Kucingifikasi!

Sandy Darmowinoto
Cerita-Cerita Yuk!
Published in
3 min readApr 14, 2015

--

Sayang kucing itu artinya apa sih? Apa artinya tiap nemu kucing lalu dibawa pulang terus banyak-banyakan ‘koleksi’ kucing? Menurut saya itu bukan sayang kucing tapi sayang diri sendiri aja sih. Sebuah rasa sayang yang egois saja. Kalau benar-benar menyayangi kucing maka idealnya kita memastikan apakah kucing-kucing kita benar-benar bahagia atau tidak - bukan sekedar cukup makan saja.

Di sinilah tantangan terbesarnya.

Proses mengkucingkan cara berpikir kita agar bisa berada dalam satu gelombang yang sama dengan para kucing ini saya sebut kucingifikasi. Kesulitan dalam kucingifikasi ini bukan hanya karena kendala bahasa tapi juga karena kucing-kucing punya kepribadian yang berbeda-beda.

Dari ke-4 kucing yang baru saja ikut kami berpindah dari Jakarta ke Planet Cikarang, Ziggylah yang paling memusingkan. Ibarat teka-teki, Ziggy ini cukup rumit.

Ziggy dan Merry bukan cuma stress karena perpindahan rumah, tapi mereka juga stress karena berada di keluarga baru yang tidak dikenalnya. Merry lebih bisa beradaptasi dibanding Ziggy karena memang lebih jinak.

Dari dulu sebenarnya saya sudah mengerti kalau Ziggy lebih suka berada di luar. Duluuuu… pernah ada kejadian di mana Ziggy kecelakaan sehingga kakinya terluka, Ziggy tinggal bersama kami sampai sembuh dan disteril, setelah itu dia dengan gembira kembali keluar berkeliaran di area apartemen.

Mengapa dia jadi dibawa? Simpel. Saya egois. Saya khawatir Ziggy (dan Merry tentunya) jadi tidak terawat. Sekarang Ziggy tidak bahagia, dan saya tentunya sedih.

Dalam kacamata yang terkucingifikasi kira-kira beginilah situasinya:

  1. Ziggy kesal karena rumah yang baru masih asing, bukan wilayah kekuasannya dan sialnya harus bagi-bagi wilayah dengan Merry
  2. Ziggy kesal ngga boleh main keluar, udaranya juga agak panas di dalam tidak sejuk seperti di luar
  3. Walaupun di dalam ada kecoa tapi kurang cukup hiburan, hidup sangat membosankan
  4. Merry somehow diarenya kumat, ini jadi gangguan bau-bauan buat Ziggy
  5. Ziggy pengen kembali ke Jakarta, jadi dia menyusun rencana untuk keluar dan naik angkot, cuma dia nggak tau harus naik nomor apa dan ganti berapa kali!

Dalam kacamata manusia, saya tidak bisa mengijinkan dia kembali ke Jakarta sendirian! Bahaya! Dia bisa mati tertabrak, hilang, dimakan serigala, digigit ular! Kalau dia kembali pun, bisa jadi teritori yang sangat disayangi Ziggy di apartemen sudah diambil alih kucing garong berikutnya.

Jadi gimana dong? Harus ada strategi yang menjembatani saya dan Ziggy. Strategi yang ada di pikiran saya:

  1. Ziggy harus dibuat supaya mengenali cara pulang ke rumah baru
  2. Tiap malam Ziggy dibolehkan keluar ke teras tapi di dalam kandang sampai dia hafal rumah baru
  3. Vaksinasi
  4. Kandang yang ada memang terlalu kecil karena tadinya itu hanya untuk emergency dan untuk mentransport kucing saja, berarti harus investasi ke kandang yang lebih besar dan dengan atap karena di teras hanya ada sedikit atap.
  5. Ini berarti: uang. Uang yang seharusnya dipakai untuk kulkas baru dua pintu supaya bisa muat raw food lebih banyak harus dialihkan ke sini.

Apakah saya akan berhasil? Mungkin iya mungkin juga tidak. Sementara itu, Merry harus diobati, Dung Dung dan Zsa Zsa juga harus baik-baik saja.

--

--

Sandy Darmowinoto
Cerita-Cerita Yuk!

Sandy is a storyteller, a nerd, a coffee addict who helps cats plot world domination. In other words, a badass in the making.