Workshop Design Sprint 2.0 Bali. 2 Tim Penuh Inovasi
Workshop Design Sprint 2.0 Bali | Tim Badung & Tim Denpasar
Setiap kali bertemu dengan orang-orang yang penasaran dengan design sprint, saya selalu semangat menjelaskan manfaatnya. Dari membangun komunikasi tim yang baik, sampai menyajikan purwarupa yang bisa diujikan langsung pada pengguna, yaa sebisa mungkin saya jabarkan.
Kali ini saya akan menceritakan workshop design sprint 2.0 yang diadakan di Bali, bertempat di Rumah Sanur, coworking space dengan tempat yang unik.
Workshop di Bali cukup berbeda dengan yang saya adakan sebelumnya karena diadakan semi-outdoor, jadi selama seharian — kurang lebih 6 jam — saya agak kesusahan mengartikulasikan beberapa kalimat karena harus bersuara keras untuk didengar semua peserta.
16 orang yang hadir dalam workshop dipecah menjadi 2 tim, Tim Badung & Tim Denpasar.
Meskipun yang hadir bisa dibilang belum mengenal satu sama lain, tapi sesi awal untuk memperkenalkan diri dengan singkat dan cepat bisa memudahkan komunikasi sepanjang workshop berlangsung.
Dari Lightning Decision Jam yang dilakukan oleh kedua tim, masing-masing memutuskan untuk memecahkan masalah yang berbeda.
Tim Badung mencoba memecahkan masalah untuk membuat sistem komunikasi yang baik dan efektif dalam tim. (Pernah membayangkan gimana ribetnya alur kerja klien, account executive, developer, dan anggota tim lain? Tim Badung berusaha membuat alur komunikasi lebih efektif)
Sedangkan Tim Denpasar mencoba memecahkan masalah susahnya mencari rekan freelance dalam jangkauan area lokal. (Bayangkan susahnya mencari talenta untuk satu pekerjaan, susahnya setengah mati. Ada sih, tapi di luar daerah, dan upahnya tinggi tinggi sekali seperti puncak gunung. Hadeh.)
Saya nggak bohong tiap kali saya bilang “Design sprint itu bikin capek, tapi semua pesertanya selalu semangat.”
Terbukti dari awal hingga akhir, tiap sesi yang mengharuskan untuk menulis di post-it, bangun untuk menempelkan post-it, memilih masalah dan solusi, menggambarkan potensi solusi, membuat 8 iterasi desain berbeda, semuaaaaanya semangat dan sangat fokus pada apa yang dikerjakan.
Tim Badung selesai membuat sistem komunikasi yang lebih efektif, dan Tim Denpasar mampu membuat purwarupa yang langsung diujikan di tempat saat itu juga.
Mungkin, Bali akan jadi salah satu tempat yang selalu saya kunjungi untuk mengembangkan diri karena produk yang ada dan berkembang di Bali banyaknya nggak ketulungan. Bisnis model, desain, layanan, dan masih banyak hal lagi yang bisa saya ambil dari perjalanan atau workshop-workshop Design Sprint 2.0 saya selanjutnya.
Prasaja Mukti🍌 adalah Digital Content Strategist, UX Writer di Advance.Ai dan Head of Facilitator di Chloe & Matt, konsultan desain dan strategi produk yang berpusat di Bali, Indonesia. Ikuti Prasaja di Instagram @orepras dan akun twitter-nya.