7 Dosa Besar Anak Magang

Ravi Mahfunda
Chevalier Lab
Published in
6 min readMay 21, 2019

Sebuah catatan dosa anak magang yang jangan ditiru.

Snake bite story by Animalogic

Sebagai anak kuliah di bidang IT tentu ada waktunya disaat kita harus menjajal dunia kerja dalam sebuah agenda bernama magang, bisa saja di beberapa kampus beda nama seperti Kerja Praktek, Prakerin, dll — but you guys got the point. Agenda magang ini berbentuk dimana kita sebagai mahasiswa mengikuti dunia kerja secara langsung selama kurang lebih 3 bulan (berbeda-beda tiap kampus), bekerja sesuai bidang kita dan diperlakukan sebagai karyawan pada umumnya. Dalam hal ini berarti kita juga diberikan tanggung jawab, dan disanalah terdapat dosa-dosa yang dilakukan anak magang.

Disclaimer: Artikel ini ditulis berdasarkan sudut pandang pribadi penulis dan dalam konteks di dunia IT, untuk bidang lain juga tidak terlalu jauh. So — there is no Silver Bullet.

1. Hanya mengandalkan materi perkuliahan

Kesalahan terbesar pertama anak magang ialah hanya mengandalkan materi perkuliahan. Apa yang diajarkan dalam perkuliahan hanyalah dasar dari segelintir yang terapkan di dunia kerja. Kurikulum diperbaharui setiap 5 tahun sekali, sedangkan dunia kerja terus berkembang tiap 6 bulan bahkan 3 bulan. Hal itu lah yang menghasilkan gap yang besar antara skill yang dimiliki lulusan kampus dan kebutuhan industri.

Maka dari itu kita harus bersiap-siap dari jauh-jauh hari. Belajar dan eksplorasi di luar perkuliahan bukan ide yang buruk. Mengikuti trend dan mencoba-coba teknologi terbaru, apalagi untuk kita yang berkecimpung di dunia IT begitu banyak yang harus dipelajari. Kalau tidak sekarang kapan?

Dan dunia kerja kita diharapkan untuk mudah beradaptasi, label “Mampu bekerja dalam tekanan” bukan hanya embel-embel semata. Kita dituntut untuk mengetahui kapabilitas kita masing-masing, mampu mengestimasi waktu kerja merupakan hal yang sangat bagus karena akan sangan membantu tim dalam saling berkoordinasi.

Jadi, persiapkan dirimu dengan matang agar tidak kewalahan

2. Malu saat tidak mampu

Yap, malu saat tidak mampu. Segan, takut dianggap cupu, dan lain sebagainya. Hal ini sangat berbahaya, kerena saat kita berkata mampu maka kita akan dibeban kan tanggung jawab itu. Kebanyakan anak magang berdiam diri dan “iya-iya” saja lalu chaos di belakang. Selain tidak sehat untuk diri sendiri, hal ini juga sangat tidak baik untuk perusahaan karena bisa mengganggu timeline proyek dan prioritas kerja.

Honesty, kita diminta untuk jujur akan apa yang kita rasakan agar bisa disesuaikan dengan porsi dan tanggung jawab. Pada saat kita berkata tidak mampu bukan berarti kita akan membebani tim, justru kita memberitahu hal itu agar beban nya bisa dibagi demi kepentingan bersama. Jika dipendam sendiri, diri sendiri akan tertekan dan pekerjaan tidak maksimal — begitu.

Kalau tidak bisa bilang, jangan iya-iya aja. Kalau tidak tahu tanya, biar bisa diajarin

3. Malas keluar zona nyaman, mungkin takut

Bird Nest bt Videezy

Selanjutnya, beberapa anak magang enggan untuk keluar dari zona nyaman. Dalam artian, saat dia diberikan tugas yang harus dikerjakan dengan caranya yang berbeda atau melakukan sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya mereka menolak.

Contoh konkretnya, saat kamu di dunia IT dan magang sebagai Web Developer. Kamu biasa mengembangkan web secara native menggunakan html-css sedangkan di kantor kamu magang menggunakan React. Jangan menolak untuk mencoba React. Ini adalah kesempatan untuk kamu bereksplorasi.

Untuk yang tidak mengerti html-css native dan React, simplenya mereka merupakan alat untuk mengembangkan Web yang cukup berbeda jauh.

Be open-minded, jangan takut untuk mencoba dan bereksplorasi. Dunia kerja sangat luas dan menarik untuk di jelajahi.

4. Tidak mampu berkomunikasi dan berkolaborasi

Di dunia IT, pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah atau remote istilahnya tentu menjadi idaman. Tapi saya secara pribadi tidak menyarankan untuk melakukan magang secara remote. Kenapa? karena tujuan utama magang adalah untuk mengenalkan kita pada dunia kerja. Bagaimana cara kita bekerja sama sebagai sebuah organisasi dalam meraih suatu tujuan. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, mengenai tanggungjawab dan komitmen.

Pada saat kamu melakukan magang secara remote, kamu tidak akan mendapatkan hal ini. Kesan yang diberikan tidak jauh dengan mengerjakan tugas kuliah yang mungkin tugas nya lebih susah dan deadlinenya lebih pendek.

Buat kalian yang selama berkuliah aktif berorganisasi, mungkin ini adalah poin plus untuk kalian (kalau berorganisasinya benar). Namun, kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi merupakan hal yang sangat dicari oleh perusahaan. Coba pelajari bagaimana cara mendelegasi kan tugas dan membuat tim bisa bekerja secara nyaman dan efektif.

Buat kalian yang selama ini mengerjakan tugas kuliah solo-player, kurang-kurangin gk sehat buat liver :D

5. Pasif

Life in the slow lane by Guiness World Record

Pada saat kalian memasuki dunia kerja mungkin kita akan sedikit overwhelmed dengan dunia kerja. Begitu banyak kosa kata yang tidak kita ketahui. Begitu banyak hal yang tidak kita ketahui. Tapi hal ini jangan justru membuat kalian terdiam. Ini kesempatan untuk menggali ilmu yang sangat banyak hanya dalam waktu 3 bulan. Tanyakan tentang semua hal yang kalian tidak tau. Be curious. Jangan takut untuk bersuaram, berikan pendapat mu. Perusahaan akan mengingat mu saat kamu ikut diskusi dengan mereka. Culture perusahaan yang baik akan memandang semua orang sama rata, kalian anak cupu pun berhak bersuara.

Contoh sederhana, saat perusahaan menggunakan suatu teknologi yang ketinggalan jaman jangan ragu untuk mengusulkan penggunaan teknologi yang terkini, tanya akan alasannya dan jelaskan perbandingannya. Dengan begitu kamu juga bisa memberi manfaat ke perusahaan.

Atau contoh lain, saat kalian bekerja dalam sebuah project dan pengaturan timeline nya kacau, klien banyak mau dan lain sebagainya. Jangan ragu untuk memberikan saran dan masukan, bahkan kritik mungkin.

Jangan hanya mengikut arus. Berikan kesan yang kuat kepada perusahaan, tegaskan jika kalian dan perusahaan memiliki visi yang sama.

6. Kurang beretika

Work ethic dan manner, hal ini banyak dilupakan atau bahkan tidak dimiliki oleh anak magang. Se-simple fast respon saat dihubungi rekan kerja. Beretika secara kepada atasan baik perilaku dan lisan. Cerminkan jika kalian sudah dewasa dan mampu mengemban tanggung jawab itu.

Perhatikan bagaimana budaya di kantor/perusahaan tersebut, bagaimana yang diterima dan bagaimana yang tidak. Penting untuk kalian menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Dimana langit dijunjung, disitu bumi dipijak

7. Menganggap magang hanya coba-coba

Full moon by Time Magazine

Magang merupakan kesempatan yang tidak datang dua kali, bahkan tidak ada kesempatan yang datang dua kali. Di kampus saya pun yang memiliki agenda magang dua kali. saya tidak pernah mengganggap enteng keduanya. Magang merupakan kesempatan singkat yang sangat berharga.

Kamu dapat mengicipi dunia kerja jauh sebelum kamu harus bertahan hidup di dalamnya. Dunia kerja itu kejam, dan magang adalah salah satu cara untuk kita mempersiapkan diri kita. Mengukur seberapa cupu kita dibandingkan dunia kerja sebelum kembali lagi dengan persiapan matang. Menguji ombak.

Jangan anggap magang sekedar mata kuliah yang harus lulus, kamu akan rugi akan hal itu saat melihat teman teman mu sudah terbang namun kalian masih berjalan. Persiapkan yang terbaik, tidak ada kesempatan kedua.

Shoot for the moon, even if you miss— you’ll fall among the stars

Kesimpulan

Coba hindari untuk melakukan dosa-dosa diatas. Jika kamu melakukannya dengan baik, maka niscaya perusahaan akan jatuh cinta pada mu dan melamar mu sebelum dirimu lulus.

I approved

Pesan spesial buat adek-adek ku yang lagi dan akan magang, semangat dan berikan yang terbaik. GLHF :D

--

--

Ravi Mahfunda
Chevalier Lab

M.24 • Product Designer • No-code Builder • Community Organizer