Merpati dan Nuri

Alina Tisha
ceritaanak
Published in
4 min readSep 11, 2021

Di sebuah hutan, ada burung merpati yang sangat cantik. Burung merpati sangat di perhatikan dengan binatang-bintang yang lain. Bahkan, jika burung merpati di rumah, sering sekali di kunjungi dengan binatang-binatang lainnya. Semua binatang sangat sayang sama burung merpati, karena, burung merpati itu binatangnya sangat lembut hatinya. Ia rela menolong jika ada yang kesulitan. Tetapi, di hutan ini ada burung nuri. Si burung nuri ini benci dengan burung merpati.

“Iih, kok burung merpati terus yang di perhatikan?” fikir burung nuri kepada diri sendiri. Burung nuri selalu ingin menyakiti burung merpati. Tetapi, burung nuri selalu gagal. Karena, teman-temannya burung merpati selalu ingin menjaga burung merpati.

Suatu saat, burung nuri di undang merpati. Burung merpati mengundang burung nuri untuk makan bersama minggu depan. Burung nuri merasa bahwa itu kesempatan dia untuk menyakiti burung merpati. Tetapi, ia belum mengetahui mau melakukan apa, burung nuri selalu berfikir. Sudah mendekati harinya. Tetapi, burung nuri masih belum mengetahui mau melakukan apa.

“Aku lakukan apa ya?” fikir burung nuri. Burung nuri merasa bahwa ia bisa saja menikmati, tetapi, burung nuri merasa gelisah jika ia tidak melakukan apapun. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

“Permisi, halo, ada yang disana?” kata sebuah binatang, tetapi belum jelas siapa. Burung nuri lalu membuka pintu, ternyata, itu katak.

“Halo katak, kamu sedang apa dirumahku? Apakah ada yang bisa dibantu?” burung nuri mengatakan. Katak mengatakan bahwa burung merpati telah mengubah jadwal makan Bersama menjadi sepuluh hari lagi. Lalu katak pergi kerumahnya. Telah lewatlah lima hari, burung nuri sudah hampir berputus asa. Karena burung nuri sudah hampir putus asa, ia memanggil si kancil. Kancil sangat pandai mendapat ide. Lalu, datanglah si kancil kerumah nuri.

Kancil memberi ide ke burung nuri untuk membunuhnya, dan burung nuri berfikir itu ide yang bagus. Burung nuri lalu segera bersiap-siap untuk membunuh. Sebenarnya, ia tidak merasa itu perbuatan baik untuk dilakukan untuk sesama binatang, tetapi karena nuri benci sekali sama burung merpati, ia tetap ingin melakukannya. Sudah sangat mendekati harinya. Di suatu hari, si burung nuri berjalan-jalan di hutan. Lalu ia melihat ada merpati.

“Halo! Sedang apa kamu di sini?” tanya merpati kepada nuri dengan sopan. Burung nuri tidak menjawab, ia hanya melewati saja sambil berfikir di dalam hati.

“Merpati ternyata baik ya?” fikir nuri dalam-dalam ketika sudah sedikit menjauh dari merpati.

Telah lewatlah hari, dan kesokan harinya akan makan bersama. Meski nuri sudah mengetahui mau melakukan apa, ia tetap belum tau mau di saat kapan. Ia tidak bisa memanggil si kancil lagi saat ini. karena kancil sedang berjalan-jalan di letak hutan yang sangat jauh. Maka, jika burung nuri memanggil kancil, ia akan datang esok hari, tepat di waktu makan bersamanya dilakukan. Bingunglah si nuri lagi, ia sekarang sudah putus asa.

Lalu, singa, raja hutan, datang. “Halo, apa kabar?” tanya singa kepada nuri. Burung nuri hanya diam dan terlihat kesal. Singa menanyakan lagi kepada nuri jika ia perlu bantuan. Tentu saja, si nuri menjawab.

“Aku benci kepada merpati, tetapi, aku tidak tau mau melakukan apa.” jawab burung nuri. Si singa hanya diam, ia bingung dengan apa yang dikatakan sama nuri. Setelah sepuluh menit, singa berpamitan dengan nuri, ia katakana bahwa ia harus mengerjakan yang lain.

Tetaplah gelisah hati nuri, ia merasa bahwa ia sangat benci dengan merpati, tetapi ia juga berfikir bahwa tidak baik bersikap jahat kepada sesama.

“Aku sudah berputus asa. Aku tidak mempunyai ide mau melakukan apa.” Nuri berkata kesal kepada diri sendirinya. Ia lalu mendatangi ular yang bijak. Burung nuri meminta nasihat dari ular.

“Kau nikmatilah saja makan bersamanya. Nanti, kamu berteman dengan merpati.” Nasihat ular. Tetapi nuri belum yakin bahwa yang dikatakan ular benar. Burung nuri berterimakasih dan pulang kerumahnya.

Lalu, ia mendatangi rumah gajah untuk meminta nasihat. Gajah terlihat sangat bingung, tetapi ia tetap menjawab permintaan si burung nuri itu. “Tidak usah di sakiti burung merpati. Kau hanya perlu menjadi teman yang lebih baik. Nanti jika sudah menjadi teman yang baik, kalian bisa saling membantu juga.” kata gajah baik itu dengan nada lembut. Tetaplah belum puas burung nuri, maka ia berpamit dan pergi ke tempat berbeda. Ia berfikir untuk pergi ketepat saudaranya, burung kakatua.

Datanglah ia ke saudaranya, burung kakatua. Nuri meminta nasihat dari burung kakatua. Burung kakatua lalu mengatakan, “jika kamu benci dengan merpati, kamu lebih baik menjadi teman saja, nanti kalian akan melihat kalian sama.” jawab burung saudaranya burung nuri, burung kakatua. Burung nuri sekarang hampir hafal, jika ia menayakan pertanyaan tersebut, jawabannya pasti ada jawaban bertemannya, ia merasa tidak perlu menanyakan kepada siapa pun lagi, tetapi masih ada keinginan di hati nuri untuk meminta nasihat lebih banyak ke bintang-bintang lain-lainnya.

Karena sudah sore, sudah waktunya pulang. Nuri merasa sudah cukup nasihat-nasihatnya. Lalu ia pulanglah dan berfikir lagi. Di waktu malam, burung nuri merasa lelah dan tertidur. Ia bermimpi nuri dan merpati menjadi teman baik, dan mereka tidak sama jauh. Kemanapun burung merpati pergi, burung nuri selalu diajak. Burung nuri selalu mendapat undangan-undangan yang didapat oleh burung merpati. Lalu burung nuri bangun. “Mengapa mimpiku tadi terasa asli, ya?” tanya si nuri kepadanya. Nuri berburu-buru berangkat ke rumah merpati untuk makan bersama.

Nuri bergegas mengetuk pintu rumah burung merpati, lalu dibukalah dengan merpati. “Selamat datang! Silakan masuk.” kata merpati. Nuri masuk kedalam rumah si burung merpati. Burung nuri menikmati makan bersama, ia lupa semua tentang menyakiti burung merpati. Telah selsai makan bersama, lalu, nuri ingat nasihat dari binatang-binatang lainnya. Burung nuri lalu meminta untuk berteman dengan merpati. Dengan senang hati, merpati setuju. Mereka mulai akrab dan saling membantu.

Hari-hari berlalu, burung nuri sangat bahagia ia bisa berteman dengan merpati. Karena itu, burung nuri tidak pernah ingin mencelakai siapapun lagi, bahkan, ia sekarang ingin berteman dengan binatang-binatang lainnya yang ia temui. Nuri dan merpati akhirnya menjadi teman yang baik, dan ternyata, nasihat-nasihat bintang lainnya benar. Nuri juga sekarang mempunyai sangat banyak teman.

--

--