang kami naiki melainkan melalui jalur lainya yang lebih landai. Dan benar saja jalur yang kami lalui cukup landai dan jarak ke BC sibajag pun cukup dekat. Jadi bukan masalah untuk lintas jalur disini.
Se-indah dan se-jauh apapun tempat yang kamu kunjungi, selalu rumah adalah tempat teraman dan ternyaman.
Jadi mari kembali pulang ke rumah.
Salam lestari dan sampai jumpa lagi.
Originally published at https://www.piknikdulu.com on August 29, 2020.