Kopi apa yang kamu konsumsi ?
Tentang tanaman dan Jenis-jenis kopi
Dalam mengkonsumsi secangkir kopi, ada baiknya untuk mengerti kopi apa yang diminum. Biji kopi yang dijadikan bahan dasar kopi siap minum berasal dari buah kopi yang sudah matang, ditandai dengan buah yang bewarna kuning kemerahan sampai merah tua. Buah kopi dipetik dan diproses berdasarkan kriteria tertentu, kemudian dikelupas atau dikeringkan (tergantung dari tipikal jenis pemrosesannya), kemudian lapisan kulit paling dalam juga dikelupas, setelah itu kopi dikeringkan sampai kandungan air dalam biji kopi hanta tersisa sekitar 12%, baru kemudian biji kopi tersebut disangrai. Hasil sangrai biji kopi inilah yang merupakan produk siap konsumsi.
Buah kopi tediri atas tiga lapisan utama, yaitu : lapisan kulit luar (excocarp), lapisan daging (mesocarp), dan lapisan kulit tanduk (endoscarp).
Karakter dan Jenis Kopi
Sejalan dengan semakin berkembangnya industri kopi di dunia dan juga di Indonesia, di pusat-pusat perbelanjaan kita bisa dengan mudah mendapatkan bahan kopi yang siap seduh, baik dari yang masih dalam bentuk biji kopi sangrai (whole roasted beans) mapun kopi bubuk. Ada yang Robusta, Arabika, maupun yang sudah dicampur antara kopi Robusta dan Arabica tergantung dari produsen kopi untuk menyesuaikan selera peminumnya.
Tanaman kopi termasuk dalam kelompok tumbuhan dengan famili Rubiaceae, pada umumnya jenis kopi yang banyak dikonsumsi adalah Coffea arabica, Coffea robusta dan Coffea liberica. Selain tiga jenis kopi tersebut ada pula jenis kopi Excelsa. Tanaman kopi sebetulnya bisa di tanam di berbagai ketinggian, namun biasanya untuk memaksimalkan hasil panen dan kualitas kopi, tiap-tiap jenis memiliki standar ketinggian wilayah (altitude) tertentu, misalnya; Pohon kopi arabika bagus ditanam pada ketinggian 750–1500 mdpl dengan temperatur/kelembaban udara 15–18°C. Kopi liberika tumbuh didaerah 500–1500 mdpl dengan temperatur/kelembaban 17-20°C, sedangkan jenis kopi robusta bisa di tanam pada ketinggian antara 400–1000 mdpl dengan temperatur/kelembaban 18–24°C.
Jenis kopi yang umum dikonsumsi adalah kopi arabica dan robutsa. Banyak yang beranggapan bahwa kopi arabika lebih baik dan lebih unggul dari pada kopi robusta, padahal kualitas tidak hanya tergantung dari jenisnya, tetapi juga tergantung dari banyak faktor lain yang menentukan kualitasnya. Mengutip dari International Coffee Organization, perbedaan mendasar pada kopi arabica dan robusta, adalah sebagai berikut;
Cara paling mudah untuk membedakan apakah kopi yang diminum termasuk kategori robusta atau arabika, dapat dideteksi melalui karakter rasa hasil seduhan. Kopi arabika jika diminum akan terasa lebih asam jika dibandingkan dengan kopi robusta, dimana kopi robusta memiliki rasa pahit yang lebih menonjol. Walaupun intensitas rasa asam (acid) maupun pahit (bitter) dari kopi bisa berubah-ubah dan bervariasi tergantung dari faktor-faktor lain, misalnya; proses paska panen, jenis profile roasting, maupun style penyeduhan. Namun karakter rasa bawaan berdasar dari jenis kopi tidak akan hilang sepenuhnya.
Kandungan kafein dalam kopi robusta lebih tinggi dari pada kopi arabica. Untuk peminum kopi yang tubuhnya tidak toleran terhadap kafein dosis tinggi, bisa mengkonsumsi kopi arabika saja. Untuk para penyuka minuman kopi pahit, tentu saja kopi robusta-lah yang lebih cocok untuk dikonsumsi.
Selain dari rasa, jenis kopi juga bisa dilihat dari bentuk biji kopi baik sebelum maupun setelah di-roasting.
Minum kopi bukan lagi tentang pemenuhan kebutuhan badan, tetapi di masa sekarang ini meminum kopi sudah menjadi sebuah gaya hidup. Oleh karena itu para peminum perlu selektif dalam menentukan jenis kopi, menyesuaikan dengan kondisi kesehatan, dan yang lebih penting adalah selera peminumnya. Bahkan untuk para coffee lovers bahkan bisa sampai memilih sajian kopi dengan request cara penyeduhan. Tidak ada yang salah dan benar tentang sajian kopi, kopi dan semua minuman berbahan dasar kopi yang terbaik adalah jika para peminum dapat menikmati dan merasa nyaman dengan meminum kopi favoritnya.