Seri Cendekia #01: Jürgen Habermas

Cerita Publik
cerita-publik
Published in
4 min readSep 15, 2017

Habermas adalah seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman. Beliau merupakan cendekia dari Mazhab Frankfurt. Habermas lahir tahun 1929 di Jerman dan sampai penulisan artikel ini sudah berusia 87 tahun. Habermas memiliki karya — karya besar seperti [2]:

  • 1962 Trasformasi Struktural di Ruang Publik
  • 1981 Teori Tidakan Komunikatif
  • 1985 Diskusi Filosofis dari Moderenitas
  • 2005 Antara Naturalisme dan Agama

Namun pada seri cendekia kali ini kita akan secara khusus membahas mengenai ruang publik menurut Habermas. Diskusi mengenai ruang publik dikeluarkan dalam karya di awal karir Habermas yang berjudul The Structural Transformation of the Public Sphere. Karya ini diterbitkan pada tahun 1962.

Public Sphere atau Ruang Publik merupakan bagian penting dari demokrasi. Sebuah ruang sosial dimana masyarakat bisa berdebat mengenai ketertarikan publik tanpa gangguan dari pemerintah [1]. Ruang publik merupakan hubungan antara kehidupan publik dengan masyarakat sipil yang muncul sebagai ruang sosial yang netral dimana masyarakat bisa berdebat mengenai isu penting kehidupan sosial. Ruang publik umumnya dipercaya sebagai ruang untuk berdiskusi secara bebas dan demokratis untuk memunculkan sikap dan opini publik.

Opini publik dianggap bisa mempengaruhi kebijakan publik dimana opini publik bisa menentang atau mendukung kegiatan pemerintah [1]

Media sendiri dianggap sebagai sarana untuk bertukar infromasi dan ide, sarana memutuskan isu yang dianggap penting bagi publik, sarana pembentukan keinginan publik, dan sarana penghubungan keinginan publik ke pemerintah [1].

Sejarah ruang publik menurut Habermas, ruang publik muncul di akhir abad 18 di Eropa saat struktur sosial masyarakat sudah berkembang, institusi feodal menghilang, dan kekuatan gereja berkurang, sehingga memberikan cara untuk membentuk kekuatan publik [1]. Sebelum itu struktur masyarakat masih feodal sehingga belum ada perbedaan antara publik dan privat, serta masyarakat dan negara.

Pada saat itu, kemunculan ruang publik hanya bisa dinikmati oleh kaum borju pendapatan menengah yang memiliki waktu, uang, dan pendidikan untuk terlibat dalam debat politik dan sosial. Periode ini dihubungkan dengan munculnya warung kopi di London, perkumpulan atau salons di Paris, masyarakat terpelajar, dan asosiasi relawan dimana debat — debat dilakukan [2]. Bahkan menurut Habermas, revolusi Prancis juga didukung oleh adanya ruang publik ini [2].

Pada zaman itu, media — media seperti pamflet merupakan elemen penting dari ruang publik. Sehingga melalui ini komunikasi melalui debat publik bisa disalurkan.

Habermas juga mendefinisikan ruang publik yang sukses. Menurut Habermas, ruang publik yang ideal adalah ruang yang:

  • Terbuka untuk semuanya tanpa memerhatikan posisi kelas sosialnya. Menurut habermas bukan kelas sosial yang menghubungkan ruang publik bersama, melainkan keinginan bersama untuk mendiskusikan isu-isu yang sesuai dengan ketertarikan publik.
  • Ruang publik yang sukses bergantung pada debat rasional dan kritis yang baik dimana setiap orang menjadi peserta debat yang memiliki kesempatan yang sama untuk saling mempengaruhi melalui kekuatan argumen mereka.

Kesuksesan ruang publik tersebut bisa diukur dari tingkat akses, tingkat otoritas, ketidakadaan hirarki, dan kulitas dari partisipasi dan peraturan hukum.

Refeodalisme

Menurut habermas di abad 18 banyak keterbatasan untuk mengakses ruang publik akibat kondisi sosial dan material pada saat itu. Sedangkan pada abad ke 20 batasan — batasan perlahan berkurang seperti permasalahan gender, kelas sosial, atau etnis. Namun di zaman sekarang, batasan tersebut digantikan dengan permasalahan lain. Batasan ini diartikan oleh habermas sebagai:

‘refeodalisasi’

Refeodalisasi menurut Habermas berhubungan dengan pertumbuhan dari industri kultur dan evolusi dari kepentingan privat skala besar. Menurut Habermas, esensi dari ruang publik bahkan menjadi menurun karena ruang publik tidak lagi tersusun atas individu — individu, namun organisasi — organisasi yang secara institusional menggunakan pengaruhnya dalam debat dan ruang publik. Hal ini menghasilkan campuran antara ruang publik dan privat dan melemahnya ikatan antara anggota di publik. Dalam skenario ini, ilusi bahwa ruang publik yang sehat dipertahankan namun hanya untuk memberikan legitimasi semu bagi pemimpin publik, bukan karena keputusannya sesuai dengan publik.

Peran media di ruang publik telah berubah secara dramatis, dan menurut Habermas masalahnya yang ditimbulkan berdampak besar pada penurunan fungsi ruang publik. Media dinilai sebagai salah satu organisasi yang memiliki dampak signifikan pada dikusi-diskusi di publik. Namun, media saat ini telah kehilangan esensinya sebagai ruang publik. Banyak media masa yang beroperasi untuk membentuk opini publik demi kepentingan politik dan komersil. Menurut Habermas, keinginan untuk mendapatkan keuntungan telah menghasilkan komodifikasi berita yang merubah diskusi publik menjadi sebuah produk yang dijual ke masyarakat.

Jadi menurut kalian, apakah sektor publik sudah bebas dari refeodalisasi? Bebas dari komodifikasi berita? Dan, apakah opini publik kita tidak ditunggangi oleh organisasi tertentu?

Referensi:

  1. https://www.youtube.com/watch?v=1PzTyNe4tP4
  2. The Philosophy Book

--

--

Cerita Publik
cerita-publik

An accessible and easy-to-digest digital content about public sector.